BAGAIMANA MENGHADAPI INSECURITY ?

Bagaimana menghadapi insecurity



[ewafebri.com] | BAGAIMANA MENGHADAPI INSECURITY ?

Have you ever feel insecure in so many things of your life ? Well, the last few months i feel this and disconect from this world. But i have to do something, right ?

Disclaimer : Bahasan ini berdasarkan pengalaman pribadi ya ? Bukan berdasarkan ilmu psikologi. Karena saya tidak memiliki ilmu pastinya. Postingan ini untuk menebar hal positif aja ! Terima kasih atas perhatiannya. 

BAGAIMANA MENGHADAPI INSECURITY ?


Dalam beberapa bulan terakhir saya merasakan insecure yang luar biasa. Yang kadang kalo saya runut, gak ngerti juga akar permasalahannya apa. Tapi yang pasti saya mengganggap dunia ini sudah sangat berbeda. 

Orang-orang yang saya kenalpun terasa berbeda sama sekali. Segala hal sangat berbeda. Yang sama hanya satu dari dulu, Allah SWT saja. 

Pernahkah kalian mengalami fase ini ? Jika iya, apa yang kalian lakukan untuk mengatasinya ? 

Jadi pada dasarnya tulisan ini adalah tentang mencari jawaban dari pertanyaan yang seringkali muncul di dalam kepala saya. 

Sepertinya bakalan panjang juga prosesnya. I mean, when we deal with insecurity, it will take times to recover and be a normal people, right ? 

So buat kalian yang punya tips dan trik dalam menghadapinya, bisa tulis di kolom komentar ya ? 

DEFINISI INSECURE 


Insecure adalah kondisi mental yang merasa "tidak aman" dalam banyak hal. Misalnya saja saat akan melakukan aktivitas, berhadapan dengan orang lain ataupun bidang lainnya. 

Saya sendiri merasakan insecure dalam banyak hal. Terutama saat memandang permasalahan, cara berpikirnya tidak bisa lagi sesederhana dulu.

Pernahkah kalian merasakan bahwa apa yang kita tulis dan ditujukan pada orang lain, sesungguhnya kualitas itu ada dalam diri kita sendiri. 

Sayangnya sering kali kita mengabaikan perasaan itu hingga tidak bisa kita deteksi dalam diri. 

Tulisan ini muncul, saat saya mengobservasi perilaku orang lain. Tanpa saya sadari, sesungguhnya hal ini juga sedang saya alami. 

Saya kembali ke mode jaman dulu, di mana ketika orang berbicara atau menulis status seolah itu ditujukan pada saya. Padahal itu belum tentu, atau bahkan justru tentang diri mereka sendiri. 

Sama seperti saya menulis ini. Ternyata apa yang saya tuliskan sesungguh ada dalam diri saya sendiri, so.. Sederhananya adalah : 

Ketika seseorang mengatakan hal negatif, sesungguhnya itu buat diri mereka sendiri. Hanya saja, karena banyaknya hijab dalam diri kita, kadang justru kita sendiri sebagai pelakunya tidak menyadarinya. 

Misalnya saja, saat kita mengatakan pada orang lain tentang kemunafikan, sesungguhnya kualitas itu juga ada dalam diri kita. Pun hal lainnya. 


PENYEBAB INSECURE


Cara menghadapi rasa insecure



Dalam perenungan yang panjang, saya mencoba mencari "apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku". Mungkin jawabannya gak signifikan tapi sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi mental ini. 

DENIAL


Pernah gak kaliam berpikir bahwa sikap denial kita bisa membentuk insecurity ? Tanpa kita sadari, sering kita tidak menerima emosi, kondisi ataupun hal negatif yang berhubungan dengan hidup kita. 

Kita tidak membiarkan diri kita memprosesnya dengan benar, dan berpikir semua baik-baik saja. 

Meskipun tidak perlu disebarkan pada orang lain, penting untuk mengetahui emosi apa yang terjadi saat ini dalam hidup kita. 

Apakah kita sedang baik-baik saja atau tidak ? Apakah kita sedang butuh sesuatu atau tidak, dst. 

Menerima apapun emosi yang kita rasakan adalah salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri. Semacam Self-care. Jangan mengharapkan orang lain akan memahami kita. Kitalah yang harus berusaha memahami diri sendiri. 

Membohongi diri sendiri termasuk juga dalam bentuk denial. Seringkali kita membohongi diri sendiri untuk membuat semuanya kelihatan baik-baik saja. Padahal mungkin hal ini tidak dibutuhkan oleh jiwa kita. 

Denial juga menciptakan pikiran kita semacam labirin. So seolah kita akan berputar-putar melewati lorong yang buntu dan mencari jalan keluar. 

Lorong-lorong buntu itu adalah kebohongan-kebohongan yang kita ciptakan. Sehingga kita berusaha tidak menerobosnya karena takut ketahuan. Yang ada, kita terjebak di dalam permainan labirin itu sendiri. 

OVERTHINKING


Percaya atau tidak overthinking seringkali menjadi pemicu insecurity. Terlebih otak kita seringkali memikirkan hal yang seharusnya dibuang saja.

Misalnya saja kejadian-kejadian yang telah lalu atau justru hal-hal akan terjadi kemudian. Dan jujur saja. Musuh utama saya dalam mengendalikan pikiran adalah overthinking. Hmmm.... 

Atau seperti yang saya bahas di atas. Misalnya saja kita membaca atau mendengar hal-hal buruk di keliling kita, pada dasarnya hal itu gak selalu berhubungan dengan diri kita. Lagi, itu masalah yang dihadapi oleh penulis atau pembicaranya. 

Seperti yang saya lakukan saat ini misalnya. Saya menuliskan tentang insecurity karena memang saya mengalaminya. 

LINGKUNGAN/FAKTOR LUAR


Pikiran kita mudah termanipulasi oleh hal-hal di luar diri kita. Sehingga tanpa  disadari, kita terpengaruh olehnya. 

Ya kalo pengaruhnya positif tentu hidup kita jadi lebih baik. Masalahnya, kalo faktor tersebut negatif, wah ini.. Akan menjadi pengaruh buruk dalam hidup kita. 

Misalnya saja, "saat kita seringkali dihina atau tersakiti, tanpa sadar kita juga melakukan hal yang sama pada orang lain. 

DAMPAK INSECURE


Apa yang terjadi ketika kita mengalami insecure ? Macem-macem sih kayaknya ya.. Tergantung masing-masing orang juga. Kalo yang terjadi dalam diri saya adalah : 

MENGISOLASI DIRI


Berhubung saya merasa bahwa banyak hal yang tak bisa saya mengerti, walhasil saya malah mengisolasi diri. Hal ini saya lakukan untuk menghindari banyak berinteraksi dengan orang lain. 

Meskipun begitu, saya merasa membuat Boundaries itu juga penting dalam hidup kita. Apalagi jika kita tahu bahwa seringkali terjebak dalam kerumunan dan malah bingung mau ngapain aja. 

Nah ini paradoknya. Meskipun mengisolasi diri menjadi salah satu bentuk insecurity, tapi bagi saya bukan dampak buruk sama sekali. Hihihi.. Justru dalam mengurung diri saya lebih banyak mengenal diri saya sendiri. Dan bermanfaat untuk healing.

Selama ini saya baru menyadari bahwa kehidupan yang saya jalani sebelumnya sesungguhnya bukan hidup yang saya inginkan. Tetapi kehidupan yang terbentuk karena keterpaksaan. 

MEMPROYEKSIKAN LUKA PADA ORANG LAIN


Nah ini ada hubungan dengan yang saya bahas di atas. Seringkali orang mengekspresikan hal negatif di luar dirinya karena sesungguhnya ia sedang memproyeksikan lukanya itu. 

Bisa jadi memproyeksikan luka, sebenarnya adalah cara kita untuk defense. Hurt People will hurt people ! Masalahnya kita juga memiliki pilihan untuk tidak melakukannya ! Hehee...

Kayak misalnya saya menulis sesuatu yang buruk, ya itu karena saya mengalami hal yang sama. Bukannya mencari kesembuhan tapi justru saya sebarkan ke lingkungan sekitar. 

Atau gampangnya pas kita lagi gak mood, lah ujug-ujug tanpa sadar, melakukan hal buruk di sekitar kita sebagai upaya untuk membuat diri lebih baik. Wah ini.. Saya sering begini nih. 

Entah itu dalam bentuk kemarahan atau dalam bentuk keluhan. Dua-duanya sama-sama elek e. Hehhee.. 

Keluhan ini saja halus sifatnya ya ? Hihi.. Ngeghibah adalah salah satunya, menulis ini juga loh. Hahaha... 

Masalahnya, kita malah sering kali lupa mencari solusi yang dibutuhkan, yang ada justru menambah permasalahan yang sudah ada.

BUTUH PENGAKUAN 


Mungkin yang paling berdampak dari insecurity adalah butuhnya pengakuan dari luar diri kita. Kita menjadi pencari validasi dari orang lain. 

Parahnya kadang hal ini menimbulkan masalah baru dalam kehidupan kita. Kita jadi gak merasa percaya diri sendiri. 

Pada akhirnya kebahagiaan kita tergantung dari opini atau respon dari orang lain. Kita juga merasa gak pernah cukup atas apa yang kita miliki. Mengejar dan mengejar lagi. Entah itu material, status, atau bahkan gagasan kita sendiri. 

PESIMIS


Hal yang saya rasakan dan paling berakibat fatal adalah rasa pesimis. Terkadang sebelum mencoba sesuatu, saya sudah merasa gagal terlebih dahulu. 

Belakangan saya ketahui bahwa sebenarnya banyak hal yang telah kita capai sesuai dengan keinginan. Namun karena insecure ini, kita jadi sulit menemukan hal positif yang telah terjadi dalam hidup. Kerennya kita gak bisa bersyukur.

TIDAK BAHAGIA


Bahagia adalah tujuan hidup yang sulit kita capai saat merasa insecure. Karena rasanya dalam kehidupan ini tak pernah ada rasa cukup/puas. 

Kita akan  mengejar sesuatu yang bersifat material untuk memenuhi standart hidup bahagia. Dan apabila semua itu tercapai, apakah kita merasa bahagia ? 

Kadang tidak juga ! Karena selalu ada hal baru yang ingin kita raih. Begitu seterusnya. Hingga tanpa kita sadari jiwa kita lelah mengejar kebahagiaan. 

Kebahagian bisa tercapai jika kita merasa "contentment" dalam hati. Enough is enough ! Dengan membuat batasan "cukup" , kita bisa lebih mudah mencapainya. 


HOW TO HANDLE IT ?


Nah ini solusi yang paling sulit dilakukan. Hahaha.. Karena sampai sekarang pun saya masih mencari formula untuk bisa menangani hal ini. Bagi kalian yang memiliki ide cemerlang atau solusi, boleh banget berbagi tips di kolom komentar. 

BERDOA


Hal pertama dan fatal adalah berdoa, memohon bimbingan Allah SWT untuk bisa menyembuhkan perasaan . Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Allah selalu memiliki solusi. Seberat apapun itu.

Dan Allah pula lah yang mengatur kehidupan. Terkadang kita diberikan situasi tertentu untuk belajar di dalamnya. Yang pasti supaya kembali dan semakin mendekat padaNya. 

Terima dan belajar ikhlas menjalankan apapun keputusan Allah meski kadang kita juga tidak memahaminya. Percayalah apapun yang terjadi dalam hidup adalah untuk kebaikan kita.  Meskipun kadang hal itu, menurut kita buruk.

MENGENAL DIRI SENDIRI


Salah satu hal yang bisa bagikan adalah mengenali diri kita sendiri. Caranya dengan sering bertanya pada diri sendiri seperti contoh di bawah ini. 

  • Apa sih mau kita ? 
  • Seperti apa sih kesukaan kita ? 
  • Kita itu pinginnya diperlakukan seperti apa ? 
  • Buat apa kita hidup di dunia ini ? 
  • Mau dibawa kemana hidup kita ini ?Dll. 

Beberapa pertanyaan itulah yang bisa membawa kita untuk mengenali diri sendiri lebih dalam lagi. 

Untuk media kalian bisa memanfaatkan journaling. Hihihi.. (Balik lagi) Buatlah prompt pertanyaan yang sekiranya kalian ingin mendapatkan jawabannya. 

Ajaibnya jika pertanyaan itu kita tulis, nantinya kita akan mendapatkan jawaban yang tidak disangka-sangka. Bahkan kadang kita baru mengenal diri sendiri. Hehehe... 

Menurut beberapa sumber "Mengenal diri sendiri akan mengenal Tuhanmu. " Kalo yang satu ini, memang harus dipratikkan sendiri / diamalkan. Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Jadi, langsung dicoba aja.

Ingatlah, apapun yang terjadi dalam hidup kita, kembalilah selalu kepada Allah SWT. Hanya Allah lah yang mampu menyembuhkan kita termasuk rasa insecure.  

MENGAKUI/MENERIMA 


Mengakui atau menerima apapun yang terjadi dalam diri kita menjadi salah satu kunci awareness. 

Entah itu berbentuk hal positif maupun hal negatif. Misalnya saja menerima kekalahan, kesalahan ataupun kesedihan dalam hidup kita. 

Untuk hal positif tentu kita sudah pasti menerimanya ya ? Bahkan cenderung membanggakan. Nah yang negatif ini, kita juga harus belajar untuk mengakui dan menerimanya. Sehingga kita bisa belajar memperbaikinya. 

MEMAAFKAN DIRI SENDIRI


Hal penting yang sering kita abaikan adalah memaafkan diri kita sendiri. Memaafkan atas kesalahan ataupun kegagalan yang telah kita buat. 

Kita cenderung menjadi people pleasure sehingga kita lupa memperlakukan diri kita sendiri dengan lebih baik. Bahwa diri kita pun butuh dimaafkan. 

Seringkali kita dituntut oleh sekitar untuk memenuhi standart hidup mereka. Tapi apakah kita merasa bahagia atau justru tersiksa ? Di sinilah perlunya membuat batasan pada diri sendiri kapan harus berkata "iya", kapan harus menolak !

MENGONTROL PIKIRAN


Ini mungkin  yang paling sulit untuk dilakukan. Terlebih pikiran kita mudah sekali dimanipulasi oleh faktor di luar diri kita. 

Misalnya aja kita mendengar kata/hal negatif yang diucapkan orang lain. Tanpa kita sadari otak kita merekamnya, dan bisa jadi kita terpengaruh olehnya. 

Belajarlah untuk memahami apakah pikiran yang muncul merupakan benar-benar keinginan sejati kita atau justru hal lain yang bukan milik kita (nafsu/was-was/pengaruh orang lain). 

Dengan memahami cara pikir kita, akan lebih mudah untuk mengontrol dan menetralisirnya. 

Kalo perlu berlatih untuk sejenak menenangkan pikiran dengan menghentikan "monkey mind". Isilah denan mengingat kebaikan yang kita dapatkan. Syukur-syukur jika "monkey mind" muncul, kita gantikan dengan dzikir pada Allah. 

Cara tersebut bisa membuat tenang jiwa dan pikiran. Dan mari kita belajar untuk tidak selalu bereaksi terhadap segala informasi yang kita terima. Terlebih yang berhubungan dengan hal negatif.

Pada akhirnya fase ini mengajarkan saya bahwa lebih penting bagi kita untuk intropeksi diri dibandingkan mencari-cari kesalahan orang lain. 

Dengan intropeksi kita bisa membenahi apa yang kurang dalam hidup kita. Tapi jika kita disibukkan dengan menggali keburukan orang lain maka kualitas hidup kita pun tak akan pernah berubah lebih baik. 

COMPETE WITH YOURSELF ! ENCOURAGE OTHER !

Nah, bagaimana dengan kalian ? Adakah tips lainnya yang ingin dibagikan ? Boleh banget bagikan di kolom komentar. 

Semoga hal ini bisa bermanfaat bagi kita yang sedang berjuang untuk menghadapi insecure. Yuk.. Kita coba untuk berbagi hal positif di saat dunia ini mulai dipenuhi dengan hal-hal negatif. 

Setidaknya, mari dimulai dengan mengubah diri kita sendiri lebih dulu meskipun struggling. Hehehe..

Berjuang gaez !

Post a Comment

0 Comments