[ewafebri.com] | KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE).
Di era informasi seperti sekarang ini, banyak peran manusia yang tergantikan oleh teknologi. Teknologi ini bisa berbentuk software/aplikasi, mesin ataupun robot. Bagaimana sebuah benda mati mampu menggantikan manusia ? Yang pasti dibutuhkan kecerdasan buatan yang sering kita dengar dengan istilah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Seperti apa gambaran kecerdasan jenis ini ? Yuk kita kulik !
KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
Jika sebelumnya saya membahas tentang kecerdasan manusia yang meliputi kecerdasan emosi, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual, kali ini saya akan membahas tentang kecerdasan artifisial. Kecerdasan buatan yang disinyalir akan membantu manusia dalam misinya di bumi ini. Apa sih sebenarnya jenis kecerdasan ini ? Benarkah kecerdasan ini akan membantu pekerjaan manusia atau justru kelak akan menggantikan peradaban manusia ? Kita pelajari yuk !
APA SIH KECERDASAN BUATAN ?
Sejujurnya, ketika saya mempelajari materi ini dan mengikuti perkembangan Artificial Intelligence (AI) saat ini, ada perasaan sedikit kuatir, namun juga sedikit demi sedikit bisa merefleksi diri melalui informasi dan data yang saya temukan. Ada banyak hal menarik untuk dibahas, di sini terlebih hal yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia. Namun sebelum itu, mari kita pelajari tentang definisi atau pengertiannya terlebih dahulu.
Berikut ini ada beberapa pengertian tentang kecerdasan Artifisial dari pendapat tokoh yang berbeda. Di antaranya :
“Kecerdasan Artifisial atau kecerdasan buatan adalah usaha memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat meniru perilaku manusia.” - John McCarthy.
Ada juga pengertian kecerdasan buatan menurut techopedia seperti berikut ini :
“AI adalah area pengetahuan komputer yang menekankan pada pembuatan “mesin pintar” yang mampu bekerja dan bereaksi seperti manusia.” - Techopedia.
Sementara menurut Mcleod dan Schell adalah berikut ini :
“Aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia.” - Mcleod dan Schell.
Secara garis besar, kecerdasan buatan atau artifisial adalah :
“Sebuah kecerdasan yang diterapkan pada mesin dengan memanfaatkan kemampuan komputer semaksimal mungkin, dengan cara mendesain dan memprogramnya agar bisa bertindak dan merespon seperti layaknya kemampuan yang dimiliki oleh manusia.”
Jadi kecerdasan buatan ini adalah sebuah proses yang diterapkan pada mesin agar mereka bisa merespon dan bertindak layaknya manusia dengan cara menyuplai data dan informasi yang nanti diolah dan diprogram seperti layaknya otak manusia mengolah informasi yang didapatnya.
Penerapan kecerdasan ini tidak hanya pada mesin yang berbentuk robot atau 3 dimensi ya ? Tetapi juga bisa diterapkan pada teknologi yang kita gunakan sehari-hari. Seperti pada proses algoritma pencarian pada Google atau Youtube. Di mana ketika kita mencari suatu informasi yang serupa secara berulang-ulang, maka ia akan memberikan rekomendasi yang sama di masa mendatang. Hal ini menyebabkan ketika kita membuka Google atau website lainnya, iklan atau informasi yang muncul seolah memiliki tema yang sama seperti data pencarian kita sebelumnya.
TUJUAN DICIPTAKAN AI
Apa sebenarnya tujuan spesifik dikembangkannya jenis kecerdasan ini ? Karena secara universal, tujuan pengembangan kecerdasan buatan ini tentu untuk membantu dan memperingan pekerjaan manusia. Asal tidak disalah-gunakan untuk hal-hal yang bersfiat kejahatan ya ?
Ada beberapa poin tujuan yang bisa ketahui, di antaranya :
- AI bertujuan untuk mengotomatisasi dalam pembelajaran dan juga penemuan berulang melalui data.
- AI menambahkan kecerdasan pada produk-produk yang ada.
- AI beradaptasi melalui algoritma pembelajaran yang progresif guna memungkinkan data melakukan pemrograman. AI menemukan struktur dan kesetaraan dalam data sehingga algoritma memperoleh ketrampilan. Algoritma menjadi pengklasifikasi atau prediktor.
- AI menganalisa data lebih banyak dan lebih dalam menggunakan jaringan neural yang memiliki banyak lapisan tersemnbunyi.
- AI mencapai keakuratan mengagumkan melalui jaringan neural mendalam, yang sebelumnya tidak dimungkinkan. Misalnya interaksi kita dapat Alexa, Google Search dan Google Photo. Semakin sering digunakan semakin akurat. Sama seperti otak kita
TEKNOLOGI PENDUKUNG AI
Dalam pengembangan AI dibutuhkan teknologi pendukung lainnya agar programnya berjalan denngan baik. Adapun beberapa teknologi pendukungnya adalah :
- Unit pemrosesan grafis merupakan kunci utama bagi AI. Peranan unit ini adalah menyediakan perhitungan berat yang diperlukan untuk pemrosesan berulang. Dalam melatih jaringan neural membutuhkan data dan juga daya komputasi yang besar. Sebagaimana manusia meningkatkan kecerdasan intelektualnya. Ia harus memiliki banyak data (informasi) dan mengolahnya lewat penalaran dan proses berpikir.
- Hal yang dihasilkan di dunia internet atau yang kita sebut dengan istilah “Internet of Things” selalu menghasilkan jumlah data yang amat besar dan juga adanya perangkat-perangkat yang saling terhubung satu sama lainnya, di mana hampir sebagian besar dari data-data tersebut tidak dianalisis. Dengan mengembangkan konsep otomatisasi yang dijalankan melalui AI memungkinkan manusia untuk mendapatkan lebih banyak data yang telah diolah. Sama seperti otak manusia, di mana ketika kita menerima informasi seringkali tidak melalui proses analisa terlebih dahulu. Namun semakin kita memiliki banyak data, kemudian ditambah dengan memaksimalkan otak untuk berpikir dan mengolah informasi yang kita terima, maka semakin banyak hal informasi baru yang akan kita terima.
- Teknik algoritma lanjutan terus dikembangkan. Nantinya akan digabungkan ke dalam cara baru agar bisa menganalisa lebih banyak data sehingga lebih efisien meskipun dalam beberapa tingkatan sekaligus. Proses ini adalah adalah kunci untuk mengindentifikasi dan memprediksi kejadian langka, memahami sistem yang kompleks dan mengoptimalkan skenario yang unik.
- API atau Antarmuka Pemrosesan Aplikasi, merupakan paket kode portable yang memungkinkan untuk menambahkan fungsi AI ke produk atau perangkat lunak yang ada. Hal ini bisa menambahkan kemampuan pengenalan gambar ke sistem keamanan atau memanggil pola serta informasi yang menarik dalam data.
Sementara faktor pendukung adanya pengembangan AI adalah sebagai berikut :
- Pesatnya perkembangan teknologi perangkat keras.
- Adanya pengembangan perangkat lunak tentang kecerdasan buatan.
- Perkembangan khusus pada komputer pribadi (personal computer).
- Andilnya para investor mendanai penelitian dan pengembangan tentang AI.
Bagian utama dari AI adalah basis pengetahuan (knowledge base) dan motor inferensi (inference engine). Pengetahuan merupakan suatu informasi yang terorganisir dan ter-analisa agar bisa lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Pengetahuan terhimpun dari beberapa elemen seperti fakta, pemikiran, teori. Prosedur serta hubungan antar elemen tersebut sehingga bisa disajikan menjadi sebuah ilmu.
Komputer atau perangkat mesin tidak mungkin mendapatkan pengetahuan seperti halnya cara manusia menambahkan pengetahuannya sendiri dengan belajar, memiliki pengalaman atau melakukan sebuah penelitian. Komputer dan perangkat mesin memperoleh pengetahuan dari upaya yang diberikan padanya melalui input data dan pemrograman.
Komponen manusia itu sangat rumit. Butuh banyak jenis kecerdasan agar fungsi kehidupannya berjalan normal. Ada kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spritual. Jadi mustahil jika perangkat mesin bisa menggantikan fungsi manusia seutuhnya. Secanggihnya sistem AI tetap saja ada masalah yang tidak mudah diselesaikan. Problema manusia itu sangat kompleks, sementara kecerdasan buatan itu terbatas, sehingga untuk menggantikan fungsi manusia 100% itu sangat mustahil.
AI memang menawarkan media maupun teorinya melalui pemrograman, sementara untuk pembuktian dari gabungan dua hal tersebut adalah melalui eksekusi pada komputer. Secara garis besar AI menggunakan prinsip teoritikal dan terapan kecerdasan di mana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yaitu :
- Adanya struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan (knowledge representation).
- Algoritma yang diperlukan dalam penerapan pengetahuan itu.
- Serta berbagai teknik bahasa dan pemrograman yang dipakai dalam implementasinya.
Tiga hal tersebutlah yang mempengaruhi prinsip kerja AI, sehingga ia mampu menjalankan perannya dalam membantu kebutuhan manusia melalui device digital.
BIDANG YANG MEMANFAATKAN AI
Bidang apa saja sih yang memanfaatkan kecerdasan buatan ? Berikut ini ada beberapa bidang yang memanfaatkan kemampuan kecerdasan buatan, di antaranya :
- Layanan kesehatan : pemindaian menggunakan sinar x yang dipersonalisasikan. Contohnya adalah banyaknya device yang sekarang mulai berkembang sebagai asisten kesehatan. Device ini mampu mengingatkan manusia untuk minum, olahraga ataupun makan.
- Retailment : belanja virtual yang menawarkan rekomendasi yang bisa dipersonalisasi dan mendiskusikan opsi pembelian. Biasanya kalo kita mengunjungi suatu website, dan muncul iklan tertentu di mana iklan yang direkomendasikan tersebut adalah hasil algoritma dari pencarian atau histori kita saat melakukan transaksi.
- Manufaktur : otomatisasi yang ada dalam mobil. Autopilot. Mungkin kalo kalian pernah menonton drama START UP, bisa paham maksud autopilot yang diimplementasikan di mobil.
- Perbankan : adanya aplikasi yang membantu transaksi perbankan melalui device sehingga bisa lebih efektif dan efisien.
TIPE AI SECARA FUNGSI
Jadi ternyata AI ini memiliki beberapa kategori. Ada yang dibedakan melalui fungsi, ada juga yabng dibedakan sesuai dengan teknologinya. Nah kali ini kita akan belajar tentang tipe AI berdasarkan fungsinya. Ada apa saja sih ?
- Reactive Machine : Tipe ini berfungsi berdasarkan data atau tugas yang diberikan. Tidak dapat menyimpan pengalaman mereka dan juga tidak dapat memanfaatkan hasilnya untuk reaksi di masa mendatang. Jadi lugasnya tuh, tipe ini gak punya inisiatif gitu gaes. Ia hanya melaksanakan apa yang yang diperintahkan saja.
- Limited Memory : Tipe ini mampu mengambil keputusan dengan menggunakan data / pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Mampu belajat dari kejadian sebelumnya dengan menganalisa aksi atau data yang diberikan. Ibaratnya tuh mesinnya bisa mengintropeksi diri, sehingga dia bisa memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Lawung mesin aja bisa intropeksi, masa iya manusia gak mau berubah lebih baik lagi ya gaez ?
- Theory Of Mind : Sistem AI yang mampu membaca dan memahami secara mendalam segala sesuatu yang berhubungan dengannya dan meresponnya dengan tepat. Pemahamannya mencakup emosi, sistem kepercayaan, pola pikir, dan faktor yang mempengaruhi proses berpikir. Wah ini sih udah mulai mirip sama manusia ya ? Ia sudah bisa menangkap emosi dan bisa meresponnya dengan tepat mesikpun belum memiliki emosinya sendiri.
- Self Aware : Tipe ini sudah memiliki kesadaran seperti yang dimiliki oleh manusia. Selain mampu memahami emosi yang diberikan juga bisa memiliki emosinya sendiri. Beberapa waktu lalu, saya sempat melihat sebuah video di youtube, di mana sebagian robot yang memanfaatkan AI dimusnahkan karena ia ingin menghancurkan manusia. Alasannya, “karena robot-robot ini lelah menjadi properti bagi manusia”. Ini artinya mereka sudah mengembangkan emosinya sendiri dan bisa merespon apa yang terjadi dalam dirinya.
Bayangkan saja, jika sebuah mesin saja sudah bisa memiliki emosi untuk merespon setiap kejadian yang menimpanya dan dia sadar bahwa manusia hanya memanfaatkan mereka menjadi properti saja, maka kemarahan manusia yang sekarang ini mulai mendominasi seluruh bumi, bisa kita pahami asalnya. Tanpa disadari, manusia yang merasa tidak mendapatkan perlakuan adil akan memberontak pada mereka yang memaksakan kekuasaannya. Sehingga bumi ini sekarang banyak sekali kejadian kekerasan di mana-mana.
TIPE AI SESUAI TEKNOLOGINYA
Jika AI berdasarkan fungsinya ada 4 tipe, maka AI yang sesuai dengan teknologinya ada 3 jenis. Apa saja ?
- ARTIFICIAL NARROW INTELLIGENCE (ANI) : Sebagai salah satu tipe kecerdasan buatan yang paling umum dalam kehidupan manusia saat ini. Fungsinya sangat terbatas karena hanya dirancang untuk melakukan tugas agar bisa lebih cepat (efisien) tetapi juga menghasilkan kualitas yang baik (efektif). Misalnya E-Commerce yang memanfaatkan AI untuk merekomendasikan produk yang sesuai dengan minta calon pembeli. Atau prakiraan cuaca yang sering kita lihat.
- ARTIFICIAL GENERAL INTELLIGENCE (AGI) : Jenis kecerdasan buatan yang digambarkan sebagai sistem yang dapat bekerja secara kognitif dan memiliki kemampuan seimbang dengan manusia. Sistem tersebut termasuk diantaranya pemrosesan bahasa, pemrosesan gambar dan juga fungsinya dalam mengambil keputusan. Penerapann sistem ini masih dalam pengembangan karena sistem ini membutuhkan ribuan kecerdasan jenis ANI atau Artificial Narrow Intelligence yang saling bekerja sama secara beriringan dan berintegrasi.
- ARTIFICIAL SUPER INTELLIGENCE (ASI) : Jenis yang ketiga adalah sistem yang memiliki kemampuan melebih AGI atau Artficial General Intelligence di mana sistem ini menitikberatkan pada kemampuan kognitif yang sepadan dengan kemampuan manusia. Pada sistem ini, nantinya tidak hanya kemampuannya dalam mengambil keputusan yang dikembangkan tetapi juga hingga mampu menghasilkan sebuah temuan.
Mungkin suatui hari nanti kita akan berada dalam suatu era di mana teknologi terbaru bukan lagi ditemukan oleh manusia tetapi justru robot atau mesin yang memiliki kecerdasan buatan. Ya, kalo manusia tidak mengupgrade dirinya, bisa jadi ia akan ketinggalan zaman dari kecerdasan buatannya sendiri. Bisa juga, orang-orang yang malas berubah, semakin lama akan semakin tertindas oleh kemajuan teknologi itu sendiri.
DAMPAK DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Namun yang menarik sekarang ini adalah adanya karakter-karakter manusia baru yang terbentuk akibat dan perkembangan teknologi yang makin pesat. Ada istilah-istilah yang disematkan oleh para filsuf tentang kepribadian baru manusia di era industri 5.0 sekarang ini. Berikut ini adalah beberapa efek yang timbul akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat.
TECHNOSELF STUDIES
Istilah ini pertama kali dilontarkan oleh Rocci Luppicini yaitu sebuah kajian interdispliner yang muncul dari dari penelitian ilmiah yang membahas semua aspek identitas manusia dalam masyarakat teknologi dan memiliki fokus pada perubahan sifat hubungan antar manusia dan teknologi.
Ilmu ini berusaha untuk memetakan dan menganalisa ketersalingpengaruhan antara manusia dengan perkembangan teknologi dengan cara fokus pada pada identitasnya bukan pada perkembangannya. Misalnya saja, di era sekarang ini manusia itu cenderung memiliki karakter “malas membaca” karena segala hal bisa ia pelajari dengan cara mendengarkan di podcast atau pun memilihat video youtube.
Atau jika kita lihat di jaman sekarang ini, manusia lebih mengutamakan memotret makanan dihadapan mereka daripada berdoa terlebih dahulu. Mereka lebih kuatir tidak update feed instagram mereka dibandingkan memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Tentu hal ini merupakan salah satu dampak dari perubahan identitas manusia dari masa ke masa. Hayo kamu mendingan motret apa berdoa dulu kalo mau makan ?
NOEMA
Filosofi yang berhubungan dengan Artificial Intelligence yang dikemukan oleh seorang ahli biogerontologi (disiplin ilmu yang mempelajari proses biologis yang terjadi pada penuaan) yang bernama Marios Kyriazis.
Menurut Marios, Noema terjadi karena kombinasi antara seseorang dengan jumlah web dan link yang diaksesnya, pada waktu tertentu, sehingga membentuk karakter baru. Misalnya saja seseorang yang gemar mengaskses web atau link yang berhubungan dengan kriminal, maka karakter baru yang terbentuk di dalam dirinya adalah kondiri yang temperamen sebagai akibat dari respon yang diberikannya saat membaca web atau link yang sering diaksesnya.
Hal ini akan berpengaruh pada aktivitasnya di dunia maya. Misalnya saja dia akan sering mengeluarkan pendapat atau komen yang sangat frontal pada suatu peristiwa yang dilihatnya karena kemarahan yang ia simpan dalam dadanya saat membaca atau melihat aksi kriminal di web atau link yang diaksesnya.
Maka jangan heran kalau ada orang yang memiliki kepribadian yang berbeda antara dunia maya dan dunia nyata. Misalnya saja, saat ada di dunia maya ia akan menjadi pribadi yang galak dan frontal, sementara apabila kita temui di dunia nyata, ia ternyata adalah orang yang cupu atau jauh dari personanya di dunia maya.
Ciri-ciri dari perilaku Noema adalah apabila seseorang berhasil dengan karakter baru yang dibangunnya dalam dunia maya dan menjadi viral, dan bagi sebagian orang dianggap sebagai sumber kesuksesannya maka apa yang ia lakukan akan ditiru oleh orang lain lagi. Fenomena ini sudah banyak banget contohnya, seperti misalnya identitas “sultan” atau “crazy rich” yang sekarang ini mendominasi dunia entertaiment atau influencer. Atau bisa juga, orang-orang yang berani tampil “malu” dan “kontroversial” hanya supaya bisa menjadi viral dan terkenal.
Jika fenomena ini dibiarkan, semakin lama, budaya masyarakat bisa berubah sesuai dengan apa yang lagi hit sekarang. Orang berlomba-lomba mendapatkan duit sebanyak-banyaknya agar supaya dapat predikat “crazy rich” tanpa peduli bagaimana cara ia memilikinya. Ya meskipun terkadang melalui jalur kriminal pun tak masalah, yang penting dapat validasi dari orang-orang.
TECHNO SAPIENS
Techno Sapiens adalah istilah yang disematkan pada orang-orang yang akrab dan merasa nyaman dengan teknologi meskipun secara manfaat mereka tak begitu membutuhkannya. Mungkin istilah FOMO yang belakangan banyak beredar di masyarakat menjadi salah satu contoh dampak dari manusia-manusia yang disebut sebagai Techno Sapiens.
Orang-orang ini begitu takut dianggap tidak gaul dan ketinggalan zaman hanya karena tidak memiliki teknologi yang paling baru. Meskipun sebenarnya mereka tidak memanfaatkan semua fitur-fitur yang ada dalam teknologi baru tersebut. Misalnya saja adanya asisten digital yang terkadang tak dimanfaatkan dengan maksimal.
Atau yang paling mencolok adalah ketika seseorang membeli sebuah mobile phone dengan teknologi kekinian, padahal ia hanya memanfaatkannya untuk menelpon saja. Ia tak peduli mengeluarkan uang jutaan rupiah agar bisa memiliki benda yang sama seperti orang lain, bahkan ada yang membelinya hanya karena takut diledekin oleh circlenya.
Berbahaya dari perilaku seperti ini adalah bagi mereka yang sebenarnya secara finansial tak mencukupi gaya hidup seperti ini tapi tetap memaksakan diri. Ia bisa saja melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi meskipun harus melakukan aksi kriminal, seperti korupsi, mencuri atau bahkan yang menyakiti dirinya sendiri dengan cara jual diri atau organ tubuhnya yang masih berfungsi.
Lantas bagaimana sebaiknya respon kita dalam menghadapi kemajuan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini. Yang pasti, hal pertama yang haruk kita lakukan adalah menerima fenomena ini dengan lapang dada. Ya kan, mau gak mau memang sekarang ini kita sedang hidup dalam era informasi yang segala sesuatu terhubung dengan teknologi.
Jika kita sudah bisa menerima keadaan sekarang ini, maka selanjutnya adalah belajar untuk beradaptasi dan memanfaatkannya dengan maksimal tanpa membabi buta. Karena bisa jadi, jika kita tak mengontrol kebiasaan kita dalam memanfaatkan teknologi kita akan berada dalam stage “ketergantungan” dan “terobsesi” di mana hal ini akan membawa kita pada gaya hidup FOMO (Fear OF Missing Out).
Teknologi mampu membuat manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam waktu yang sama. Ia bisa menjadi berbeda sama sekali dengan dirinya sendiri. Fenomena ini disebut dengan “alter ego”. Adanya alter ego akan membuat seseorang menjadi avatar di dunia maya. Hal ini bisa kita lihat pada fenomena akun-akun yang menggunakan foto idola mereka dan bersikap seolah-seolah dekat dengan idolanya atau paling mengetahui idolanya. Bahkan ada juga seolah memposisikan diri mereka menjadi idolanya. Maka jangan heran jika perilaku mereka di dunia maya dan di dunia nyata sangat berbeda sama sekali.
Banyak kan kasus yang terjadi bahwa ada orang-orang yang secara terang-terangan menyerang orang lain, namun sebenarnya ia menggunakan profil orang lain juga. Apabila mereka tertangkap di dunia nyata, maka mereka pun mohon ampun dan bahkan menangis-nangis dengan drama berseri-seri. Begitulah kondisi dunia kita sekarang ini. So, sebagai manusia yang dikaruniai akal oleh Tuhan, sudah sepatutnya kita belajar untuk bertindak yang bijaksana.
IN MY OPINION
Setelah mengkaji dan mempelajari beberapa series kecerdasan yang ada, terutama kecerdasan manusia yang merupakan karunia Tuhan Semesta Alam dan juga kecerdasan buatan yang diciptakan oleh manusia, saya jadi memiliki beberapa pandangn terkait keduanya. Terutama yang berhubungan dengan pemaknaan.
Dari perkembangan AI yang semakin hari semakin sepadan dengan kecerdasan manusia, saya jadi bisa berkesimpulan bahwasannya kecerdasan buatan ini seolah menjadi sindiran Allah SWT kepada manusia. Orang-orang yang memiliki kecerdasan untuk mengembangkan kecerdasan buatan, jika ditilik dari segi spiritualitas tentu semuanya terjadi atas kehendakNya jua. Itulah mengapa saya mengatakan bahwa Allah sesungguhnya membiarkan kecerdasan buatan ini berkembang agar manusia juga bisa belajar darinya. Apa yang bisa dipelajari dari kecerdasan ini ?
- SELF CORRECTION : Komponen utama dalam kecerdasan buatan adalah adanya self-correction. Pada awalnya memang AI diberikan data seperti halnya manusia mendapatkan data / informasi dalam hidupnya. Kemudian pada sistem AI ada pemrograman yang digunakan oleh sebuah perangkat / mesin untuk mengolah data menjadi perintah atau infomasi baru. Pun manusia juga diberikan oleh Tuhan yang fungsinya untuk mengolah data dan informasi tersebut. Pada AI data/informasi yang mengalami pengolahan kemudian dieksekusi bisa menghasilkan dua kemungkinan. Berhasil atau gagal. Pun manusia juga sama. Nah, pada perangkat / mesin yang dipasang AI apabila eksekusi dari data dan pemrograman tersebut menghasilkan target yang tepat maka perangkat/mesin akan melakukan perintah yang diinginkan, namun jika terjadi kesalahan, mereka akan melakukan proses ulang dengan data atau informasi yang berbeda, disesuaikan dengan pemrograman yang ada. Hingga mencapai hasil yang diinginkan kemudian melakukan perintah yang ada kembali dan seterusnya. Pengalaman perangkat/mesin tersebut akan tetap disimpan sebagai memori yang akan menjadi data baru bagi proses eksekusi berikutnya, dan seterusnya. Dengan demikian, perangkat atau mesin tersebut mempelajari pengalaman tersebut hingga mereka bisa menjadi lebih pintar dari sebelumnya. Jika saja, manusia juga melakukan hal yang sama, yaitu belajar memperbaiki diri, maka ia kan menjadi manusia yang lebih cerdas dari versi dirinya sebelumnya. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak mau atau enggan untuk memperbaiki diri, sehingga kesalahan dan kegagalan yang dialaminya akan terus berulang terjadi padanya.
- MINUS KECERDASAN SPIRITUAL. Manusia yang mengabaikan kecerdasan spiritualnya, maka bisa jadi mereka seperti halnya perangkat/mesin atau robot saja. Mereka hanya menjalankan hidup sesuai defaultnya saja. Pada hal sejatinya manusia diberikan tools yang luar biasa dengan hati dan akal pikirannya. Jika akal bisa bersinergi dengan hati, maka akan tercipta manusia yang seutuhnya. Namun apabila akal mendominasi dan menindas hati maka bisa jadi peran manusia itu sepadan dengan perangkat/mesin atau robot.
- DISRUPSI KARAKTER. Untuk tetap menjadi manusia yang seutuhnya, kita harus mempertahankan karakter baik atau fitrah yang telah disematkan Allah SWT kepada kita. Kondisi manusia saat ini memang diambang kritis. Apalagi sekarang ini teknologi bahkan bisa mengubah karakter manusia yang baik menjadi perangai yang buruk. Bahkan lewat alter ego mereka bisa mentranformasikan dirinya sendiri menjadi karakter baru yang tidak sesuai dengan dirinya. Dampak dari hal ini akan menyebabkan manusia hidup dalam ilusi dan halusinasi yang dibangunnya. Ia bahkan lupa akan fitrah dirinya sendiri. Kadang manusia bahkan jadi tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang riil dan mana yang palsu. Karena semua terlihat normal. Bukankah kita sekarang sedang mengalaminya ? Pun pada akhirnya kesehatan mental kita jadi terganggu. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksinkronan diri kita yang sejati dengan pribadi baru yang tercipta dari efek teknologi ini.
Apakah manusia nantinya bisa tergantikan oleh mesin atau robot ? Bisa iya, bisa tidak, terserah kehendakNya. Secara logika, ketika masih ada manusia yang mempertahankan sisi kemanusiaannya (humanism) dalam dirinya, bisa jadi peradaban manusia masih bisa dipertahankan. Namun apabila manusia sudah membiarkan dirinya menjadi robot tanpa mempedulikan kaidah-kaidah spiritual dan sifat-sifat manusia bisa jadi peranan kita akan tergantikan dengan apa yang kita ciptakan tersebut.
Di era akhir zaman seperti sekarang ini, manusia seperti apakah yang ingin kamu pilih untuk dirimu sendiri ? Apakah kita memilih menjadi manusia yang memiliki disrupsi karakter ? Atau justru belajar memperbaiki diri dengan muhasabah yang nantinya akan mengaktifkan dan memaksimalkan kecerdasan spiritual kita. Yuk lah mari kita berusaha memperbaiki diri sendiri dengan cara muhasabah. Sehingga karakter yang menempel pada diri kita hanya tersisa karakter yang baik-baik saja.
DAFTAR PUSTAKA :
- Mengenal apa itu kecerdasan buatan (artificial intelligence). Gramedia(dot)com. 12 April 2022. 11 November 2022. https://www.gramedia.com/best-seller/kecerdasan-buatan/
- Ngaji Filsafat - Kecerdasan Spiritual. MJCChannel @ Youtube. 27 Juli 2022. 11 November 2022. https://www.youtube.com/watch?v=FOXHB_FKbI8.
- Amrizal, Victor dan Qurrotul Aini. 2013. Kecerdasan Buatan. Jakarta : Halaman Muka Publishing.
0 Comments
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏