[ewafebri.com] | 15 Metode Notetaking Efektif Untuk Pelajar dan Umum.
Notetaking adalah cara kita menyimpan informasi, tidak hanya pada media buku atau digital saja, tetapi juga dalam pikiran kita. Aktivitas ini bukan sekadar kegiatan menulis. Ia adalah cara untuk menangkap momen-momen penting, memahami hal-hal yang rumit, dan memperdalam hubungan kita dengan dunia sekitar.
Saat kita berbicara tentang mencatat, banyak orang langsung membayangkan tumpukan buku pelajaran, tetapi sesungguhnya, catatan adalah jembatan antara pikiran, perasaan, dan realitas.
15 METODE NOTETAKING UNTUK PELAJAR DAN UMUM
Dari sudut pandang psikologi, mencatat membantu kita memperkuat ingatan, mengurangi stres, dan menciptakan rasa kontrol. Dalam produktivitas, metode notetaking yang tepat membuat kita bekerja lebih efisien. Bahkan, dari sisi filsafat dan spiritual, mencatat bisa menjadi sarana refleksi dan pemaknaan hidup.
Hidup adalah catatan terbesar yang kita tulis setiap hari.
Kalian pernah mendengar salah satu quote dari Imam Syafii yang mengatakan bahwa "Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya, maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat."? Maka, bagi kalian penuntut ilmu, menulislah agar ilmu itu tetap terjaga dengan baik, serta amalkan agar tidak hilang. 😁
Nah, berikut adalah 15 metode notetaking yang tidak hanya efektif, tapi juga bisa membawa Anda ke level pemahaman yang lebih dalam.
1. Cornell Method: Struktur yang Rapi untuk Pemahaman Mendalam
Metode Cornell System sangat ideal untuk mencatat di kelas atau saat membaca buku berat. Membagi halaman menjadi tiga bagian (catatan utama, kolom kata kunci, dan ringkasan) tidak hanya membuat catatan terorganisasi tetapi juga melatih otak kita untuk berpikir sistematis.
Notetaking dapat membantu mengurangi “overwhelm” karena informasi dipecah menjadi potongan kecil. Setelah mencatat, coba ajukan pertanyaan pada diri sendiri untuk menantang pemahaman kita.
2. Outline Method: Hierarki Informasi yang Elegan
Seperti pohon dengan cabang dan daun, metode ini membantu kita memahami informasi dari inti hingga detail terkecil. Efektif untuk pelajaran berbasis teori atau dokumen panjang. Gunakan penomoran atau bullet points agar lebih jelas.
3. Mind Mapping: Berpikir Lateral dengan Gaya Visual
Pernah merasa pikiranmu terlalu berantakan? Dengan mind map, kita bisa “melihat” pola hubungan antar konsep.
Mindmap mengajarkan bahwa segala sesuatu bisa saling berhubungan. Untuk hasil yang efektif dan efisien gunakan warna, gambar, dan ikon untuk mempermudah visualisasi.
4. Sketchnoting: Seni Mencatat dengan Sentuhan Kreatif
Metode ini menggabungkan gambar dan kata untuk menangkap ide dengan cara yang menyenangkan. Cocok untuk pembelajar visual.
Sketchnoting membantumu hadir sepenuhnya dalam proses belajar. Jangan khawatir jika gambarmu tidak sempurna—fokus pada makna, bukan estetika.
5. Charting Method: Data yang Tertata untuk Mata Pelajaran Berbasis Fakta
Buat kamu yang suka dengan mata pelajaran seperti sejarah atau statistik bisa menggunakan metode ini karena menjadi lebih mudah dipahami dengan tabel sederhana.
Salah satu kelebihannya adalah meminimalkan kebingungan saat membandingkan data. Buat kolom yang jelas untuk kategori seperti definisi, contoh, dan kesimpulan.
6. Sentence Method: Kalimat Pendek yang Fokus pada Inti
Metode ini cocok untuk sesi kelas yang berlangsung cepat. Kamu cukup menulis kalimat pendek untuk menangkap ide utama.
Teknik ini bisa meningkatkan fokus karena kamu harus langsung menangkap poin penting yang sedang dibahas. Tipsnya, tinggalkan ruang kosong pada pencatatan untuk menambahkan detail setelah sesi.
7. Boxing Method: Catatan Modular untuk Pekerjaan Terfokus
Catatan berbentuk kotak-kotak kecil membuat kamu lebih mudah fokus pada satu ide sekaligus. Salah satu kelebihannya adalah menghindari “overload” informasi.
Gunakan label pada setiap kotak agar lebih jelas atau bisa juga memanfaatkan sticky note agar bisa lebih rapi.
8. Flow-Based Notetaking: Kebebasan untuk Berpikir Tanpa Batas
Jika kamu merasa metode terlalu kaku, cobalah ini. Tuliskan ide dengan aliran bebas, tanpa struktur seperti saat kita membuat free writing saat menulis. Mirip seperti kita journaling.
Keuntungan teknik ini adalah memberikan ruang untuk intuisi kita bekerja. Setelah selesai, ringkas ide utama di bagian akhir seperti membuat review.
9. Digital Notes: Manfaatkan Teknologi untuk Efisiensi Maksimal
Aplikasi seperti Notion dan Evernote membuat catatan kita dapat diakses kapan saja, di mana saja. Ager menjadi lebih efektif dan efisien, integrasi dengan kalender dan to-do list. Gunakan fitur tag untuk mempermudah pencarian.
10. Bullet Journaling
Bullet journal bukan sekadar catatan, tetapi sistem manajemen hidup. Memberikan kesempatan untuk merefleksikan tujuan harian. Mulailah dengan log harian sederhana sebelum menambahkan elemen dekoratif.
11. Color-Coding: Sederhana, tetapi Sangat Efektif
Color Coding membantu kita memisahkan kategori atau tingkat prioritas. Warna juga mempermudah otak mengenali pola. Untuk hasil yang optimal, jangan terlalu menggunakan banyak warna. Batasi penggunaan maksimal tiga warna agar tidak membingungkan.
12. Annotation Method: Berbicara dengan Buku Anda
Saat membaca, tambahkan catatan di margin atau highlight bagian penting. Mengajarkan dialog antara pembaca dan penulis. Berikan pertanyaan atau refleksi di margin untuk memperdalam pemahaman.
13. Two-Column Notes: Membagi Informasi dengan Jelas
Satu kolom untuk poin utama, satu kolom untuk detail. Cocok untuk membandingkan informasi. Hal ini juga mempermudah tinjauan ulang sebelum ujian. Tambahkan diagram sederhana jika memungkinkan.
14. Reverse Outlining: Menemukan Struktur setelah Belajar
Pernah nggak merasa stuck waktu mengedit tulisan? Rasanya seperti ada yang salah, tapi kamu nggak yakin apa. Di sinilah reverse outlining jadi alat ajaib. Dengan memecah tulisanmu menjadi poin-poin utama, kamu bisa melihat struktur tulisannya dari sudut pandang baru.
Teknik ini kayak melihat puzzle dari atas—kamu bisa tahu mana bagian yang cocok dan mana yang nggak pas. Menariknya, proses ini sering mengungkap ide-ide yang sebenarnya ada tapi tertutup oleh kerumitan. Bagiku, reverse outlining bukan cuma teknik, tapi juga latihan mindfulness dalam menulis: menyadari apa yang sudah ditulis, lalu menatanya dengan lebih bijak.
15. Cue Cards: Melatih Diri dengan Pertanyaan dan Jawaban
Secara metode, teknik ini mirip seperti flashcard. Tulis pertanyaan di satu sisi dan jawabannya di sisi lain. Cocok untuk menghafal. Melatih disiplin dan kesabaran. Review secara berkala dengan metode spaced repetition.
Spaced repetition adalah metode belajar yang melibatkan pengulangan informasi pada interval waktu tertentu. Konsep dasarnya cukup sederhana, otak kita belajar lebih baik jika diberi waktu untuk mengingat informasi secara aktif
Mencatat bukan sekadar aktivitas akademik. Ia adalah cermin bagaimana kita memproses informasi, memahami diri, dan bahkan memaknai hidup.
Pilih metode yang sesuai dengan gaya kita dan gunakan mencatat sebagai alat untuk berkembang, tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga dalam hidup sehari-hari.
Jika perlu gunakan beberapa metode sesuai kebutuhan kamu. Saya pribadi tanpa sadar sering memadukan Bullet Journal + Cornell System + Reverse Outlining.
1 Comments
Terimakasih kak infonya sangat bermanfaat
ReplyDeleteHi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏