MENGAPA KITA HARUS BELAJAR ?

Mengapa kita harus belajar ?


[ewafebri.com] | MENGAPA KITA HARUS BELAJAR ? 

Prinsip paling dasar dalam belajar adalah *ojo keminter* a.k.a jangan merasa pintar. Begitu mindset "merasa pintar" itu bersarang di kepala kita, maka proses belajar yang kita lakukan akan terhenti dan kita tidak akan mendapatkan apapun.

MENGAPA KITA HARUS BELAJAR ? 

Dalam hidup ini, belajar adalah fitrah dan privilage yang diberikan kepada manusia oleh Allah SWT. Itulah mengapa kita sering mengalami ujian ataupun cobaan. 

Di antara ujian atau cobaan itu, bukankah kita dianjurkan untuk mempelajari dan mendapat hikmahnya ? Sehingga saat mengalami hal yang sama, kita bisa meresponnya dengan tepat.

APA SIH BELAJAR ? 

Belajar adalah sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan bisa berupa ilmu, skill ataupun pengalaman sehingga bisa mengubah perilaku manusia menjadi lebih baik dan mudah dalam mengambil keputusan yang menyangkut hidupnya. 

Dengan belajar, kita bisa mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri, mengembangkan kepribadian dan mampu mengelola kehidupan di dunia ini dengan cara bijaksana. 


UJIAN ADALAH PROSES PENDEWASAAN

Saat kita dilahirkan di dunia ini, kita belajar mengekspresikan diri dengan menangis saat lapar, haus dan moment lainnya. Saat menjadi batita, kita belajar berdiri hingga kemudian berjalan, dan seterusnya.

Pun saat kita beranjak remaja dan dewasa. Allah SWT memberikan kesempatan kita untuk belajar melalui peristiwa-peristiwa dan permasalahan. Di mana dengan masalah itu kita akan didorong untuk mencari cara penyelesaiannya dan bagaimana meresponnya.

Maka jangan heran jika hidupnya penuh dengan masalah, karena lewat masalah dan penderitaan itulah kita mengenal kebahagiaan dan berproses menjadi orang yang lebih dewasa dalam menghadapi kehidupan.

Nah yang menjadi permasalahan adalah ketika hidup kita tak memiliki progress apapun atau tidak bergerak maju alias stagnant. Tentu ada yang salah dari bagaimana perspektif kita memandang suatu masalah. Dan mungkin justru karena kita tidak belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, sehingga hal tersebut tetap terulang dan kita terjebak di dalamnya.

Dengan kata lain, meskipun ujian kita sudah meningkat pada level tertentu, namun respon kita tetap tidak dewasa, karena kita tidak mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi.



MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah ibadah


Dalam proses belajar kita harus memposisikan diri menjadi orang "bodoh". Meskipun terdengar kasar, namun mindset ini harus ada karena sangat dibutuhkan untuk prosesnya. Semakin kita merasa bodoh, semakin banyak pelajaran yang mampu kita dapatkan.

Di saat kita menuntut ilmu, "merasa sudah pintar" justru akan menghambat proses belajar. Tanpa kita sadari "merasa pintar", membuat otak kita enggan menerima informasi atau ilmu pengetahuan yang baru, karena kita sudah merasa lebih tahu. Sehingga proses belajar kita akan terhenti.

Sejujurnya saya baru memahami bahwa tingginya nilai IQ bukan terletak pada hasil akhir atau sebagai tolak ukur kesuksesan seseorang. Namun berhubungan dengan rasa penasarannya akan ilmu pengetahuan dan kemauannya yang tinggi untuk terus belajar.

Maka jangan heran, mungkin banyak orang yang memiliki nilai tinggi saat menjalani test IQ, namun prestasi di sekolahnya cenderung terlihat biasa saja. Bahkan terkadang tidak menduduki rangking tertinggi alias tidak terlalu menonjol.

Meski begitu perhatikanlah mereka saat dihadapkan pada suatu masalah, dan lihatlah bagaimana dia mampu memecahkannya. Serta kecenderungannya yang selalu haus akan informasi (bukan berarti kepo ya ? 😀) dan tidak pernah merasa puas dengan penjelasan di satu sisi saja. Tapi dia akan terus mencari perbandingannya. 


BELAJAR ADALAH PROSES MENCARI KEBENARAN


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اَلتَّآئِبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّآئِحُوْنَ الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰ مِرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا لنَّاهُوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَا لْحٰــفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ
 
attaaa-ibuunal-'aabiduunal-haamiduunas-saaa-ihuunar-rooki'uunas-saajiduunal-aamiruuna bil-ma'ruufi wan-naahuuna 'anil-mungkari wal-haafizhuuna lihuduudillaah, wa basysyiril-mu-miniin

"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 112)

Bahkan dalam Alquran pun kita juga dianjurkan untuk belajar. Seperti dalam QS. Al Qalam (Iqro) yang berarti baca atau QS. At Taubah ayat 112. Secara langsung, Allah menginginkan kita untuk belajar dengan mendatangi majelis ilmu ataupun membaca.

Terutama membaca Alquran itu sendiri. Karena di dalamnya terdapat tuntunan hidup manusia secara lengkap. Jika kita amati, apa yang telah ada di dalam Alquran, sesungguhnya terbukti secara ilmiah (sains) di dunia nyata. Hanya saja butuh waktu yang sangat lama untuk bisa membuktikannya. Dan bukti-bukti itupun akan bermunculan pada mereka yang penasaran akan kebenaran. Itulah kehebatan Alquran.

Selain itu anjuran belajar juga sering ditekankan saat kita melakukan kajian (mengaji) bahkan juga tadabur Alquran. Bahkan Nabi Musa pun belajar pada Nabi yang lain (Nabi Khidir As) tentang keilmuan. Itu artinya belajar adalah kewajiban kita untuk mencari dan mendapatkan kebenaran.

Betapa Maha Hebatnya Tuhan kita yang menitipkan ilmu-ilmunya pada setiap manusia. Apa yang saya ketahui, mungkin belum kalin ketahui. Pun sebaliknya, apa yang kalian ketahui belum tentu saya ketahui. Itulah mengapa Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan untuk saling mengenal satu sama lain dan saling memberikan pelajaran satu sama lainnya. Entah itu berupa pengalaman maupun berbagi ilmu pengetahuan. 

Salah satu ilmu wajib yang harus kita pelajari di dunia ini adalah Ilmu ketuhanan atau Tauhid. Karena ilmu inilah yang akan mengantarkan kita ke hadiratNya. Maka, selain belajar tentang ilmu pengetahuan umum, jangan lupa untuk terus mencari ilmu wajib ini. Karena pada akhirnya, ilmu apapun yang kita pelajari, puncaknya adalah ilmu ketuhanan. 

Tapi ingatlah satu hal dalam belajar. Yaitu carilah ilmu karena Allah SWT bukan niat yang lainnya. Dengan begitu ilmu yang kita peroleh pasti akan melimpah dan bermanfaat untuk hidup kita. Tidak membuat kita merasa sombong dan merasa paling pinter sendiri. 

Dan apabila kita sudah mengamalkannya dan mendapatkan keutamaan dari ilmu tersebut, jangan lupa untuk berbagi ke yang lainnya. Sehingga kita bisa bersama-sama tumbuh dan menjadi lebih baik dari diri kita yang sebelumnya.

Salah satu doa mujarab yang bisa kita lantunkan saat mencari ilmu terletak pada QS. Ta Ha ayat 114 :

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَـقُّ ۚ وَلَا تَعْجَلْ بِا لْقُرْاٰ نِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰۤى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖ وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا

fa ta'aalallohul-malikul-haqq, wa laa ta'jal bil-qur-aani ming qobli ay yuqdhooo ilaika wahyuhuu wa qur robbi zidnii 'ilmaa
 
"Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.""

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 114)

Semakin banyak ilmu yang kita peroleh, semakin mantap bagi jiwa kita dalam melangkah di dunia ini. Karena semakin banyak ilmu, semakin luas juga perspektif kita dalam melihat kehidupan ini. Semakin luas perspektif kita, semakin mudah kita memandang masalah dan mencari solusinya.

Maka mari mendidik hati dan jiwa kita agar mampu mengenali Rabbnya dengan ilmu. Sehingga bisa mendapatkan kedamaian dan ketenangan dalam hidup. Dan kita bisa melangkah menuju masa depan dengan kokoh. Dan kembali kepadaNya dengan bekal yang cukup. Amin 3×.

Post a Comment

0 Comments