KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENTS)

kecerdasan emosi



[ewafebri.com] | KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENTS).

Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotients (EQ) adalah salah satu tolak ukur kecerdasan manusia. Kecerdasan intelektual bukan satu-satunya jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Bahkan menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosi lebih berkontribusi dalam kesuksesan seseorang dibandingkan kecerdasan intelektual. Apa sih kecerdasan emosi ? Dan bagaimana cara meningkatkannya ?

KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENTS)


Dalam memahami kecerdasan emosi ada beberapa tokoh yang cukup berpengaruh pendapatnya mengenai hal ini. Mungkin kita sering mendengar nama Daniel Goleman. Namun ada tokoh lainnya pula yang mendefinisikan tentang kecerdasan emosi. Siapa saja mereka ?

DEFINISI KECERDASAN EMOSI


emotional intelligence



Emotion Intelligence atau kecerdasan emosi pertama kali diistilahkan oleh seorang psikolog asal Harvard University, Peter Salovey dan John Mayer dari University Of New Hampshire pada tahun 1990. Mereka berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah :

“Bagian dari kecerdasan sosial (Social Intelligence) yang meliputi kemampuan untuk memantau perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain, mampu membedakannya, dan menggunakan informasi dari emosi tersebut sebagai pemandu dalam proses berpikir dan bertingkah laku.”

Sesuai dengan pandangan Mayer dan Salovey ada 4 dimensi yang perlu diperhatikan dalam kecerdasan emosional. Yaitu : persepsi, penilaian dan ekspresi emosi, fasilitas emosi untuk berpikir dan memahami serta menganalisa informasi dari emosi.

Sementara menurut Cooper dan Sawaf (1999), kecerdasan emosional adalah : “kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi.

Definisi yang paling sering dibahas adalah pendapat dari Daniel Goleman yang menyatakan kecerdasan emosi adalah :

“ Kemampuan seseorang dalam mengelola kehidupan emosinya dengan intelegensi sehingga tercipta keselarasan antara emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilannya dalam mengendalikan diri, memotivasi diri, memiliki kesadaran diri, berempati dan ketrampilannya dalam bersosial.”

Menurut Daniel Goleman, “suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik”. Apabila seseorang mampu beradaptasi terhadap suasana hati orang lain dan mampu berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi dan akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya.

Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi mampu memotivasi dirinya sendiri tanpa mengandalkan faktor di luar dirinya. Ia juga mampu bertahan dalam menghadapi kegagalan. Mampu menunda kepuasan atau tidak cepat merasa puas dan mampu mengatur keadaan jiwanya.

INDIKATOR KECERDASAN

Ada lima kemampuan dasar manusia dalam mengelola kecerdasan emosinya. Lima tolak ukur ini bisa membantu manusia dalam bertahan hidup (survive) dan beradaptasi di mana pun ia ditempatkan.
  1. Mengenali emosinya. Seseorang yang mampu untuk mengenali perasaannya sendiri. Ia memiliki kesadaran diri atas apa yang terjadi dalam hidupnya dan apa yang dirasakannya. Ia mampu mengidentifikasi apakah dirinya sedang sedih, bahagia, kecewa, puas, senang, marah ataupun takut. Ia mengetahui dengan pasti segala emosi negatif maupun emosi positif yang dirasakannya. Meskipun terlihat sepele, nyatanya banyak orang yang tak mampu memahami emosinya sendiri. Ada orang yang terlihat marah, namun ia mengatakan bahwa ia sedang tidak marah. Hal ini akan berpengaruh pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Walhasil ia tidak hanya menyakiti dirinya sendiri tetapi juga menyakiti orang di sekelilingnya.
  2. Mengelola emosi. Seseorang yang telah mampu mengenali emosinya, dia akan mampu mengelola emosi yang dimilikinya. Dia mampu untuk menangani perasaannya agar dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan porsi yang tepat. Dia memiliki kemampuan untuk merespon apa yang ia hadapi karena telah mengenali apa yang ia rasakan. Dia tahu kapan dan mengapa dia marah, dia paham kapan dan mengapa ia harus diam, dan lain sebagainya.
  3. Memotivasi diri. Orang yang cerdas secara emosi memiliki motivasi diri dalam melakukan segala sesuatu. Setiap tindakan dan keputusan yang diambilnya berdasarkan keinginannya dan kesadarannya sendiri. Ia tak lagi menggantungkan faktor di luar dirinya agar termotivasi dalam melakukan sesuatu. Orang yang mampu memotivasi dirinya sendiri biasanya ia akan berkembang, growth. Tidak takut akan kegagalan dan perubahan. Dan memiliki perasaan yang positif sehingga selalu memiliki harapan meskipun telah gagal berulang kali.
  4. Mengenali emosi orang lain. Orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi biasanya akan mudah berempati dengan orang lain. Ia bisa memahami perasaan orang lain. Terbuka atas sudut pandang dari orang lain, sehingga tidak mudah melabeli atau menghakimi seseorang sesuai dengan standar hidup yang ia miliki. Dia paham bahwa setiap manusia memiliki perspektif yang berbeda-beda. Biasanya orang-orang yang memiliki empati tinggi, mereka menjadi pendengar yang baik. Ia mengobservasi apa yang terjadi di sekitarnya. Dan jangan heran biasanya mereka ia tipikal orang pendiam.
  5. Ketrampilan bersosial. Orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi mampu menjalin hubungan dengan orang lain sesuai dengan porsi yang tepat. Ia paham kapan harus berbaur dan kapan harus menarik diri. Dia mampu berkomunikasi dengan baik sehingga berusaha menghindari konflik yang akan terjadi di dalam masyarakat. Dia mampu memahami perasaan orang dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dalam segala situasi.

Kemampuan dasar tersebut akan terlihat dalam beberapa indikator berikut ini. Kita bisa mengenali ciri orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi atau rendah dengan melihat indikator berikut ini :

KECERDASAN EMOSI TINGGI

  • Bisa mengendalikan rasa amarah.
  • Tidak agresif.
  • Penyabar.
  • Bertanggung jawab.
  • Memiliki konsep diri yang tinggi.
  • Puas akan dirinya sendiri.
  • Tidak membutuhkan validasi dari orang lain tentang apa yang ia rasakan atau yang ia lakukan.
  • Melakukan segala sesuatu karena dirinya sendiri. Tidak butuh dorongan atau pujian orang lain agar termotivasi dalam melakukan sesuatu.
  • Mudah bersyukur atas apapun yang ada dalam hidupnya.
  • Jiwanya tenang (mutmainah), tidak mudah goyah oleh godaan yang diiming-imingi orang lain.
  • Tidak mudah terprovokasi.
  • Tidak didominasi oleh perasaannya. Sekalipun dia merasa takut atau sedih namun ia tidak terpenjara oleh emosi negatifnya tersebut.
  • Optimis karena dia mampu melihat harapan dalam setiap kejadian.
  • Mampu membaca isyarat atau bahasa non verbal.
  • Cinta damai dan menyelesaikan konflik sosial tanpa harus membuat drama.
  • Memiliki kemampuan untuk berintropeksi diri atau muhasabah. Dia memahami kelemahannya dan ia berkeinginan untuk memperbaikinya.
  • Tidak suka menghakimi orang lain. Lebih memilih menghindari pergunjingan.
  • Produktif.
  • Tidak takut mengungkapkan apa yang dirasakannya.
  • Menjadi karakter yang kuat, tangguh dan otentik.

KECERDASAN EMOSI RENDAH


kecerdasan emosi rendah



Orang yang memiliki kecerdasan emosi rendah seringkali bertindak mengikuti perasaannya (moody). Apabila perasaannya sedang tidak baik, maka apa yang keluar dari dirinya juga tercermin dalam tindakannya.
  • Mudah marah, tersinggung, agresif, egois dan mau menang sendiri.
  • Memiliki tujuan hidup yang tidak jelas karena mereka tidak mampu memahami dirinya sendiri.
  • Kurang peka terhadap apa yang dirasakannya, apalagi memahami perasaan orang lain.
  • Mudah dipengaruhi oleh perasaan negatif.
  • Tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Pilihan bahasanya cenderung menyakiti orang lain.
  • Kurang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidupnya, lebih suka menyalahkan orang lain atas apa yang dialaminya.
  • Sulit untuk bertintropeksi diri, karena memiliki ego yang sangat tinggi.
  • Apabila terlibat dalam suatu masalah, cenderung lepas tanggung jawab, mencari kambing hitam, menciptakan drama dan yang paling parah lebih memilih kekerasan dibandingkan dengan kedamaian.
  • Pesimis dan insecure.
  • Mudah terprovokasi.
  • Hobi mengkritik dan menyerang orang lain, bukan bentuk kritikan yang membangun atau memperbaiki suatu permasalahan.
  • Sering berbohong hanya untuk meninggikan citra dirinya, karena mereka butuh pengakuan dan validasi terhadap setiap tindakannya. Seringkali mereka melakukan kebaikan karena ingin dipuji atau diketahui oleh orang lain (riya’).
  • Suka melabeli orang lain.
  • Kurang bersyukur terhadap apa yang dimilikinya. Cenderung suka iri terhadap apa yang dimiliki orang lain atau kehidupan orang lain.
  • Memiliki karakter yang mudah goyah, tidak seimbang dan gampang terombang ambing oleh segala sesuatu yang ada di sekitarnya alias mudah terbawa arus masyarakat.

Itulah beberapa poin tentang ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi ataupun emosi rendah. Jika kita memiliki salah satu kualitas emosi yang rendah setidaknya kita bisa mulai berbenah diri, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

Kecerdasan emosi tak hanya mempengaruhi kehidupan kita secara personal maupun bersosial namun juga sangat berkontribusi pada stage kebahagiaan. Mereka yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan lebih merasa bahagia karena mereka sudah merasa cukup dengan dirinya. Kecerdasan emosi yang tinggi mampu membuat jiwa manusia menjadi tenang, sabar, banyak bersyukur dan menjadi karakter yang kuat.

MANFAAT

Mengendalikan diri atau self control memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita. Dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini akan lebih mudah, lebih terarah, dan memiliki tujuan yang jelas. Secara spesifik manfaat dari pengendalian diri adalah sebagai berikut :
  • Mampu bertanggung jawab atas tindakan, gagasan, ide dan apapun yang ke luar dari diri kita.
  • Lebih optimis dalam menjalani hidup ini. Karena orang yang mampu mengendalikan dirinya mampu bersabar dalam mencapai sesuatu dan secara bersamaan juga menyadari bahwa segala sesuatu ada yang pas. Pun ketika menghadapi sebuah kegagalan, selalu bisa mengkonversinya menjadi sesuatu yang positif.
  • Mudah bersyukur terhadap kehidupan ini. Tidak grasa-grusu saat memiliki keinginan, karena segala sesuatu berada dalam pertimbangan. Dan selalu siap terhadap segala kemungkinan.
  • Tetap produktif karena segala sesuatu yang dikerjakannya bukan karena pengaruh orang lain tapi karena motivasi yang ada dalam dirinya sendiri.
  • Mampu bersabar dalam menghadapi apapun. Menyadari bahwa setiap ujian selalu ada hikmah di baliknya. Tidak mudah mengeluh tapi justru belajar mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.
  • Menjadi pribadi yang berkarakter dan otentik karena memiliki kesadaran diri. Memahami kelemahan maupun kelebihan dirinya sendiri.
  • Menjadi pribadi yang rendah hati, karena mereka tidak suka menghakimi orang lain. Pun saat mereka memberikan nasehat dengan cara yang baik dan demi demi kebaikan mereka sendiri. Jika nasehat itu, menurut mereka bukan menjadi suatu yang penting, mereka lebih memilih diam.
  • Memiliki kemampuan dalam mengelola emosi dan hidupnya. Memahami bagaimana harus merespon hal yang positif dan negatif sehingga hidupnya mencapai keseimbangan. Mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang berlebihan meskipun itu bentuknya positif tetap akan berdampak tidak baik. Jadi mereka memiliki kemampuan untuk mengukur berapa porsi yang tepat untuk kehidupannya.

CARA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI


emotional intelligence atau eq



Kecerdasan emosi sesungguhnya menjadi salah satu karunia Tuhan yang telah disematkan semenjak kita lahir di dunia ini. Namun sayangnya, dunia ini membuat kita memilih kecenderungan terhadap seseuatu. Entah itu yang baik ataupun sebaliknya. Sehingga perlahan kecerdasan emosi yang telah Allah anugerahkan pun ikut tergerus.

Namun ada juga beberapan cara yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi. Terlebih saat kita menyadari bahwa selama ini kita memilili kriteria kecerdasan yang rendah. Bebrapa hal yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah sebagai berikut :

  • Observasi. Menjadi pribadi yang mampu membaca situasi. Observasi menjadikan diri kita lebih mudah dalam memutuskan suatu perkara atau menyimpulkan suatu permasalahan. Kapan kita harus bertindak, kapan kita harus berdiam diri. Kapan kita harus memberikan nasehat, kapan kita cukup menjadi pendengar. Kapan kita tetap bertahan dalam suatu hubungan, kapan kita harus melepaskan hubungan tersebut, dll.
  • Pendengar. Menjadi pendengar salah satu hal yang mampu meningkatkan kecerdasan emosi kita. Kita mampu merekam banyak data yang diinformasikan oleh orang lain. Berdasarkan innformasi tersebut kita lebih mudah dalam memutuskan suatu hal atau tindakan.
  • Open Minded. Dalam menerima informasi, tanpa kita sadari kira seringkali menolak atau mengejudge informasi tersebut. Mendiskreditkan ataupun mengabaikannya hanya karena tak sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini. Hal ini justru membuat sudut pandang atau perspektif kita jadi sempit. Open minded artinya membuat diri kita bersedia menerima informasi apapun. Dan informasi-informasi tersebut nantinya akan berguna bagi kita. Saat kita memiliki fondasi yang kuat atas diri kita, maka informasi apapun akan berguna karena kita memiliki kemampuan untuk menyeleksinya.
  • Fokus. Dunia ini dipenuhi dengan segala hal yang mendistraksi tujuan hidup kita di dunia. Dalam meningkatkan kecerdasan emosi kita harus belajar konsisten dan fokus terhadap apa yang kita targetkan. Dengan belajar fokus, nantinya akan memudahkan kita dalam berpikir jernih.
  • Belajar. Poin terpenting dalam meningkatkan kecerdasan emosi adalah keinginantahuan kita terhadap pengetahuan. Dengan belajar dan penasaran terhadap pengetahuan kita akan memiliki banyak wawasan yang nantinya akan memperkaya perspektif kita. Sehingga saat bersosial, kita mampu berkomunikasi dengan baik. Kita tidak kehilangan jati diri kita sendiri, namun secara bersamaan kita juga bisa memahami perasaan dan sudut pandang orang lain.
  • Amalkan. Open minded dan suka belajar tidak akan berpengaruh pada hidup kita jika tidak diamalkan. Ketika kita mendapatkan ilmu atau informasi yang bermanfaat dan berpotensi menjadikan diri kita berkembang, maka amalkan lah. Pertama, agar ilmu itu tidak mudah hilang begitu saja. Kedua, agar kita merasakan manfaat dari ilmu tersebut. Ketiga, agar kita bisa berbagi kebermanfaatan itu saat bersosial.

Itulah beberapa tips cara meningkatkan kecerdasan emosi kita. Dengan memiliki kecerdasan emosi kita lebih mampu beradaptasi terhadap lingkungan terutama saat kita berada dalam lingkungan baru. Kita memahami arti DOS & DON'TS dalam banyak aspek kehidupan. Dengan begitu, kita lebih mudah dalam menjalani kehidupan yang semakin hari rasanya semakin luar biasa berat dan bisingnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.


Daftar Pustaka :

Post a Comment

0 Comments