HYPOCHONDRIAC, SI SAKIT YANG TAK PERNAH SAKIT


hypochondriac adalah
HYPOCHONDRIAC


Bagi sebagian orang, kesehatan adalah anugrah terindah, bahkan ada sebagian yang menyembunyikan rasa sakitnya, karena dia tidak ingin membebani dirinya dan orang disekitarnya. Berpikir positif itu juga bisa menjadi obat yang mujarab, yang bisa mempercepat kesembuhan kita.

Tapi, perilaku ini tidak akan terjadi pada penderita Hypochondriac. Umumnya penderita Hypochondriac akan melakukan hal sebaliknya. Yang kadang membuat Dokter kewalahan apalagi orang disekitarnya. Hihi..

HYPOCHONDRIAC, SI SAKIT YANG TAK PERNAH SAKIT


Pernah mendengar keluhan teman atau kerabat tentang penyakitnya yang tak kunjung usai, padahal jelas-jelas dokter mendiagnosa bahwa dia baik-baik saja.

Dia tetap meyakini bahwa didalam tubuhnya ada penyakit serius dan dia mulai terobsesi akan hal itu. Tak jarang dia rela bergonta ganti dokter hanya untuk mencari jawaban dan meyakini bahwa benar dia memiliki penyakit serius.

DEFINISI HYPOCHONDRIAC


Hypochondriac berasal dari kata Yunani , Hupo yang artinya " bawah / under " dan Khondros " sternal cartilage/sternalis tulang rawan (wah kalo yang ini istilah kesehatan yang saya gak paham ya.. ? barangkali ada Dokter yang lebih paham menjelaskan, hihi ) " atau mungkin bahasa mudahnya adalah bagian lembut pada organ tubuh kita dibawah tulang rusuk, dimana hati dan limpa berada . Jaman dahulu kala, orang percaya bahwa rasa sedih dan melankolis berasal dari organ ini.

Sementara menurut ilmu psikologi Hypochondriac adalah sesorang yang meyakini dirinya sakit dan melebih-lebihkan penyakit yang dideritanya.


Illustrasi by pixabay 


Saya akan mengkisahkan sedikit tentang penderita hypochondriac yang pernah saya hadapi. Saya mengenalnya hampir 8 tahun ini, dan 5 tahun terakhir saya mendenger keluhan penyakit yang gak ada habisnya.

Awal nya saya cuma menduga dia sebagai pengeluh kronis saja, tapi setelah saya pelajari tentang hidupnya, saya berkesimpulan dia menderita gangguan ini.

Dalam kurun waktu 2 bulan, tak terhitung berapa kali dia gonta - ganti dokter bahkan pengobatan alternatif. Dan dari semua dokter yang dia datangi, diagnosisnya selalu sama, bahwa dia baik-baik saja, hanya kelelahan.

Tapi apa reaksinya dia " si dokter itu pasti cuma pingin nyenengin hati saya aja, gak mungkin saya baik-baik saja, lawung saya merasakan sakit kok ! ".

Alasan itu mungkin sudah saya dengar puluhan kali, dari mulai yang simpatik dan empati,  ampe saya merasa menjadi mati rasa. Hahhaa..

Terakhir bulan lalu, dalam 1 Minggu dia mendatangi rumah sakit hingga 3 kali.  Dari yang awalnya  buang-buang air yang ia keluhkan maag, sesak nafas yang dianggap sebagai penyempitan jantung, sakit kepala yang disimpulkan sebagai menderita katarak.

Yes.. hanya dalam kurun waktu 1 Minggu gaes, daftar penyakitnya banyak. Dan seperti biasa, saya hanya tersenyum saja. Setiap kali dia mendatangi rumah sakit, keesokan harinya dia akan menceritakan bahwa dokter bilang sebenernya baik-baik saja, tapi dia meyakini bahwa itu cuma etika dokter ke pasiennya yang gak ingin membebani pikiran pasiennya. ( Dokter lagi yang salah.. :'(( ).


Illustrasi Hypochondriac


Yup.. Bagi penderita Hypochondriac, penyakit apapun yang dialami serasa penyakit yang mematikan. Semisal dia sakit kepala, maka dia akan berkesimpulan bahwa dia sedang sakit tumor otak. Dan parahnya, dia tidak mudah percaya diagnosa Dokter, itulah alasannya kenapa dia selalu bergonta-ganti Dokter.

Menurut Britannica.com , Hypochondriac masuk dalam kategori Mental Illness ( penyakit yang berhubungan dengan mental ) yang termasuk ke dalam Illness Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan).

Gangguan kecemasan biasanya juga terkait dengan beberapa gangguan psikologi, seperti depressi , anxiety disorder ( gangguan kecemasan yang berlebihan ), bahkan personality disorder ( gangguan kepribadian ).

Umumnya penderita hypochondriac juga mengalami Mythomania dan menjadi pengeluh kronis ( A chronic complainer ). Sumber masalahnya tak lain dan tak bukan adalah kurangnya rasa bahagia dan trauma masa lalunya. 

Ciri - ciri penderita Hypochondria  :


  • Merasa ketakutan dan panik apabila mengalami sakit atau didiagnosa penyakit tertentu.
  • Selalu merasa kuatir memiliki penyakit serius padahal gejala yang ditimbulkan tergolong biasa. Misalnya sakit kepala karena kolesterol tapi dia ketakutan dan merasa memiliki tumor otak hanya karena orang lain mengalaminya. 
  • Seringkali menyangsikan diagnosa dokter ketika dokter mengatakan bahwa tak ada hal yang perlu dikuatirkan atas penyakitnya. 
  • Terlalu sering memeriksakan diri ke dokter karena kekuatiran terhadap penyakitnya. 
  • Sering kali mencari informasi tentang penyakit apapun dan mengumpulkannya untuk jaga-jaga.
  • Sering kali menyimpulkan sendiri penyakitnya, walaupun belum diperksa oleh dokter ( berbekal informasi yang dia kumpulkan)
  • Seringkali membicarakan tentang penyakitnya dan antusias membicarakan tentang penyakit dengan orang lain. 

Bagaimana cara mengatasi Hypocondriac ? 


Jika teman-teman merasa memiliki ciri-ciri diatas atau teman dan kerabat yang mengalami masalah tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan : 

  • Jika kalian merasa memiliki ganguan tersebut diatas, dan merasa cemas yang berlebihan, jangan takut mendapatkan pertolongan dari orang-orang yang profesional atau psikiatris. 
  • Pahami dan pelajari kapan kalian merasa stress dan dampak apa yang muncul pada tubuh kalian. Kalian bisa menggunakan Journaling dan Bullet Journal untuk mengetrack hal ini. 
  • Kurangi berselancar di Internet, supaya kalian tidak semakin cemas dengan apa yang kalian temukan. 
  • Pelajari tentang kondisi tubuh normal kalian, dan carilah pengetahuan tentang bagaimana sewajarnya kondisi tubuh kita. Misalnya Sakit kepala itu bisa karena kurang tidur, stress, depresi, tidak selalu tentang tumor. atau sesak nafas itu juga bisa karena kita stress, gak selalu tentang penyempitan jantung.
  • Sesekali check up tidak apa-apa, jangan terlalu sering karena hanya akan membuat kita semakin cemas. Berhentilah mencari pengakuan dari Dokter yang berbeda-beda tentang apa yang kamu rasakan. 
  • Usahakan untuk tetap berobat dengan satu dokter saja, kecuali mereka merujuk kita pada dokter yang lainnya. 
  • Aktif mengikuti kegiatan atau punya kesibukan atau hobby, ini akan mengurangi rasa cemas dan pikiran kita tentang hal tersebut.   


Saya pribadi pernah punya pengalaman, saya pernah memeriksakan diri pada 2 dokter yang berbeda ,karena saat itu memang terjadi benjolan pada organ tubuh saya. Mengingat keluarga perempuan saya pernah menderita tumor, saya patut waspada.

Satu Dokter tidak begitu yakin memberikan jawaban, jadi saya mencari Dokter kedua sebagai second opinion. dan ternyata beliau memberikan rujukan untuk melakukan tindakan medis lanjutan.

Dan benar, setelah melakukan mamografi, Dokter mengatakan saya memiliki tumor jinak. Tak mau dibayangi rasa cemas yang berlebihan, yang saya lakukan saat itu,  hanya meminum obat pemberian dokter, mengatur pola makan dan selalu berdoa demi kesembuhan. Alhamdulilah benjolan itu menghilang, semoga gak pernah kembali lagi. hehehe,,

Saya sadar, jika saya makin cemas, maka penyakit itu akan mekin merajalela. Cara terbaiknya adalah ikuti prosedur dan petunjuk dokter, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berdoa pada Tuhan atas apa yang telah kita terima.

Sekian penjelasan saya tentang Hypocondriac. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin..


HAPPY READING !