[ewafebri.com] | BELAJAR COPYWRITING DI PROGRAM PRAKERJA.
Copywriting adalah jenis penulisan yang belakangan ini marak diminati oleh masyarakat. Apalagi gempuran digitalisasi dan cyber membuat kita banyak yang beralih memanfaatkan fitur digital dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Termasuk salah satunya adalah mendapatkan pekerjaan atau alih profesi menjadi copywriter. Sebelum kita membahas lebih detail tentang pengalaman saya selama mengikuti kelas pelatihan copywriting, kita bahas dulu pengertian.
BELAJAR COPYWRITING DI PROGRAM PRAKERJA
Dalam tulisan saya tentang Pengalaman Mengikuti Program Prakerja, saya pernah menyampaikan tentang kelas pelatihan yang saya ikuti setelah dinyatakan lolos seleksi. Kelas pelatihan pertama yang saya ikuti adalah "Membuat Copywriting Iklan Untuk Menjadi Creative Copywriter" yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan GreatEdu.
ALASAN BELAJAR COPYWRITING
Alasan saya memilih kelas ini, selain untuk memenuhi kewajiban sebagai peserta prakerja, juga supaya mendapatkan ilmu dan keterampilan baru dalam bidang penulisan. Sejujurnya, saya masih belum familiar dengan copywriting. Sebagai personal yang memutuskan untuk menjadi seorang penulis, saya merasa wajib untuk meningkatkan kualitas diri termasuk dengan mempelajari copywriting.
Selain itu, di era seperti sekarang ini, copywriting bisa menjadi sebuah profesi yang sangat fleksibel bagi warga yang sudah berumur lebih dari 40 tahun. Pada dasarnya saya ingin mendapatkan pekerjaan yang tetap pada sebuah perusahaan atau secara offline. Tetapi saya sadar diri bahwa umur 40 tahun bukanlah usia yang mudah untuk diterima di dunia kerja saat melamar pekerjaan. Karena kita semua tahu, syarat untuk melamar pekerja pada sebuah perusahaan biasanya dibatasi hingga usia 35 tahun.
Oleh sebab itu, profesi yang cocok bagi saya adalah menjadi freelancer yang bersifat lebih fleksibel. Kelemahannya adalah kita tidak bisa menggantungkan diri pada gaji bulanan, karena pendapatan yang kita dapatkan berdasarkan pada selesainya projek yang kita lakukan.
Menjadi freelancer tentu tidak mudah, terutama ketika kita tidak meng-upgrade kemampuan dan keterampilan yang kita miliki. Karena ada banyak orang di luar sana yang juga memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama atau bahkan lebih baik dari kita untuk bersaing. Oleh karena itu, seorang freelancer harus mampu beradaptasi dan berkembang menyesuaikan lapangan pekerjaan yang ada.
MENGIKUTI KELAS COPYWRITING
Dengan alasan di atas, akhirnya saya memilih kelas pelatihan Copywriting yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan GreatEdu. Dari judul workshop-nya saya meras kelas ini menjadi pilihan yang cocok karena menargetkan pemasaran (marketing) sebagai tujuan utama copywriting. Saya menyadari kelemahan yang saya miliki terutama yang berhubungan dengan marketing, sehingga saya ingin memperdalam keterampilan ini lebih lanjut lagi.
Ternyata copywriting tak sesederhana gambaran saya. Meski sebuah tulisan namun dalam membuatnya banyak elemen yang harus diperhatikan. Apalagi copywriting ini berfungsi sebagai media iklan untuk pemasaran suatu produk. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan terkait pembuatan copywriting. Di antaranya :
- Tujuan yang ingin kita capai dalam membuat copywriting. Tujuan atau niat menjadi elemen utama yang perlu diperhatikan agar hasil dari copywriting kita menjadi tepat sasaran. Misalnya saja apakah copywriting bertujuan untuk marketing atau memberitahukan kepada publik tentang produk kita (membangun awareness) ? atau justru dengan tujuan akhir nomimal selling yang ingin diraih.
- Target dalam copywriting harus mampu mencapai lima hal, di antaranya menimbulkan ketertarikan, mencuri perhatian, menumbuhkan rasa keinginan, menguatkan keyakinan dan memicu tindakan.
- Product Knowledge. Dalam membuat copywriting kita harus memahami pengetahuan tentang produk atau jasa yang akan kita tawarkan. Sehingga pada saat menyusun copywriting kita tidak melewatkan informasi penting yang mampu membuat pembaca melakukan tindakan terhadap produk kita.
- Memahami Target Market Ideal (TMI) yakni sekelompok orang yang menjadi tujuan kita untuk berjualan. Mau tidak mau, hasil akhir dari copywriting itu berbentuk penjualan. Entah itu berdasarkan nominal atau pun value yang ingin kita raih.
- Dalam copy writing ada tiga tingkatan yang perlu kita perhatikan, di antaranya fase engagement, Marketing dan Sales (menjual).
Itulah beberapa hal yang perlu kita pelajari dan perhatikan sebelum membuat copywriting. Dengan memahami elemen dan unsur yang kita butuhkan dalam membuat sebuah copywriting akan memudahkan kita dalan menyusunnya.
KURIKULUM YANG DIPELAJARI
Pada kelas yang saya ikuti kemarin, Mentor mengajarkan kepada kita tentang ilmu dasar copywring. Seperti misalnya tentang pengertian copywriting, tujuan dan fungsi copywriting, mempelajari unsur dan elemen yang dibutuhkan hingga step by step menyusun copywriting.
Hal yang paling sulit dan membutuh riset khusus dalam membuat suatu copy adalah memahami TMI atau Target Market Ideal. Di mana kita harus mempelajari tentang latar belakang dari target pembeli yang ingin kita raih, sehingga mereka tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Dalam mempelajari TMI kita harus meriset beberapa hal berikut ini :
- Informasi terkait sosial, ekonomi dan status yang dimiliki oleh TMI, Misalnya tentang kondisi pribadi mereka, pekerjaan, jabatan bahkan jumlah penghasilan meski tidak terikat. Hal ini dibutuhkan agar jasa atau produk yang kita tawarkan tidak salah sasaran.
- Informasi tentang psikografi misalnya gaya hidup dan motivasinya.
- Informasi demogarfi misalnya tentang wilayah yang ingin kita targetkan, usia, agama, status pendidikan atau bahkan yang lebih privasi seperti agama. Hal ini supaya kita tidak salah sasaran. Gak mungkin kan kita menawarkan paket Umrah atau Haji pada Non-Muslim ?
FAKTOR PEMICU PEMBELIAN
Selain belajar tentang Target Market Ideal, kita juga diajarkan tentang faktor-faktor yang memicu pembelian. Setidaknya ada 7 faktor yang perlu kita perhatikan agar para calon pembeli tertarik untuk menggunakan produk kita. 7 Faktor tersebut di antaranya :
- Emotional Selling >> Dalam penjualan kita harus memanfaatkan emosi atau perasaan agar para calon pembeli merasa membutuhkan produk yang kita tawarkan. Emosi menjadi salah satu alasan seseorang melakukan pembelian. Salah satu emosi yang mempengaruhi penjualan adalah rasa takut yang dialami oleh pembeli. Seseorang yang memiliki rasa takut akan sesuatu akan bersedia mengeluarkan uangnya untuk membeli suatu produk yang memenuhi rasa aman dan nyamannya. Misalnya seseorang yang takut penampilan giginya kurang menarik karena berubah warna, akan berani melakukan pembelian terhadap produk pasta gigi yang mampu mencegah atau menanggulangi rasa takutnya tersebut.
- Hidup lebih hidup >> Manusia cenderung enggan hidup dipenuhi rasa bosan. Sehingga mereka membutuhkan banyak cara agar hidup mereka lebih menarik dan menyenangkan. Salah satunya dengan memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya saja jasa traveling yang menarik dan menantang di alam bebas.
- Tren ikut-ikutan >> Tren menjadi salah satu faktor mengapa suatu produk atau jasa bisa dibeli atau digunakan. Manusia itu terkadang memiliki rasa kompetitif sehingga tidak mau kalah dengan orang lain. Masa iya orang lain bisa, kita nggak ? atau kadang berdasarkan rasa penasaran saja.
- The Power Of Love >> faktor "cinta" membuat seseorang rela membeli sebuah produk atau jasa tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang yang dicintainya. Misalnya saja keluarga, teman, rekan kerja, tetangga dan lain-lain.
- Revitalisasi >> Revitalisasi adalah faktor yang mampu mempengaruhi dan memperbaiki diri kita secara jasmani atau mental.
- Hero's Buying >> Dalam diri seseorang biasanya akan muncul jiwa kepahlawanan. Jiwa ini juga bisa memicu orang untuk melakukan pembelian terhadap produk atau jasa. Misalnya saja kita membelikan orang lain hadiah yang bisa bermanfaat bagi hidup mereka.
- Smart Buying >> Jika faktor di atas fokus pada diri konsumen, pada faktor smart buying kita lebih fokus pada produk atau jasa yang kita tawarkan. Kita memberikan banyak manfaat terlebih dahulu, sehingga para calon konsumen tertarik untuk menggunakannya.
Itulah beberapa faktor yang mampu membuat seseorang tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Dengan memahami faktir pemicu bagi seseorang untuk membeli, maka kita bisa membuat copywriting dengan cara yang tepat. Pun kita juga lebih mudah dalam merangkai kalimatnya karena kita sudah memilki panduan dan target yang jelas.
ANATOMI COPYWRITING
Panduan lain yang saya pelajari selama belajar adalah tentang bagaimana bentuk anatomi dalam membuat copywriting. Dalam membuat sebuah copy, akan terbagi menjadi tiga bagian, yakni :
- Heading / Title atau Headline >> Bagian utama yang paling menentukan bagi seorang calon konsumen untuk melakukan tindakan lanjutan. Di bagian ini, diksi yang gunakan haruslah menarik dan mencuri perhatian, sehingga orang lain merasa penasaran dan melakukan tindakan selanjut.
- Isi / Body >> Pada bagian ini kita akan menyampaikan informasi yang mampu menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan bagi calon konsumen sehingga mereka lebih tertarik lagi untuk membelinya.
- Call To Action >> Bagian terakhir dari sebuah copy adalah Call To Action dimana seorang copywriter mengajak para pembaca menjadi konsumen dan membeli produk atau jasa yang kita tawarkan.
Dengan memahami anatomi copywriting, kita bisa lebih efektif dan efisien dalam membuatnya. Kita tidak lagi merasa bingung pada saat menyusunnya karena kita memiliki template untuk membuat. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kelas Copywriting ini. Salah satunya saya lebih memiliki patokan yang jelas dalam membuat suatu copy, sehingga saya bisa menargetkan pada kelompok yang sesuai. Selain itu, saya juga bisa belajar tentang bagaimana cara persuasif dalam membuat suatu tulisan yang relatif pendek tetapi mampu mencakup semua informasi yang ingin kita sampaikan kepada calon konsumen.
Mengikuti kelas Copywriting membuat saya lebih memahami dan mengenal banyak jenis tulisan yang perlu saya pelajari. Jika biasanya saya hanya belajar dan berkutat dengan content writiing yang notabene panjang dan terkesan bertele-tele, kini saya juga belajar tentang jenis penulisan yang terkesan compact (singkat, padat dan jelas). Semoga dengan pengetahuan yang saya miliki saat ini, saya bisa meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi, Alhamdulillah !
0 Comments
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏