CARA MENCEGAH BAHAYA MYTHOMANIA, PENYAKIT MENTAL YANG BERSUMBER DARI KEBOHONGAN !

bahaya mythomania


[ewafebri.com] CARA MENCEGAH MYTHOMANIA, PENYAKIT MENTAL YANG BERSUMBER DARI KEBOHONGAN ! Seberapa banyak kamu berbohong setiap hari ? Apakah kamu merasa bersalah setelah berbohong ? Atau justru kamu malah bingung mana yang bohong, mana yang tidak ? Jika kamu adalah tipikal orang yang ketiga, mungkin ada baiknya lebih care pada diri sendiri. Bisa jadi kamu mengidap penyakit mental yang satu ini.

CARA MENCEGAH BAHAYA MYTHOMANIA, PENYAKIT MENTAL YANG BERSUMBER DARI KEBOHONGAN !




Mythomania adalah penyakit mental (mental illness) yang bersumber dari kebohongan - kebohongan kecil. Awalnya kebohongan ini bukan bertujuan untuk menipu orang lain, tapi lebih kepada ingin menutupi kekurangannya. 

Di awali dengan membentuk image dirinya yang jauh dari kenyataan, hingga menjadi candu dalam setiap gerak-geriknya. 

Bahkan kadang seorang mythomaniac berbohong tidak memiliki tujuan apapun, kecuali dia ingin diakui bahwa dia merasa lebih dibandingkan orang yang sedang berinteraksi dengannya. 

Tak heran, demi gagah-gagahan mereka seringkali meyakini cerita orang lain menjadi cerita hidupnya. Biar hidupnya terkesan * waaaaah..! * di depan banyak orang.

Sekali dua kali, cerita khayalannya memang menghibur. Bahkan acapkali bikin berdecak kagum. Namun, setelah mendengar berkali-kali, kita akan menyadari bahwa dia adalah seorang pembual. 😁😁😁..

Sayangnya, mereka biasanya tak sadar bahwa orang sedang diajak berbicara merekam semua informasi yang pernah dia sampaikan. Kadang mereka menganggap seolah kita tak tahu apa-apa.

7 CARA MENCEGAH MYTHOMANIA

mythomania adalah


Menghadapi penderita mythomania itu bukan hal yang gampang. Lebih tepatnya bikin kita lelah secara mental. Dia yang suka berbohong, kita yang puyeng. Seringkali mereka gak menyadari bahwa perilakunya itu bikin orang sekitarnya lelaaaah secara mental. 

Seorang Mythomania memiliki hobbi mengumpulkan alibi. Banyak banget alesannya, bisa ratusan lapis. Kadang saya juga bingung, di saat yang kita butuhkan hanya jawaban singkat, dia bisa memberikan penjelasan sepanjang postingan ini 😱.

Bahkan untuk hal yang seharusnya tak perlu berbohong, mereka bisa menciptakan kebohongan baru. Bagi para penderita, mungkin kebohongan ini semacam intermezo, tapi bagi yang sering mendengarkan, kebohongan ini seperti racun. Toxic ! 

Jadi, berhati-hatilah bagi yang sering bohong kecil-kecilan. Lama-lama rasa rasional kalian akan menyusut dan menjadikan kebohongan sebagai alat mencapai kebahagian semu. 

Hidup penuh kebohongan itu gak enak ! Karena kenyataan yang tiba-tiba muncul akan membuat kita lebih menderita. Dan kita bisa terbelenggu di dalamnya. 

Bagaimana mencegah Mythomania yang terjadi pada diri kita ?


Gangguan Mythomania ini bisa saja terjadi pada siapapun. Anak kecil, orang dewasa bahkan orang tua. Bisa saja terjadi pada seseorang yang awalnya jujur namun karena terlalu sering berbohong tanpa sadar mengidap gangguan ini.

Lantas, bagaimana cara mencegah supaya kita gak keterusan dan mengidap gangguan ini dalam level parah ?

Berikut ini adalah pengalaman yang pernah saya lakukan supaya saya bisa terlepas dari hobbi berbohong hanya untuk mendapatkan kebahagian semu.


Baca Juga : 




1. CARI PENYEBABNYA


Mengakui pada diri sendiri dulu bahwa kita memang sering berbohong. Dan kenapa kita melakukannya ? Untuk sebuah pengakuan, lari dari kesedihan, lari dari kejahatan atau demi menyelamatkan seseorang.

Jika kita mengetahui alasan kita berbohong tersebut, akan lebih mudah untuk memperbaiki attitude kita di kemudian hari.

2. JUJUR PADA DIRI SENDIRI DULU ! JANGAN DENIAL !


Menjadi jujur bagi sebagian orang mungkin sangat sulit. Terutama menyangkut masalah kegagalan. Seperti kasus saya saat sekolah dulu. Seringkali saya merasa malu mengakui bahwa saya berhenti kuliah di tengah jalan, alias tidak melanjutkan hingga selesai.

Ada rasa minder jika saya harus mengungkap bahwa saya tidak menyelesaikan sekolah tersebut. Sehingga ketika ditanya oleh orang lain, saya sering berbohong untuk menutupi atau menghindari topik tersebut.

Hingga suatu hari, saya merasa ketakutan jika kebenaran saya tentang tidak selesai sekolah diketahui oleh orang lain. Saya mulai parno, dan mencari banyak alasan untuk mengarang cerita. Sampai kemudian saya merasa lelah.

Tahun lalu, pada Blog Challenge yang diadakan oleh Blogger Perempuan membuat saya untuk pertama kalinya mengakui kegagalan tersebut melalui tulisan di Blog. Saat menulisnya saya sempat cemas dan kuatir terhadap respon apa yang akan saya terima setelahnya.

Namun, saya menguatkan diri untuk dengan gentle mengakuinya. Bukan untuk pemer ke orang lain, bukan ! tapi lebih untuk melepas sebagian beban dalam diri yang saya tutupi. Setelah tulisa itu

3. CARI SOLUSINYA


Jika sudah mengetahui penyebab utama kenapa kita sering berbohong, saatnya kita cari solusinya. Misalnya saja kita membuat suatu permasalahan di kantor atau lingkungan sekitar.

Daripada sibuk mencari alasan atau kambing hitam tentang apa yang sedang kita alami. Lebih baik mencari solusi dari permasalahan yang sedang kita hadapi.

Jangan sampai mengarang kebohongan kita jadikan solusi wajib ketika sedang menghadapi masalah, karena lambat laun kita akan terbiasa dan membentuk kita menjadi seorang Mythomania, tanpa kita sadari. 

4. TERIMA KONSEKUENSINYA






Wah, kalo yang ini memang butuh jiwa besar dan legowo. Terutama saat kita mengetahui bahwa kitalah sumber permasalahan tersebut.

Ketimbang terus menerus lari dari kenyataan hidup, akan lebih baik jika kita menghadapi konsekuensinya. Dengan begitu kita tak perlu susah payah mengarang cerita untuk menutupi kebohongan.

5. BERADAPTASI DENGAN KEADAAN


Tak selamanya keadaan itu selalu baik terus maupun buruk terus. Pasti ada moment di mana kita terasa buruk dan di mana kita dalam keadaan terbaik. Dari setiap moment tersebut kita bisa mulai belajar mengadaptasi keadaan yang sedang terjadi.

Jangan terus-terusan memperbaiki keadaan buruk dengan cara berbohong atau melebih-lebihkan. Jika kita melakukannya secara terus menerus, tentu hal ini bisa berubah menjadi kebiasaan (habit).

Dan pada akhirnya menjadi senjata kita untuk terlihat bahagia. Lebih ngerinya lagi, mungkin kita juga bisa terjebak di dalamnya, bahkan bingung membedakan mana yang benar, mana bualan kita.

6. BELAJAR DARI PENGALAMAN ORANG LAIN


Menjadi pendengar daripada pembohong lebih banyak faedahnya loh. Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain tentang bagaimana menghadapi masalah serupa.

Syukur-syukur kita sering mendengar cerita dari sumber yang berbeda. Tentu wawasan dan pengetahuan kita jadi lebih banyak, yekan ?

7. EMBRACE YOURSELF


Kegagalan maupun kesalahn bukan menjadi akhir hidup kita, Setidaknya dengan 2 kejadian tersebut, kita memiliki banyak waktu untuk belajar lagi, So.. ketika kita mengalami hal ini, jangan sampai membuat kita putus asa.

Akui saja kesalahan maupun kegagalan ini. Selanjutnya kita bisa memulai lagi dengan cara dan metode berbeda. Jika diperlukan, kita bisa meminta tolong pada orang lain untuk membantu.

Berhentilah menutupi kesalahan maupun kegagalan dengan cerita bohong. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru kita bisa terjebak dalam lingkaran masalah tersebut terus menerus.

KESIMPULAN


Suatu hal yang tadinya kita anggap kecil dan sepele, apabila dilakukan secara berulang-ulang akan mengakibatkan hal yang fatal. Ini juga berlaku pada tindakan berbohong.

Semakin sering kita berbohong, semakin kebohongan tersebut menjadi sebuah habit (kebiasaan) yang tanpa kita sadari lama-lama menyebabkan Mythomania.

Sebelum terlambat, alangkah baiknya jika kita mencegah maupun mengantisipasinya terlebih dahulu. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari penyakit ini.




KEEP HEALTHY !