KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE)

kecerdasan majemuk (multiple intelligence)


[ewafebri.com] | KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE).

Setelah kemarin saya membahas tentang berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia berdasarkan dimensi kesadarannya, kali ini saya akan membuat ulasan lebih spesifik tentang parameter digunakan sebagai acuan untuk menentukan jenis inteligensi manusia. Apa saja sih parameter yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat kecerdasan manusia ? Simak sampai habis ya ?

KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE)


Sebelum membahas tentang Multiple Intelligence, terlebih dahulu kita singgung kembali pengantar tentang intelligence atau kecerdasan itu sendiri ya ? Biar agak gampang nanti nyambungnya hehe.

“Kecerdasan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat dan pola pikir manusia yang meliputi proses menalar, merencanakan, memikirkan suatu solusi, berpikir abstrak serta memahami suatu gagasan, ide dan konsep. Dan juga kemampuannya dalam menggunakan bahasa, memiliki daya tangkap penyerapan informasi, serta kemampuannya dalam belajar mengolah data atau informasi yang diterimanya tersebut.”

Intelegensi adalah kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupannya. Ia juga mampu menemukan problem baru yang sebelumnya tidak terdeteksi untuk dicarikan solusinya, serta ia juga mampu membuat serta memberikan sesuatu (berkontribusi) yang dianggapnya berharga pada lingkungannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi intelejensi manusia adalah di antaranya :

  • Pembawaan : Atau faktor biologis adalah kecerdasan yang memang sudah terbentuk saat ia lahir ke dunia. Tuhan membekalinya dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda dalam menangkap suatu data, informasi atau obyek. Ada orang-orang yang dibekali Tuhan dengan kecerdasan logikanya, ada juga yang dibekali dengan kecerdasan kinestiknya ataupun kecerdasan visualnya.
  • Kematangan : Kematangan seseorang secara fisik ataupun pikiran akan membantu proses pengembangan inteligensia. Orang yang matang secara pikiran biasanya ia telah dewasa. Perlu juga digaris-bawahi bahwa mereka yang dewasa tidak selalu berumur tua. Tapi yang pasti pola pikirnya sudah mampu menerima, mengolah informasi dan data serta bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan.
  • Pembentukan : Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan manusia. Mereka yang tumbuh dengan supportive system di sekelilingnya akan mampu mengembangkan kecerdasannya dengan opyima dibandingkan mereka yang berada di lingkungan negatif. Karena otak manusia yang di dominasi dengan hal-hal negatif akan sulit untuk berkembang dan memaksimalkan potensi yang ia miliki.
  • Minat : Keinginan atau minat berpengaruh dalam mendorong kita untuk mencapai sebuah target atau tujuan. Tanpa minat, manusia tidak terdorong atau termotivasi dalam melakukan aktivitas atau kegiatan.
  • Kebebasan : Mereka yang diberikan kebebasan dalam memilih apa yang ingin dilakukannya akan mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya dibandingkan mereka yang dipaksa melakukannya. Karena pilihan mereka berdasarkan hati yang rela untuk belajar dan menerima data atau informasi yang diberikan dengan senang hati.

Setiap orang memiliki tingkat dan jenis kecerdasan yang berbeda-beda. Dan bisa jadi, kombinasi jenis kecerdasan berbeda yang dimiliki setiap orang, akan membuatnya menjadi unik dan otentik. Meskipun tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh orang bervariasi atau tidak sama persis, namun jenis kecerdasan tersebut bisa dipelajari, dieksplorasi dan dikembangkan sesuai dengan daya kemampuannya masing-masing.

PENGERTIAN KECERDASAN MAJEMUK


multiple intelligence


Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligence adalah sebuah istilah yang dikembangkan oleh Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind pada tahun 1983. Gardner adalah seorang psikolog dan pakar pendidikan dari Amerika Serikat.

Ia meyakini bahwa setiap pendidik harus belajar memahami bahwa di setiap keterbatasan yang dimiliki oleh anak didiknya, ada kecerdasan lain yang belum tereksplorasi dengan baik. Sehingga sebagai seorang pendidik harus belajar untuk mengetahui potensi yang dimiliki anak didiknya sehingga mereka bisa mendorong perkembangan kemampuannya dengan maksimal.

PARAMETER KECERDASAN MANUSIA

"Intelligence is the ability to find and solve problem and create products of value in one's own culture." - Howard Gardner

Gardner mengatakan bahwa setiap orang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalannya, mereka juga mampu menciptakan sesuatu yang berharga baginya dan mempersembahkannya pada masyarakat di lingkungannya. Untuk mengetahui potensi yang belum ter-eksplorasi dengan maksimal, Gardner mengklasifikasikan kecerdasan dalam sembilan parameter yang berbeda-beda.

Pada awal kemunculannya, Gardner hanya menyebutkan tujuh parameter yang digunakan untuk mengelompokkan jenis kecerdasan manusia. Namun seiring berjalannya waktu, ia melengkapinya menjadi sembilan parameter. Parameter ini bisa kita jadikan acuan untuk mengetahui apa saja potensi yang dimiliki oleh manusia, sehingga kita tidak mudah menghakimi atas keterbatasan yang mereka miliki.

KECERDASAN BAHASA ATAU LINGUISTIK


kecerdasan linguistik


Mungkin kita sering memperhatikan mengapa ada orang-orang yang tutur bahasanya mampu menggugah jiwa raga. Ia mampu menyederhanakan sesuatu yang sulit dengan mudah. Ia juga mampu menjelaskan kepada orang lain dengan gamblang meskipun materi atau topik pembahasannya rumit. Orang-orang inilah yang biasanya memiliki kecerdasan bahasa atau linguistik. Mereka mampu menggunakan diksi (pilihan kata) dengan tepat sehingga pendengar atau pembaca lebih mudah memahami apa yang disampaikannya.

Ada orang-orang yang kadang justru membuat bingung atau membuat rumit hal yang sebenarnya sederhana. Mungkin saya salah satunya. Hahaha.. karena jujur saja, kalo masalah bahasa (walaupun saya anak bahasa), saya memiliki kelemahan pada saat mengutarakan gagasan atau ide yang ada. Kadang berasa belepotan gitu loh bahasanya.

Semoga kalian yang sering membaca tulisan saya, tidak merasa bingung gara-gara gaya bahasanya ya ? Hahaha.. Kelemahan inilah yang justru membuat saya semangat untuk belajar menulis lagi. Serta saya juga ingin mengeksplorasi lebih banyak kosakata agar tulisannya lebih kaya akan bahasa dan makna (...lah kok malah curhat !).

Untuk mengetahui tingkat kecerdasan bahasa yang dimiliki seseorang, ada beberapa ciri yang bisa kita gunakan sebagai acuan. Atau bisa juga digunakan untuk mengenali kemampuan kita ya ? Sehingga kita mengetahui apakah kita sudah cerdas secara linguistik atau belum. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

  • Orang yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya suka bercerita (storytelling).
  • Senang menulis, entah itu dalam bentuk digital maupun journaling.
  • Sangat menyukai kegiatan yang berhubungan dengan literasi.
  • Memiliki perbendaharaan kata yang banyak dan bervariasi sehingga mampu menempatkan pilihan katanya dengan tepat. Terkadang kita temukan bahwa ada kata yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama, yang disebut dengan sinonim. Mereka yang cerdas secara linguistik, biasanya kaya akan wawasan kosakata.
  • Suka menulis dan membaca. Yang ini menjadi hobi saya sih memang, tapi saya merasa tingkat kecerdasan bahasa saya masih biasa saja. Hahaha..
  • Suka melontarkan humor (sarkas apalagi) hehehe..
  • Mampu menjelaskan suatu topik dengan baik sehingga lawan bicaranya mudah memahami apa yang disampaikannya.

Terkadang memang kita dapati orang-orang yang bisa menjelaskan suatu topik dengan gamblang dan terang, namun lawan bicaranya tetap tidak bisa memahaminya. Bahkan setelah berulang kali dijelaskan sekalipun. Hal ini bukan berarti orang yang menyampaikan tidak cerdas secara linguistik, tetapi bisa jadi karena daya tangkap lawan bicaranya berbeda frekuensi.

Bagaimana dengan kalian ? Apakah ada ciri-ciri di atas yang kalian miliki. Saya sih memang suka menulis (journaling, blogging) dan membaca. Membaca ini adalah kegiatan yang mau tidak mau harus dilakukan karena untuk memiliki materi yang dibahas di Blog ini, saya harus mencari informasi dengan cara membaca lebih dulu. Hihihi..

KECERDASAN VISUAL-PASIAL


Dari istilahnya kita sudah bisa mengetahui bahwa kecerdasan ini berhubungan dengan gambar atau hal yang nampak secara visual ya ? Hayo ada gak di antara kalian yang lebih mengingat wajah daripada namanya ? Hahaha.. Kayak kenal muka gak kenal nama gitu ! mereka yang punya kebiasaan itu, artinya ia memiliki tingkat kecerdasan visual-pasial yang lebih menonjol.

Atau pernah gak sih kalian punya pengalaman melihat noda ditembok atau pas lagi melihat awan di langit, eh tapi kemudian malah menemukan bentuk karakter baru dari awan atau noda tersebut ? Kayak misalnya melihat noda di tembok seperti kepala manusia ? Hahaha.. ngeri ya ? Tapi saya sering loh ! Kadang pas ngelihat bayangan sebatang kayu di tanah aja, yang saya lihat malah jadi kelinci. Agak aneh sih, tapi sering banget ngalamin hal yang kayak begitu.

Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan visual yang mencolok adalah sebagai berikut :

  • Ia mampu menyampaikan pendapat, ide atau gagasannya hanya dengan menggunakan sketsa.
  • Memiliki imajinasi yang sangat kuat.
  • Memiliki kompetensi kreatif dan imaginatif di segala bidang. Ya mungkin termasuk melihat kelinci dari bayangan kayu yang kena pantulan sinar matahari. Hihihi..
  • Ia memiliki ketertarikan yang tinggi pada gambar. Seperti fotografi, lukisan, illustrasi atau apapun yang berbentuk visual. Orang jaman sekarang semenjak ada platform sosmed pasti makin cerdas secara visual ya ? Hehe..

Biasanya orang yang memiliki kecerdasan tipe ini lebih mengandalkan imajinasi dan kreatifitasnya dalam menyelesaikan masalah. Ia juga memiliki kemampuan yang baik dalam menalar dan mengingat (memori).

KECERDASAN MUSICAL


kecerdasan musikal


Kemampuan seseorang dalam menangkap data atau informasi yang bersumber dari suara. Bisa jadi berbentuk intonasi suara, nada dan irama lagu/musik. Biasanya orang yang memiliki kecerdasan tipe ini, ia suka menyanyi, mendengarkan musik atau bahkan memainkan alat musik.

Orang-orang yang seperti ini biasanya bisa mengetahui emosi yang dirasakan lawan bicaranya hanya dengan mendengarkan intonasi suaranya. Misalnya saja ia bisa memahami bahwa lawan bicaranya sedang marah atau sedih dari intonasinya.

Ia juga suka mendengarkan suara alam. Seperti misalnya menikmati derasnya air hujan, aliran sungai atau kolam ikan, bunyi bambu yang sedang ditiup angin, kicauan burung yang bersahutan, bahkan ia bisa membedakan bunyi kokok ayam. Hihihihi.. Ada yang begini nggak ?

Dan yang pasti biasanya orang yang memiliki kecerdasan musikal tidak buta nada. Ia tahu nada rendah hingga tinggi bahkan bisa juga menyanyikan atau bahkan menciptakan sebuah lagu dengan nada yang benar meskipun suaranya sendiri gak bagus. Hahaha..

KECERDASAN INTERPERSONAL


Kecerdasan tipe ini sangat berhubungan erat dengan kecerdasan emosi yang beberapa waktu lalu saya bahas ya ? Hanya saja kecerdasan ini lebih mengutamakan hubungan erat antara dirinya dengan manusia lainnya. Artinya sifat hablum minannas-nya cukup bagus.

Ia memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mampu berinteraksi dengan dunia luar secara baik. Memiliki rasa empati yang tinggi. Mampu memediasi suatu konflik yang terjadi. Punya rasa percaya diri yang tinggi. Serta mudah berkompromi dengan yang lainnya. Suka bersosialisasi dan sering kali aktif dalam komunitas.

Mungkin saya bukan tipe manusia yang memiliki kecerdasan ini. Karena kadang saya memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Walaupun kalo dalam keadaan terpaksa, ya tetap bisa juga kok. Hahaha..

KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA


kecerdasan logika matematika


Hmm.. biasanya orang itu dianggap cerdas apabila ia mahir dalam hal matematika atau menghitung rumus-rumus. Namun menurut Gardner, logika-matematika ini hanyalah salah satu parameter untuk menentukan apakah manusia itu bisa dikatakan cerdas. Meskipun kita gak mahir logika dan matematika, bukan berarti kita tidak memiliki tingkat kecerdasan loh ya ? Hehe.. Jadi, yang gak suka dengan hitungan, gak usah kuatir dibilang gak cerdas !

Orang yang memiliki kecerdasan logika dan matematika yang menonjol biasanya mereka menyukai kegiatan yang berhubungan dengan angka-angka. Hmm.. apakah koruptor bisa dianggap orang yang cerdas secara logika dan matematika juga ? Hihihi.. entahlah jawab sendiri.

Selain itu, orang yang memiliki kecerdasan tipe ini biasanya mudah menemukan pola. Seperti pola pikir, pola jumlah, pola visual ataupun pola warna. Ia juga mampu membaca grafik, tabel atau diagram. Ia juga memiliki kemampuan dalam menganalisa dan menalar. Dan tentu mereka lebih tertarik pada hal yang memiliki sifat puzzle (teka-teki) atau mengandalkan strategi.


KECERDASAN INTRAPERSONAL


Kalo yang tadi, kecerdasan yang menitikberatkan hubungan dirinya dengan dunia luar, tipe kecerdasan ini justru sebaliknya. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang dalam memahami dirinya sendiri. Ia tahu mana yang baik dan yang buruk untuk dirinya sendiri.

Biasanya orang-orang tipe ini lebih suka menyendiri karena sering melakukan kontemplasi atau perenungan diri. Ia juga hobi membuat catatan penting dan journaling (gw banget inih !), memiliki kemampuan kontrol diri yang baik, ia mampu berpikir realistis, serta mampu memotivasi dirinya sendiri.

Selain itu orang tipe ini biasanya mampu memahami kelebihan dan kelemahan dirinya sendiri. Ia bisa lebih bijaksana dalam melakukan dan memutuskan segala sesuatu, ia juga suka berencana dan menentukan keputusannya sendiri. Ciri-ciri anak Bullet Journalist dan anak planner ini mah ? Hahaha.. suka berencana soalnya !

Biasanya tipikal ini adalah orang-orang yang ingin mengubah dunia dengan cara mengubah dirinya sendiri lebih dulu. Hahaha.. kebanyakan para pemikir dan filsuf memiliki kecerdasan ini. Mereka suka melakukan introspeksi pada dirinya sendiri dibandingkan menghakimi orang lain. Dan ciri yang paling menonjol adalah ia lebih suka berkompetisi dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain. Karena hal penting yang harus ia tunduk-kan adalah dirinya sendiri (ego).

KECERDASAN KINESTIKA – JASMANI



kecerdasan kinestika


Para atlit dan orang-orang yang suka pecicilan pasti memiliki kecerdasan jenis ini yang lebih menonjol dibandingkan jenis lainnya. Ya walaupun bisa jadi mereka juga memiliki jenis kecerdasan lainnya secara bersamaan juga. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya lebih memahami tubuhnya sendiri. Ia mampu mengoordinasi gerak tubuhnya dan juga mampu menjaga keseimbangannya dengan baik.

Biasanya orang yang aktif seperti ini akan mudah merasa bosan apabila mereka tidak melakukan kegiatan apa pun. Mereka memiliki energi lebih yang harus digunakan untuk beraktivitas. Makanya tidak heran apabila orang-orang seperti ini lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah atau berolahraga.

Sebelum mengalami perkembangan, teori Multiple Intelligence hanya memiliki 7 parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Dan kecerdasan kinestika merupakan parameter terakhir. Seiring berjalannya waktu, Gardner menambahkan dua parameter lagi sebagai berikut ini.

KECERDASAN NATURALIS


Ada beberapa kecenderungan yang dimiliki manusia untuk bertahan menghadapi kehidupan. Ada orang-orang yang memfokuskan dirinya menghadapi dunia modern dengan segala aktivitas dan pengaruhnya. Ada juga orang-orang yang justru lebih fokus hidup dengan menyelaraskan dirinya dengan alam. Merekalah yang kemudian diklasifikasikan oleh Gardner sebagai orang-orang yang memiliki kecerdasan naturalis.

Di dunia ini Allah SWT menciptakan manusia dengan keberagamannya. Ada orang-orang yang begitu mencintai alam melebihi teknologi yang mutakhir sekalipun. Mereka mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan melestarikan alam ini dengan segala upaya.

Biasanya orang-orang naturalis ini tertarik untuk mempelajari makhluk hidup. Misalnya saja Flora dan Fauna atau bahkan, anatomi tubuh manusia. Tak jarang dari mereka juga terjun menjadi aktivis lingkungan hidup. Bersyukurlah pada Allah SWT yang menciptakan orang-orang dengan kecerdasan naturalis yang menonjol sehingga mereka selalu mengingatkan untuk tetap aware dan menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar kita.

Manusia sering mengambil hasil bumi tanpa berusaha menyeimbangkannya kembali dengan upaya-upaya baru. Beruntunglah ada orang-orang naturalis yang nhadir di sekitar kita. Tanpa kehadiran orang-orang yang dikaruniai dengan kecerdasan naturalis, bumi ini mungkin sudah hancur sejak dulu karena sikap serakah manusia dalam mengeksploitasi alam semesta. Orang naturalis bisa kita dapati pada pakar biologi, pecinta alam, arkeolog, dll. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Charles Darwin.

KECERDASAN EKSISTENSIAL




Jenis inteligensi terakhir sebagai parameter multiple intelligence adalah kecerdasan eksistensial. Yaitu kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya sendiri. Ia memiliki pemahaman tentang kebermaknaan hidupnya di dunia ini. Ia sering mempertanyakan tentang sesuatu dan sekaligus mampu mendapatkan jawabannya. Ia mengetahui bahwasanya setiap manusia memiliki proses kehidupan yang berbeda-beda.

Orang-orang yang memiliki kecerdasan jenis ini biasanya sering mengalami pengalaman batin. Ia memiliki kepekaan dan empati yang tinggi terhadap orang lain. Ia juga memahami akhir kisah kehidupan dan proses kehidupan setelah kematian. Ya, bisa dikatakan bahwa orang-orang ini telah memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi. Ia akan tertarik dengan dunia filsafat dan juga dunia spiritualitas.

Jika kalian bertemu dengan orang yang memiliki pemikiran dalam dan sering melakukan pembicaraan yang sifatnya spesifik dan non material (deep talk) biasanya mereka termasuk orang-orang yang memiliki kecerdasan ini. Mereka lebih tertarik dengan pembicaraan dengan topik-topik kehidupan dibandingkan material. Dan biasanya parameter kesuksesan bagi orang-orang ini tidak terletak pada hal yang sifatnya duniawi.

JENIS PEMIKIRAN

"The goal of education is to help people use their minds better." - Howard Gardner

Dari beberapa jenis kecerdasan tersebut akan mempengaruhi tentang bagaimana manusia berpikir. Nah setidaknya ada 5 kategori yang bisa kita pelajari tentang bagaimana sih cara manusia itu berpikir. 5 kategori ini biasa disebut dengan 5 MINDS FOR FUTURE.

  • THE DISCIPLINARY MIND : Yaitu manusia yang memiliki kemampuan untuk menguasai satu disiplin keilmuan. Biasanya para pakar di bidangnya masing-masing adalah ciri-ciri orang jenis ini.
  • THE SYNTHESIZING MIND : kemampuan manusia dalam mengintegrasikan ide dari beragam disiplin ilmu sehingga mampu memahami permasalahan atau suatu obyek dengan utuh. Apabila kita mampu memaksimalkan jenis-jenis kecerdasan di atas, tentunya kita bisa memiliki kemampuan ini dengan baik.
  • THE CREATING MIND : Kemampuan manusia dalam mengajukan problem, pertanyaan atau pun hal baru. Pemikiran yang sifatnya revolusioner. Mereka yang memaksimalkan segala jenis kecerdasannya akan mampu menemukan masalah pada suatu hal yang terlihat aman-aman saja. (Misalnya saja hacker. Hehe.. Kita bisa menjadi hacker dalam kehidupan juga loh ya ?) Ia juga akan sering mempertanyakan tentang sesuatu yang akan merangsang pemikiran-pemikiran baru sebagai bentuk solusi ataupun keilmuan.
  • THE RESPECTFUL MIND : Manusia yang telah mengoptimalkan kecerdasannya biasanya akan menyadari dan mengapresiasi keberagaman. Mereka tidak mudah menghakimi orang lain meskipun memiliki pandangan hidup yang berbeda dengannya. Dia melihat bahwa perbedaan itu adalah salah satu bentuk keindahan dari ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.
  • THE ETHICAL MIND : Manusia yang berpikir dengan cara menjalankan tanggung jawab dan kewajiban yang harus dipenuhi di dunia ini. Mereka yang telah mengoptimalkan kecerdasan eksistensialnya, biasanya akan menyadari tanggung jawab dan kewajibannya sebagai manusia di muka bumi ini.

Pada akhirnya, kecerdasan manusia itu juga akan mempengaruhi tentang bagaimana cara manusia berpikir untuk mengambil keputusan maupun bertindak dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka yang mengabaikan kecerdasannya, biasanya melakukan segala sesuatu tanpa dibarengi kesadaran yang penuh sehingga jika terjadi suatu permasalahan mereka akan lepas tanggung jawab atau justru menciptakan drama yang gak ada faedahnya sama sekali.

MY POINT OF VIEW


Dari pembahasan tentang jenis-jenis kecerdasan manusia yang belakangan ini sering menjadi topik di Blog ewafebri saya jadi belajar bahwa :

  • Manusia itu bisa diklasifikasikan berdasarkan kecenderungannya terhadap apa yang dia cintai. Ada manusia yang mendedikasikan hidupnya untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat material (harta, kekayaan, jabatan, dll) dan juga ada orang-orang yang lebih tertarik pada dunia spiritual dan eksistensial kehidupan. Mereka fokus pada makna hidup, pengalaman batin, ilmu pengetahuan dan hal-hal yang sifatnya lebih kekal dibandingkan material.
  • Beberapa orang yang memiliki beberapa jenis kecerdasan di atas biasanya akan menjadi problem solver daripada problem maker. Karena kecerdasan itu berhubungan dengan cara manusia dalam menghadapi permasalahan hidup kan ya ? So, memiliki jenis kecerdasan yang berbeda-beda bisa membantu manusia untuk menghadapi problema kehidupan di dunia ini.
  • Salah satu indikasi manusia yang memiliki kecerdasan tinggi terletak pada cara mereka merespon dan bereaksi terhadap masalah yang dihadapinya.
  • Manusia yang mampu memaksimalkan potensi kecerdasannya, biasanya bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan cara meminimalisir drama, ia lebih mengutamakan kreativitas dan imajinasinya untuk mendapatkan solusi.
  • Manusia yang mengaktifkan segala potensi kecerdasan yang dimilikinya mampu mengambil keputusan dengan lebih bijaksana (pas/tepat). Sesuai dengan porsi yang dibutuhkan.
  • Mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi serta keinginannya untuk terus belajar dan beradaptasi atas apapun yang dihadapinya.
  • Orang yang memaksimalkan kecerdasannya biasanya hidup dengan “mindfulness” serta menjadi orang yang baik. Karena orang yang jahat itu muncul disebabkan oleh kebodohannya. Jika seorang jenius (dengan IQ tinggi), namun didapati dia sebagai seorang psikopat itu artinya dia masih bodoh dalam bentuk kecerdasan yang lainnya. Hehehe.. Jadi meskipun nilai IQmu tinggi, gak perlu berbangga hati lah, bisa jadi tingkat kecerdasan kita di aspek lainnya belum maksimal. Yang penting tetap belajar.

So, menjadi manusia cerdas itu tidak bisa dilihat dari banyaknya harta benda yang dikumpulkannya, apalagi dari jabatan terakhir yang disandangnya. Memahami manusia cerdas itu justru bisa kita perhatikan dari seberapa bijaksana dia dalam menghadapi kehidupannya.

Bijaksana artinya ia bisa menerapkan keilmuannya dalam kehidupan nyata dengan cara yang pas. Kadang kita bisa melihat orang-orang yang sangat jenius, namun dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya ia justru tidak memberikan porsi yang pas. Sehingga terlihat sangat timpang antara ilmu dan kenyataan yang dihadapi.

Semoga dengan kita mempelajari jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia kita bisa memahami sisi kecerdasan manusia lainnya yang tidak tereksplor dengan baik. Sehingga kita tidak mudah menghakimi mereka, serta kita bisa mengimplementasikan cara yang pas saat menghadapi orang-orang ini.

Ya.. terkadang kan kita menghadapi orang-orang yang tidak gampang paham jika kita membicarakan materi yang agak rumit. Meskipun kita sudah berulangkali menjelaskannya, yang ada malahan kita membuatnya menjadi pusing. Hehe.. 

Semoga dengan mengoptimalkan kecerdasan yang ada, kita bisa mengetahui kapan dan siapa saja orang yang pas dan siap untuk menerima infomasi yang kita berikan. Tidak semua hal yang kita ketahui bisa dibahas dengan orang lain kan ? karena terkadang informasi kita tidak dibutuhkan dan tidak berguna bagi mereka.

Baik, sekian dulu ulasan tentang kecerdasan yang kita miliki. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa untuk bersyukur hari ini dan hari-hari yang akan datang. Alhamdulillah !


DAFTAR PUSTAKA : 

  • Ananda. (2022). Apa Itu Kecerdasan Majemuk dan Tips Mengembangkannya pada Anak. Diakses pada 22 November 2022, dari https://www.gramedia.com/best-seller/kecerdasan-majemuk/
  • MJS Channel. "Ngaji Filsafat 355 : Kecerdasan Majemuk" Youtube Video. 1:49:15. 24 Juli 2022. https://www.youtube.com/watch?v=mo8haGt6S5k

Post a Comment

0 Comments