JOURNALING ALA LEONARDO DA VINCI

journaling ala leonardo da vinci



[ewafebri.com] | JOURNALING ALA LEONARDO DA VINCI.

Leonardo Da Vinci adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia seni. Terutama seni visual, lukis dan patung. Namun siapa sangka, keahlian Leonardo Da Vinci tidak hanya tentang hal yang berhubungan dengan seni lukis saja, tapi juga secara universal.

Untuk mengetahui bagaimana pemikirannya, kita bisa mempelajari dari cara dia berjournaling. Seperti Marcus Aurelius yang pernah saya bahas sebelumnya, kini saya juga ingin mengulik bagamana seorang Leonardo da vinci membuat dan mengisi buku catatan yang menjadi manuscript paling fenomenal.

JOURNALING ALA LEONARDO DA VINCI


Belakangan ini saya terobsesi untuk mempelajari bagaimana tokoh-tokoh terdahulu memanfaatkan journalnya dalam proses mereka berkarya atau menjalani kehidupan. Apa saja yang mereka catat ? Bagaimana mereka merekam pikirannya dalam buku ? Aspek apa saja yang mereka catat dalam bukunya ? Dan banyak hal menarik lainnya.

Dari catatan mereka, kita bisa mengetahui bagaimana proses mereka berpikir, kita juga bisa memahami tentang apa saja yang menjadi fokus mereka dalam hidup ini. Dan tentu saja kita bisa mempelajari buah pikirnya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

LATAR BELAKANG


Salah satu tokoh yang menarik untuk saya bahas sekarang adalah Leonardo Da Vinci. Saya penasaran bagaimana seorang Da Vinci merekam ide, gagasan dan cara pandangnya ke dalam buku catatan. Buat kalian yang belum mengenal tentang siapa sih Da Vinci ini ? Mungkin gambaran latar belakang berikut ini bisa menjadi informasi pengantar sebelum mengulik pikirannya.

SIAPA LEONARDO DA VINCI ?


Leonardo Da Vinci lahir pada 15 April 1452 di kota Vinci, Propinsi Firenze, Italia. Ia terlahir dari pasangan Ser Piero Da Vinci dan Caterina. Da Vinci tak hanya piawai dan dikenal sebagai seorang pelukis Renaissance saja, tetapi juga profesi lainnya karena dia juga menguasai berbagai bidang keilmuan. Dia dikenal juga sebagai seorang arsitek, musisi, penulis, pemahat / pematun bahkan seorang filsuf.

Di usianya yang belia, ia belajar melukis kepada Andrea Del Verrochio, di Firenze, Italia. Pada tahun 1481, Leonardo memutuskan untuk pindah ke Milan, Italia. Di Milan inilah ia menghasilkan karya termahsyurnya, yaitu KUDA SFORZA, di mana ia membutuhkan proses pengerjaannya selama kurang lebih sebelas tahun lamanya.

Tidak hanya melukis, Leonardo juga melakukan pekerjaan lainnya seperti membangun kanal dan juga mengubah jalan-jalan sungai. Ia juga membantu Raphael dan Michaelangello dalam merancang Santo Petrus. Keahliannya inilah yang membuatnya dikenal sebagai seorang arsitektur.

KARYANYA

Salvator mundi karya Leonardo Da Vinci



Leonardo memiliki banyak karya yang fenomenal. Bahkan karya-karyanya masih dikenal hingga sekarang. The Last Supper (Perjamuan Terakhir) merupakan mahakaryanya yang ia lukis di tahun 1495 hingga 1497, di dinding Biara Santa Maria, Milan. Lukisan ini menjadi salah satu karya yang paling sering direpro dengan berbagai macam gaya dan aliran hingga jaman sekarang.

Monalisa, barangkali menjadi salah satu lukisan yang paling sering diperbincangkan dan memiliki misteri yang tak terpecahkan hingga saat ini. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa sesungguhnya Monalisa adalah gambaran dirinya sendiri. Senyum Monalisa menjadi senyuman yang penuh misteri hingga saat ini.

Salvator Mundi yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Juru Selamat menjadi lukisan termahal di dunia. Sama halnya seperti The Last Supper yang banyak dijadikan sebagai sumber inspirasi oleh seniman lainnya, pun Salvator Mundi juga sama. Ada beberapa karya seniman lain yang me-repro Salvator Mundi dengan gaya lukisan mereka. Seperti yang dilakukan oleh Wenceslaus Hollar, pada tahun 1650. Saat ini lukisan ini dimiliki oleh Mohammad bin Salman yang berada di Abu Dhabi.

Ada juga Lady With an Ermine yang ia lukis di tahun 1489-1491 menggunakan cat minyak yang ia lukis di atas panel. Obyek lukisannya adalah isteri dari Duke Of Milan, Ludovico Sforza yang bernama Cecilia Gallerani. Lukisan ini salah satu lukisan yang bisa diselamatkan selain empat lukisan wanita lainnya karya dari Leonardo Da Vinci. Saat ini lukisan tersebut berada di Czartoryski Museum, Krakaw, Polandia.

Masih banyak mahakarya Leonardo yang belum saya bahas di sini. Salah satunya adalah manuscript yang berisi tentang catatannya selama hidupnya. Nah tulisan inilah yang sesungguhnya membuat saya tertarik untuk mengulik isi catatan Leonardo.

ISI CATATANNYA

Manuscript Leonardo Da Vinci



Membahas tentang catatan Leonardo Da Vinci saya jadi inget tentang tulisan saya yang pernah saya buat beberapa tahun lalu tentang Ideas Journal. Di mana buku tersebut berisi segala macam tentang ide-ide dan gagasan. Buat kalian yang penasaran, silahkan dibaca juga ya.. hahaha..

Dari catatan Leonardo kita bisa mengetahui bahwa dia bukan hanya seorang pelukis saja namun seseorang yang tertarik dengan banyak bidang keilmuan, terutama ilmu pengetahuan. Meskipun dia tidak belajar secara formal di sekolah namun rasa penasarannya akan ilmu pengetahuan tak diragukan lagi. Seperti misalnya saat ia mempelajari tentang bagaimana seekor burung terbang, yang kemudian membuatnya tergerak untuk merancang mesin yang bisa terbang.

Pemikiran Leonardo memang sangat luar biasa dan luas tentu saja. Ada sekitar 20.000 hingga 28.000 halaman dari 50 buku yang diketemukan tentang apa saja yang telah ia catat di bukunya. Topiknya bermacam-macam. Ada pembahasan tentang optik, filosofi, teknik mesin, geografi, bahkan tubuh manusia (mikrokosmos). Di antara catatan itu ada beberapa point yang bisa kita ambil untuk dijadikan sebagai referensi saat membuat journal.

Adapun beberapa hal yang bisa kita highlight adalah :

  • Sketsa : Sketsa yang dibuat oleh Leonardo tak hanya satu obyek saja. Tapi juga banyak hal. Apalagi saat dia mempelajari tentang studi tubuh manusia. Salah satu ikon yang paling termahsyur dari manuscriptnya adalah The Vitruvian Man. Ada juga pembahasannya tentang bagaimana melukis landscape ataupun pohon.
  • Diagram : Isi catatan Leonardo yang banyak kita jumpai adalah diagram. Di mana dia menjelaskan apapun yang diketemukannya melalui percobaan dengan diagram sebagai pelengkapnya. Di samping diagram dia menjelaskan secara detail tentang apa yang ia pikirkan dan temukan.
  • Pemikirannya tentang lukisan. Yang paling fenomenal tentu saja penjelasannya yang lengkap tentang bagaimana membuat lukisan. Dia menjelaskan secara rinci relasi tentang pencahayaan, bayangan, obyek, warna, dan segala hal yang dia observasi saat membuat karya seni. Dia membahas secara lengkap dan detail.
  • Quote-quote : Jika Marcus Aurelius, menuliskan quote dari dirinya dan quote yang ia dapatkan dari filsuf lainnya, Leonardo juga menuliskan hal yang sama. Hanya saja yang ia lebih sering menulis quote berdasarkan pengalamannya sendiri.

Bahkan yang unik dari isi catatan Leonardo itu adalah detail hasil ekseperimennya yang dia tulis hingga bisa menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi seniman di generasi selanjutnya. Tak hanya itu catatan dia tentang studi tubuh manusia juga sangat menarik. Di mana untuk bisa mendapatkan informasi sedetail itu, ia rela membedah mayat-mayat yang sudah dikubur. Yang kemudian dijadikan inspirasi dalam dunia kedokteran untuk mencari detail kematian atau suatu perkara dengan otopsi.

Yang paling tidak masuk akan dan membuat decak kagum adalah Leonardo mencatat pemikirannya dengan penulisan kata-katanya secara terbalik atau istilahnya Mirror Writing. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia menulis demikian untuk merahasiakan penemuannya, tapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ia menulis dengan cara terbalik karena kidal. Penulisan dengan gaya terbalik membuatnya lebih mudah karena tangannya tidak kotor oleh tinta yang masih basah dan menjaga agar tinta tidak menyebar.

Alasan mana yang kalian percaya ? Hahaha.. Apapun alasannya, hal itu menjadi ciri khusus Leonardo Da Vinci dan sepertinya apapun yang ada dalam dirinya selalu misterius ya ? Pun tentang bagaimana dia menulis bisa menjadi misteri tersendiri.

FILSUF


Leonardo juga merupakan seorang filsuf. Dalam bukunya yang terkenal dengan sebutan Codex Leinceister ia juga menuliskan tentang sudut pandangnya tentang kehidupan. Seperti quote yang menurut saya sangat berarti berikut ini :

“ He who offends others, does not secure himself “, - Leonardo Da Vinci.

Which is so true ! Hahaha.. Mengapa saya berani mengatakan demikian ? Karena saya mengalami apa yang ditulis oleh Leonardo tersebut. Saat kita dengan sengaja ingin menyinggung orang lain, sesungguhnya kita sedang menggali jurang kehancuran bagi diri kita sendiri. Karena dampak dari perkataan yang menyinggung itu bukan berakhir pada diri orang yang kita tuju, namun justru sebaliknya, kitalah yang akan mendzalimi diri sendiri.

Meskipun catatannya didominasi oleh penjelasannya tentang bagaimana ia melihat suatu obyek untuk dijadikan sebagai karya seni, namun pada proses pembuatannya Leonardo juga menyertakan cara pandang dalam melihat sesuatu ke dalam karya tersebut. Sekali lagi ini membuktikan bahwa seni dan psikologi adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Karena manifestasi dari psikologi itu salah satunya adalah karya seni.

APA YANG SAYA PELAJARI DARI LEONARDO DA VINCI ?


The Vitruvian Man 


Ada banyak hal yang bisa kita ambil sebagai ilmu pengetahuan dari seorang Leonardo Da Vinci. Bagi saya, selain pelajaran yang berhubungan dengan teknik melukis, juga temuannya tentang bagaimana ia memandang kehidupan. Seperti misalnya bahasannya tentang cahaya, bayangan, obyek dan perspektif yang ia tulis secara detail dalam manuscriptnya menjadi pelajaran yang berhubungan dengan spiritual bagi saya. Supaya gak bingung saya akan jelaskan poin-poinnya berikut ini ya ?

LIGHT, SHADOW, OBJECT & PERSPECTIVE


Dalam bukunya The Complete Works Of Leonardo Da Vinci, yang diterjemahkan oleh Jean Paul Richter, 1888. Saya menemukan banyak tema yang berhubungan dengan pencahayaan (light), bayangan (shadow), obyek, dan sudut pandang (perspektif) dalam proses membuat karya seni.

Dari bahasan ini saya belajar bahwa tak hanya saat melukis saja kita membutuhkan elemen tersebut, namun dalam kehidupan sehari-haripun kita juga tak terlepas dari elemen tersebut. Terutama jika kita bawa ke ranah spiritual, reliji ataupun psikologi.

LIGHT AND SHADOW

Light yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi cahaya atau dalam bahasa arab sering kita dengar dengan sebutan Nur adalah salah satu elemen terpenting dalam hidup. Di mana saat kita tak mendapatkan cahaya, maka hidup kita akan berada dalam kegelapan.

Jika dalam ilmu psikologi, Light bisa diartikan sebagai enlighten atau proses pencerahan dalam hidup. Jika tidak ada faktor yang membuat hidup kita cerah maka hidup ini terasa seperti gelap gulita. Kita hanya menemukan penderitaan-penderitaan yang tak ada akhirnya. Dan tentu saja akan membuat kita tidak pernah bisa memahami arti kata bahagia.

Ada salah satu catatan Leonardo perihal cahaya yang menjadi perhatian saya dalam buku catatannya tentang cahaya dan bayangan :

“ The cast shadow will be longest when the light is lowest, the cast shadow will be shortest when the light is highest “

Di mana jika diterjemahkan dengan bahasa yang lebih sederhana artinya :

“ Besar kecilnya bayangan tergantung besar kecilnya cahaya. “

Meski catatan ini dia tujukan sebagai teknik mata pencahayaan dalam seni visual, namun saya melihatnya dengan kacamata yang lain.

Dalam dunia spiritual cahaya saya asumsikan sebagai keimanan. Sementara shadow saya asumsikan sebagai aspek negatif (evil thinking). Maka jika diimplementasikan ke dalam pemikiran Leonardo tentang teknik pencahayaan adalah sebagai berikut

“ Jika cahaya (keimanan) itu besar, tentu saja shadow (evil thinking) akan mengecil.”

itu artinya dalam hidup kita di dunia menjadi lebih terang disinari oleh cahaya dan kita tidak hidup dalam kegelapan.

Sementara itu, saya juga mengasumsikan bahwa manifestasi dari cahaya bisa berbentuk sebagai ilmu (knowledge). Maka semakin banyak ilmu yang kita dapatkan, maka hidup kita pun lebih terarah dan tercerahkan karena kita tidak berjalan dalam kegelapan. Kita memiliki panduan dalam menjalani kehidupan meskipun ujian datang silih berganti.

Oleh sebab itu, dalam Alquran maupun Hadist seringkali kita jumpai bahwasannya kita dianjurkan untuk mencari ilmu. Karena ilmu adalah cahaya kehidupan yang menerangi langkah kita ke depan hingga sampai tujuan.

Pada buku ketiga tentang cahaya dan bayangan, Leonardo Da Vinci menuliskan bahwa :

“ Shadow is diminition of light, Darkness is absence of light.”

Shadow identik dengan warna abu-abu. Ya.. bisa jadi, disebut terang ya gak terang, disebut gelap tapi masih memiliki warna putih meskipun sedikit. Seringkali manusia hidup dalam zona ini. Tak ada yang salah, karena dalam zona ini masih ada cahaya meskipun sedikit. Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika zona ini lebih didominasi dengan hal yang sifatnya negatif, maka besar kemungkinan kita akan beralih menuju kegelapan. Yang artinya kita tak mampu melihat cahaya sama sekali.

Walhasil seberapapun cahaya yang Tuhan karuniakan pada kita, kita tak mampu lagi mengenalinya. Karena kita telah berada dalam kegelapan yang nyaris buta sama sekali. Maka tak heran jika pun hidayah ada di depan mata, kita tetap saja tak mampu memahami dan mengamalkannya. Pun dalam Alquran pada akhirnya disebutkan bahwasannya, bukan mata kepala yang buta, bukan telinga yang tak mendengar namun karena mata hatilah yang telah mati rasa.

Dalam kegelapan, seringkali kita tak bisa lagi mengetahui mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan standart kita. Karena semuanya terlihat sama, yaitu gelap. Pada akhirnya saat menjalankan hidup, kita tak lagi peduli arah jalan yang lurus atau justru diam di tempat. Lebih parahnya lagi, tanpa cahaya bisa jadi hidup kita malah mundur ke belakang namun kita tidak menyadarinya.

OBJECT AND PERSPECTIVE

Elemen penting selanjutnya dalam dunia lukis yang selalu dibahas oleh Leornardo Da Vinci adalah tentang object dan persepective. Dua hal yang tak terpisahkan. Pun juga dalam kehidupan. Kita hidup di dunia ini tak terlepas dari mempelajari obyek dan perspektif.

Dari setiap perkara yang kita lihat dan alami, akan memiliki perbedaan point of view dengan apa yang telah dialami oleh orang lain. Meskipun obyek yang kita bicarakan maupun dipikirkan sama namun pada akhirnya kesimpulan yang kita berikan bisa saja berbeda, karena dipengaruhi oleh faktor Perspektif.

Dalam buku catatannya, Leonardo selalu mencatat tentang apa saja yang dia temukan melalui mata indranya dan juga penjelasannya yang ia tuangkan dalam perspektif saat membuat karya seni. Karena perspekti dalam gambar akan sangat berpengaruhpada hasil akhirnya. Terutama bagi penikmat seni.

Begitupun manusia di dunia ini. Perspektif sangat berpengaruh untuk kehidupannya karena pada akhirnya akan membentuk mindset dan habit bagi manusia itu sendiri.

“ Suatu aksi akan dipengaruhi oleh apapun yang berasal dari pikiran. Sementara olah pikiran terbentuk dari bagaimana dia menangkap suatu obyek yang dipengaruhi oleh faktor perspektif.”

Misalnya saja : Menurut Si A, tindakannya tidak ada yang salah, karena dia memutuskan tindakan tersebut berdasarkan perspektif yang ia tangkap saat melihat suatu obyek/perkara. Sementara bagi Si B, tindakan Si A salah, karena tidak berdasarkan pada perspektif yang ia ambil. Di sinilah sering terjadi pertumpahan darah. Terutama apabila satu sama lain tidak saling menyadari.

Apalagi jika salah satunya memaksakan kehendaknya untuk mengikuti perspektif yang dijalankannya. Sementara yang lainnya, tidak ingin mengikutinya karean ia berpegang teguh pada apa yang ia yakini. Maka konfliklah yang akan terjadi selanjutnya. Bukankah perspektif yang seringkai menjadi sumber perselisihan ? Hihihi..

Justru dari Leonardo-lah saya belajar bahwa manusia selalu memiliki perspektifnya masing-masing. Apabila sudut pandangnya tidak sesuai dengan pandangan kita, maka kita tidak harus menghakiminya atau melabelinya dengan kata “salah”. Ya mungkin karena dia mengambil dari sudut pandang yang berlawanan.

Sudut pandang dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti pengalaman, latar belakang hidupnya, ilmu pengetahuan yang ia pahami, ideologi atau apapun yang ia yakini. Di sinilah kemudian saya jadi ingat tentang firman Allah dalam Alquran yang mengatakan bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah berbeda-beda untuk saling dikenali satu sama lain. Ya.. pada dasarnya hanya cukup untuk dikenali saja, bukan untuk dipaksa menjadi seperti diri kita. Karena Allah menciptakan kita dengan keindahan dan keunikannya tersendiri.

A WAY OF THINKING


“ Evil Thinking Is Either Envy Or Ingratitude. “ - Leonardo Da Vinci.

Jika produk dari pikiran kita buruk atau negatif, menurut Leonardo karena dipengaruhi dari dua hal yaitu, rasa iri atau kurang bersyukur. Suatu pemikiran yang mengena banget buat saya ini. Hahaha.. Seringkali kita memiliki pikiran buruk pada orang lain karena didasari oleh rasa iri atas pencapaian mereka (hasud dalam Islam) atau kurangnya rasa syukur dalam diri kita.

Dua hal itu yang membuat kita jadi melakukan tindak kejahatan. Entah itu berbentuk fitnah atau melakukan tindakan kriminal yang membawa kita dalam jurang kehancuran. Lagi dan lagi semuanya dipengaruhi oleh perspektif.

“ Pleasure and Pain represent as twins, since there never is one without the other, and as if they were united back to back, since they are contrary to each other. “ - Leonardo Da vinci, The complete Works Of Leonardo Da Vinci, 676, hal. 246.

Penjelasan tersebut sebenarnya adalah footnote yang ditulis oleh Leonardo Da Vinci saat akan membuat sebuah karya. Misalnya ketika ia membahas tentang Pleasure and Pain. Kemudian ia menjabarkannya dan mempresentasikan apa yang ia pikirkan dalam wujud lukisan.

JUDGING YOUR OWN PICTURE


Pada halaman 186, The Complete Works Of Leonardo Da Vinci, terdapat pembahasan tentang bagaimana menghakimi atau menilai karya seni sendiri. Dia mengatakan :

“ We know very well that errors are better recognize in the works of others than in our own. And that often, while reproving little faults in others, you may ignore great ones in yourself....”

Dari pemikiran Da Vinci yang berhubungan dengan karya seni, pun kita bisa mengambil pelajaran untuk kehidupan kita sehari-hari. Bukankah sebagai manusia kita sering sekali menghakimi keburukan orang lain dibandingkan memperbaiki keburukan diri kita sendiri ? Padahal keburukan yang kita sampaikan pada orang lain, sejatinya juga kita miliki. Hanya saja karena kita lebih fokus memperhatikan kehidupan orang lain daripada hidup kita sendiri, maka yang terjadi adalah kita lebih rajin mengoreksi kesalahan orang lain.

Masalah ini pun juga sering dibahas dalam Alquran yang berhubungan dengan ghibah atau mempergunjingkan orang lain. Bahkan Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang berghibah diumpamakan seperti manusia yang memakan bangkai saudaranya. Ya.. sejijik itulah sebenarnya hakekat berghibah. Aktivitas yang kelihatan sepele namun sesungguhnya berpengaruh sangat buruk.

Ghibah adalah manipulasi pikiran manusia secara halus. Seringnya kita membicarakan keburukan orang lain, pada akhirnya akan membuat kita melakukan hal yang sama tanpa disadari. Karena informasi yang kita terima dari program ghibah tersebut terekam di otak bawah sadar kita. Yang pada akhirnya nanti menjadi autopilot dalam tindakan kita sehari-hari.

Mengapa banyak dari kita yang tenggelam dalam penderitaan ? Karena mayoritas waktu kita lebih banyak dipergunakan untuk mengurusi kesalahan orang lain daripada memperbaiki kesalahan kita sendiri.

A METHOD OF LEARNING BY HEART


Pada halaman 187. Poin 531. Leonardo mengajarkan kita melukis dengan hati. Pada dasarnya metode ini juga bisa kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan di dunia ini. Jika kita ingin mempelajari sesuatu dengan seksama, kita merasa mampu membuatnya dengan sepenuh hati. Kita tak membutuhkan model sebagai contoh karena pada dasarnya kita membuatnya berdasarkan apa yang hati kita utarakan.

Pun dalam perbuatan kita sehari-hari juga bisa diterapkan demikian. Sebagai contoh : Kita mengimitasi perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain secara berulang-ulang. Hingga perbuatan baik itu kemudian menjadi sebuah habit. Jika kita ingin tahu bahwa perbuatan tersebut mengakar dalam hati kita, maka setiap perbuatan baik yang kita lakukan jangan berdasarkan cara orang lain lagi. Namun berdasarkan panggilan hati kita.

Mungkin contoh konkritnya adalah ketika saya menulis Blog ini. Di awal saya menulis blog, saya belajar tentang gaya bahasa penulisan dari blogger lainnya. Entah berapa banyak gaya bahasa yang saya implementasikan dalam tulisan saya. Saya pernah membuat tulisan dengan gaya bahasa Pocong (alias Arief Muhammad), saya juga pernah membuat tulisan dengan gaya bahasa Raditya Dika. Namun pada akhirnya saya memilih gaya bahasa penulisan saya sendiri.

Perlahan saya melepaskan diri dari pengaruh gaya bahasa orang yang saya kagumi dan saya lebih mengandalkan suara hati untuk menulis. Karena tulisan pun mampu mencerminkan pengarangnya. Agar saya memiliki originalitas dan otentik, maka saya mengandalkan hati untuk membuatnya.

Segala sesuatu yang bersumber dari hati biasanya lebih murni dan lebih tahan lama. Entah itu proses belajar, proses berkarya maupun proses menulis. Sebelum ini saya sempat berkeinginan untuk berhenti menulis. Namun ternyata hati saya justru berkata lain. Itulah mengapa belakangan ini saya jadi lebih rajin menulis lagi. Hehehe..

DETAIL


Setiap bahasan yang dicatat oleh Leonardo Da Vinci dipaparkan secara detail. Bahkan dalam manuscriptnya banyak diketemukan diagram-diagram maupun sketsa dengan penjelasan yang sangat detail di bagian sampingnya. Setiap eksperimen yang telah dilakukannya juga dia catat proses, kesimpulan dan hasilnya dengan rapi dan lengkap.

Misalnya saja ketika dia membahas tentang pencahayaan dan bayangan. Dia mencatat bagaimana relasi cahaya terhadap mata. Dan bagaimana relasi cahaya terhadap perspektifnya. Bayangan seperti apa yang dihasilkan oleh obyek dengan kadar cahaya yang berbeda ataupun letak benda yang berbeda pula. Semua ia jelaskan dengan lengkap.

Hal ini mengajarkan saya untuk mencatat journal dengan lengkap. Tentang peristiwa yang terjadi, pelajaran yang saya dapat dari peristiwa tersebut, pengaruh peristiwa tersebut dalam kehidupan saya dan apa solusi yang bisa saya terapkan dalam peristiwa tersebut. Semuanya saya coba jelaskan secara detail. Jadi bukan hanya kronologis tentang peristiwa tersebut tetapi juga efek yang ditimbulkannya dan bagaimana menyelesaikannya.

EXPERT


Salah satu kelemahan saya adalah mudah terdistraksi oleh banyak hal. Sehingga membuat saya jadi ingin belajar macam-macam meskipun pada prosesnya nanti akan setengah matang saja. Jarang sekali saya mengulik sesuatu sampai keakar-akarnya sehingga saya mampu menguasai materi tersebut dengan baik.

Berbeda jauh dengan Leonardo Da Vinci, di mana setiap aspek yang ia pelajari dijalankan dengan sungguh-sungguh. Itulah mengapa dia begitu jenius. Karena dia memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap apa yang dilakukannya. Rasa penasaran itulah yang membawanya untuk melakukan eksperimen hingga dia mendapatkan jawabannya.. Dan rasa penasaran itu pula yang pada akhirnya mengantarkan dia untuk mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dari pengalamannya.

Dari beliau saya belajar untuk lebih serius lagi mengulik suatu aspek. Misalnya saja tentang menulis Blog ini. Tadinya menulis hanya menjadi hobi untuk kesenangan belaka. Namun siapa sangka justru dari menulis ini saya memiliki banyak sekali pengalaman dan ilmu pengetahun. Oleh sebab itu, saya ingin lebih mendalami lagi dunia penulisan sehingga tulisan yang saya sampaikan memiliki makna dan bermanfaat tidak hanya untuk diri saya tapi juga untuk orang lain.

Yang paling menonjol dari pemikiran Da Vinci adalah bagaimana ia mampu menyeimbangkan seni dan science secara bersamaan. 

Itulah beberapa pelajaran yang bisa saya ambil dari sosok Leonardo Da Vinci. Mungkin bagi kalian yang pernah membacanya, juga memiliki sudut pandang lainnya tentang bagaimana menyerap ilmu yang dia sampaikan. Dan itu sah-sah saja. 

Seperti halnya Leonardo yang selalu mementingkan perspektif dalam karyanya, pun saya juga belajar untuk menghargai perspektif yang berbeda dari orang lain. Toh pada akhirnya perspektif itu bisa menjadi kekayaan intelektual baru bagi kita semua.

Post a Comment

0 Comments