JOURNALING ALA WALT WHITMAN

walt whitman



[ewafebri.com] | JOURNALING ALA WALT WHITMAN.

Walt Whitman adalah seorang penyair Amerika yang sangat mengagumi Abraham Lincoln. Ia menjadi salah satu penyair ternama dan dijuluki sebagai “Poet Of Democracy” karena sudut pandangnya tentang demokrasi yang sangat kental dan menjadi bagian dari hidupnya. Nah seperti apa sih isi catatan dari Walt Whitman ? Kita cari tahu yuk !

JOURNALING ALA WALT WHITMAN


Beberapa tahun lalu saya pernah membahas tentang Walt Whitman di Blog ini, namun kemudian tulisan itu saya hapus. Hahaha.. setelah membaca kembali postingan itu, saya jadi mikir “apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan ? Kok isinya gak jelas banget ini !” hihihi.. Oleh karena itu saya membuat tulisan ulang dengan tokoh yang sama namun menghadirkan poin yang berbeda. Dan tentu saja, saya berharap poin-poinnya lebih sedikit berguna dibandingan tulisan saya yang dulu.

Saya mengenal nama Walt Whitman karena novel John Green saat itu. Saya lupa tepatnya buku yang mana. Entah itu The Fault In Our Stars atau yang lainnya. Tapi yang pasti gara-gara John Green mengutip salah satu puisi Walt Whitman, saya jadi tertarik untuk menguliknya.

Saking penasarannya dengan Walt Whitman, saya membeli bukunya Leaves Of Grass edisi tahun 1855 cetakan 2013. Dan jujur saat membaca bukunya saya kaget luar biasa karena gak memahami satu pun puisinya. Hahaha.. Nah ceritanya waktu itu saya membuat tulisan tentang review bukunya. Tapi setelah saya baca sekarang, kok itu tulisan menunjukkan saya memang buta sama sekali tentang Walt Whitman karena isi artikel reviewnya terlihat sangat “ngasal” sekali. Hihihi..

Mungkin pada waktu saya menulis postingan itu, cuma berdasarkan asas “pingin pamer” punya Leaves Of Grass aja, biar kesannya anak indie gitu, wkwkwk.. Tapi tenang, sekarang saya menulis ini dengan cara pandang yang berbeda. Ya walaupun dua tahun lagi setelah ini, pikiran saya tentang “kamu ini nulis opo sih Va ?”, akan muncul lagi. Hihihi.. Tapi gak apa-apalah ya.. ? Minimal di tulisan ini saya menuliskan tentang biografinya, hehehe..

SIAPA WALT WHITMAN ?

siapa walt whitman


Setiap postingan tentang seorang tokoh, akan selalu saya awali dengan mengenalinya lebih dulu. Saya kuatir kalo tidak dikenalkan dulu, maka kita tak sayang. Hihihi..

Walt Whitman adalah seorang Penyair Amerika yang terkenal dengan julukan Poet Of Democracy. Ia lahir di West Hill, Huntington, Long Island pada 31 Mei 1819 (dua abad lalu). Ia adalah putra dari Walter Whitman Sr. Beberapa tahun setelah kelahirannya, ayahnya memutuskan untuk pindah dari Huntington ke Brooklyn.

Masa muda Whitman dihabiskan untuk bekerja di percertakan. Namun pada tahun 1836 ia mulai mengajar karena bisnis percetakan pada saat itu kurang bagus. Ia mulai mengajar di Norwich tepatnya East Norwich (Norwich bagian timur). Pada tahun 1837 hingga tahun 1938 ia berpindah-pindah dalam mengajar. Setidaknya ada beberapa tempat yang pernah ia singgahi, di antaranya di Hempstead, Babylon, Long Swamp (Huntington Station) dan Smithtown. Whitestone menjadi persinggahan terakhirnyan di tahun 1941. Ia kemudian menghabiskan sisa hidupnya di New Jersey. Ia meninggal dunia di Camden, New Jersey pada bulan Maret 1892.

KARIR WALT WHITMAN


Selama masa-masa ia mengajar, Whitman juga tertarik pada dunia penerbitan majalah. Pada tahun 1938 ia menemukan penerbit majalah mingguan yang bertajuk The Long Islander di Huntington. Meskipun penerbitan itu menjadi salah satu project favoritnya, namun karena tidak berjalan dengan baik, ia pun kemudian kembali lagi ke New York City. Namun lagi-lagi ketidakberuntungannya di New York City membawanya kembali ke Long Island. Ia kemudian melanjutkan untuk mengajar lagi, di saat bersamaan ia juga bekerja di Koran The Long Democrat. Di sinilah kemudian dia menerbitkan kolom yang bertajuk “Sundowner”.

Pada tahun 1840, Whitman ikut mengkampanyekan kandidat Presiden dari Partai Demokrat, Martin Van Buren. Dari sini sudah terlihat bahwa Whitman sangat tertarik dengan dunia politik. Maka tak heran jika karya-karyanya didominasi dengan pandangan politiknya terutama tentang demokrasi.

Hal ini juga didukung dengan beberapa posisi yang didapatnya ketika bekerja di beberapa penerbit majalah yang berbeda dari tahun 1841 hingga 1859. Setidaknya ia pernah bergabung dengan 7 penerbit majalah yang berbeda. Di antaranya : The Long Island Star, 1845; The Brooklyn Daily Eagle 1846 – 1849; The Brooklyn Daily Times, 1857 – 1859. Beberapa topik yang menjadi bahasan favoritenya adalah tentang sosial, ekonomi dan politik. Ini yang kemudian mendarah daging pada dirinya hingga ia menjadikan demokrasi sebagai pandangan hidupnya.

LEAVES OF GRASS

leaves of grass karya walt whitman


Pada musim semi tahun 1855, untuk pertama kalinya Whitman mempublikasikan Edisi pertama dari Leaves Of Grass. Di dalamnya terdapat 12 puisi tanpa judul dan kata pengantar (preface). Buku edisi inilah yang saya miliki. Hihihi.. kalo dibaca dari preface (kata pengantarnya), buku ini memang bukanlah “my cup of tea” alias bikin saya gak ngerti sama sekali, hahaha..

Kumpulan puisi edisi ini menjadi salah satu yang diperbincangkan karena dianggap aneh oleh beberapa penyair kontemporer. Karya pertamanya ini tidak banyak mendapat dukungan apalagi dari pihak penerbit (publisher). Namun ia tak menyerah begitu saja, ia kemudian meminta tolong pada teman-teman penerbitnya dahulu di The Roma Brothers.

Meskipun Whitman memiliki caranya sendiri dalam membuat puisi, namun ia sangat tertarik dengan karya-karya Homer, Dante, Shakespear bahkan Alkitab (Injil). Puisi Whitman tergolong panjang, beritme namun juga berprosa bebas. Ia lebih mengedepankan apa yang ia rasakan. Sebagai seorang penyair tentu bahasanya bukan hal yang mudah dicerna. Apalagi ini dia tuliskan dengan menggunakan bahasa Inggris. Hmmm.. Menggunakan bahasa Indonesia saja saya butuh berkali-kali membaca untuk paham, apalagi puisinya Whitman ya ?

Walaupun begitu, ada beberapa hal yang bisa saya tangkap dari puisinya Whitman. Di antaranya :

  • Dalam kata pengantarnya yang lumayan panjang, Whitman seolah menyampaikan tentang definisi seorang penyair yang hebat. Setidaknya hal itu ia ungkapkan dalam bait-baitnya berikut ini, “ The Greatest Poet hardly knows pettiness and triviality. If he breathes into any thing that was before thought small it dilates with the grandeur and life of universe.”... “ the poets are also to be known by the absence in them of tricks and by justification of perfect personal candor.” - (Leaves Of Grass 1855, 2013, page 7 & 15) <<  Bisa jadi ini adalah caranya melawan para kritikus yang waktu itu menganggap dia aneh ya ? Hihihi..
  • Know The Self. Whitman telah memahami kesejatian dirinya. Ini tergambarkan ketika ia mengatakan, “ i celebrate my self.” Itulah mengapa ia memiliki caranya sendiri dan keunikkannya dalam membuat karya. Ia tidak mengikuti arus yang digunakan oleh penyair masa itu. Terutama penyair-penyair kontemporer. Ia juga tidak merasa keberatan atau merasa putus asa ketika karyanya dianggap aneh oleh mereka. Whitman memahami emosinya dan apa yang terjadi dalam dirinya. Hingga dia memiliki kepercayaan pada dirinya tentang karyanya dan personalnya sendiri. Ia tak takut mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya meskipun dianggap melawan arus. Ia berani menjadi dirinya sendiri.
  • Live in a presence. Whitman memahami bahwa hidup itu “ya hari ini”. Bukan yang lalu apalagi masa yang akan datang. Apa yang terjadi di hari ini, itulah yang dinamakan kehidupan yang sesungguhnya. Ini tergambar dari puisinya : “There was never any inception than there is now, nor any more youth or age than there is now, and will never be any more perfection than there is now, nor any more heaven and hell than there is now..” << ya.. kalimat terakhir ini agak ambigu ya ? Hahaha.. sebagai seorang “believer”, sudah pasti akan salah jalan kalo tidak mempercayai kehidupan akhirat. Namun kan bisa jadi konsep yang tengah disampaikan oleh Whitman di kalimat ini bahwasannya tidak ada kebahagiaan ataupun penderitaan kecuali apa yang kita rasakan hari ini. Bisa jadi loh ya.. tapi kan interpretasi puisi memang terserah bagaimana pembaca menangkapnya saja, ya kan ? Bebas ! Hihihi..
  • Believe in Yourself. Whitman mengajarkan untuk percaya dan menggantungkan sesuatu pada diri sendiri. Bukan karena pengaruh orang lain. Ia mampu memotivasi dirinya sendiri. Bisa jadi ia ingin mengajarkan untuk mempercayai “intuisi” kita. Karena kita ini kan kadang hidupnya banyak dipengaruhi oleh orang lain dibandingkan keputusan atau kebijaksanaan yang kita putuskan sendiri. Ia juga mengajarkan agar kita mengambil hal-hal yang baik saja dari kehidupan di dunia ini. Hal ini terdapat dalam puisinya : “ You shall posses the good of the earth and sun.... there are millions suns left, You shall no longer take things at second or third hand... nor look through the eyes of dead... Nor feed on spectres in books, You shall not look throught my eyes either, nor take things from me, You shall listen to all sides and filter them from yourself.” << meskipun kita mendapatkan banyak pengetahuan dan informasi dari manapun, ingatlah bahwa yang paling murni adalah yang datang pertama kali di sanubari. Tsaah.. Bahkan apabila pengetahuan itu telah berbaur dengan “ego” kita, pun harus berhati-hati juga. Hihihi.. Dalem banget ini tenyata. Apalagi saat ia mengingatkan kita untuk berhati-hati mempercayai pengetahuan yang datang dari “hati yang mati”.
  • Balance. Whitman mengajarkan kita untuk memandang hidup secara seimbang. Tidak kurang, tidak lebih. Tapi pas ! Ini ciri-ciri nasehat dari seorang yang bijaksana ya ? Bahwa segala sesuatu itu harus diposisi yang pas. Jangan berlebihan, jangan pula tidak bersyukur. Hidup itu moderat lah.. Yang sedang-sedang saja. >> “ Clear and sweet is my soul.. And clear and sweet is all that is not my soul.”
  • Puas akan dirinya sendiri. Whitman mengajarkan kita untuk belajar puas dan bersyukur atas apa yang ada dalam diri kita sendiri. Di sini terlihat dari bagaimana ia mengekspresikan dirinya dengan kalimat : “ i am satisfied... i see, dance, laugh, sing;
  • Mengajarkan tentang self control dan sabar. Whitman mengajarkan kita untuk mengendalikan diri, apalagi ketika kita menyaksikan dan mendengarkan sesuatu. Daripada sok ikut-ikutan arus yang lagi ramai dibicarakan seperti kasus-kasus yang lagi viral, atau orang-orang yang mulai pamer banyak keberhasilannya, kalo kata Whitman, mendingan diam. Tinggal mandi (bebersih diri) dan kontemplasi diri sendiri aja. Haha.. “ showing the best and dividing it from the worst, ages vexes ages, knowing the perfect fitnes and equanimity of things, while they discuss i am silent, and go bathe and admire myself.” .... “Backward i see in my own days where i sweated through fog with linguists and contenders, i have no mockings or arguments... i witness and wait." << Kalo di Alquran Allah SWT selalu berfirman kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan “tunggulah, aku pun menunggu.. “
  • Oneness. Whitman memahami konsep oneness dalam diri manusia. Bahwa kita ini ibaratnya adalah sebuah sel dalam tubuh yang saling berhubungan dengan sel lainnya. Ia memahami cinta yang murni bukan cinta penuh tendensi apalagi bersifat transaksi. Hal ini bisa tersirat dari setiap kalimat, “ my brothers, my sisters, my lovers..” dalam Leaves Of Grass 1855.

Dan satu hal yang paling mengena dari bait-bait yang disampaikan oleh Whitman adalah “ I exist as i am, that is enough ! If no other in the world be aware I sit content. An if each and all be aware I Sit content”.

Sebuah deklarasi tentang penerimaan diri dan rasa syukurnya. Ia tak lagi peduli dengan apapun yang dilontarkan kepadanya. Ia tak peduli orang mengenalnya atau tidak. Ia sudah merasa cukup dengan dirinya. Ia tak lagi butuh validasi dari orang lain lagi. Baginya “hidup adalah sekarang, dia bisa menjadi dirinya sendiri dan dia merasa cukup atau content”. Ia tak lagi ingin menjadi apa yang orang lain inginkan.

Bisa jadi ini adalah tanda-tanda orang yang telah cerdas secara spiritual. Ia melihat segala sesuatu dan melakukan segala sesuatu karena dirinya bukan karena keinginan atau perintah orang lain. Ia telah menjadi sosok authentic dengan dirinya sendiri, dengan pola pikirnya dan tentang caranya dalam menjalani kehidupan.

Well, masih banyak lagi hal saya pelajari dari Walt Whitman. Kalo saya bahas semua di sini bakalan gak kelar-kelar ini tulisan, hahaha.. Tapi paling tidak kita bisa mengambil pelajaran berharga dari seorang penyair ini. Alhamdulillah saya baru membuat tulisan ini sekarang, setidaknya banyak perspektif yang bisa saya sampaikan. Hahaha.. Bukan ulasan yang asal-asalan seperti tulisan saya yang telah lalu.

Setidaknya ada sekitar 400 puisi yang telah ia terbitkan dalam series Leaves Of Grass. Termasuk yang paling tersohor adalah “Song Of My Self”. Nah gara-gara puisi inilah saya mengenal nama Walt Whitman.

ISI NOTEBOOK WALT WHITMAN

Abraham Lincoln Karya Walt Whitman


Ngomong-ngomong kalian penasaran gak sih sama isi catatannya ? Saya tuh belakangan ini terobsesi mempelajari apa saja isi journal dari orang-orang yang extraordinary ini. Seperti halnya Marcus atapun Da Vinci, pasti Whitman juga memiliki catatan yang sekarang tergolong berharga. Hehehe..

Saya kutip dari New York Times, ada beberapa hal yang bisa kita temukan di catatan Walt Whitman, di antaranya :

  • Sebuah percakapan imajinasi yang ia lakukan dengan Abraham Lincoln. Ya mungkin kita juga sering yang membuat monolog seolah-olah kita sedang bicara dengan orang lain dalam bentuk tulisan tangan. Itupun juga terjadi di dalam catatan Walt Whitman. Orang-orang yang memiliki imajinasi tinggi memang kadang-kadang, tanpa ada siapa pun mereka bisa berbincang-bincang bahkan dalam isi kepalanya saja. Hahaha.. Hayo siapa yang suka ngobrol ama diri sendiri di kepala ? Atau lagi ngebahas sesuatu di dalam hati ?
  • Pandangannya tentang agama. Ada beberapa catatan yang berhubungan dengan agama dalam catatannya. Saya rasa itu wajar sih, apalagi di puisi-puisi Walt Whitman itu sebenarnya banyak membahas tentang spiritualitas. Ya mungkin ia mencapai dimensi ini melalui ranah agama juga. Seperti halnya Marcus yang membahas tentang keberkahan Tuhan dalam hidupnya, pun Da Vinci dan Whitman juga sama.
  • Sketsa tentang dirinya. Ada sketsa yang ditemukan dalam catatannya tentang dirinya sendiri dan juga beberapa orang. Entahlah saya merasa orang-orang yang “stand out” pada zamannya memang selalu kreatif tak hanya lewat pikiran tetapi juga seni visual.
  • Karikatur. Selain bait-bait puisi yang betebaran di mana-mana, ada juga karikatur yang ditemukan di dalam buku journalnya. Kalo Da Vinci sketsa dan gambarnya dengan penjelasan-penjelasannya yak cukup detail, kalo Whitman cukup dengan karikatur aja. Hehehe..

Itulah Inspiring People kita kali ini. Akhirnya PR saya tentang Whitman sudah tuntas. Hahaha.. Postingan ini tuh sebenarnya banyak banget hal ajaibnya. Apalagi kalo saya rentet dengan pertama kali saya mengenal sosoknya di novel John Green. Setidaknya saya jadi tahu mengapa saat itu Allah SWT mengilhamkan saya untuk membeli bukunya. Karena isi Leaves Of Grass kalo saya baca sekarang memiliki makna yang sangat dalam dibandingkan saat pertama kalinya saya mendapatkannya.

Dan kalo saya ingat-ingat lagi, cara saya mendapatkannya pun gak mudah karena ternyata di Indonesia buku ini tidak ada. Waktu itu saya pesan secara khusus melalui Books And Beyond. Dan super anehnya lagi, dari beberapa buku yang saya bagikan lewat Random Act Of Kindness beberapa tahun lalu, buku ini satu-satu yang masih saya simpan meskipun saya gak paham isinya. Normalnya saya mah pasti buku ini juga sudah dibagikan ke orang lain. Dan sampai sekarang buku ini masih saya simpan, rasanya buku ini memang ditakdirkan untuk dibaca dan dipahami saat ini ya ? Hihihi..

Baiklah, saya sudahi tulisan tentang tokoh penyair yang cukup fenomenal ini. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Post a Comment

0 Comments