RAMADHAN 2022 | SEEKING KNOWLEDGE

Seeking knowledge in Islam



[ewafebri.com] | RAMADHAN 2022 | SEEKING KNOWLEDGE.


Sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan 2022. Semoga Allah mengijinkan untuk menikmati bulan Ramadhan tahun ini. InshaAllah. Amin...


RAMADHAN 2022 | SEEKING KNOWLEDGE



Jika tahun-tahun sebelumnya saya sering membuat beberapa challenge melalui Bullet Journal, kali ini keinginan saya sederhana. Hihihi..

Selain beribadah dengan khusyu', saya hanya ingin meningkatkan kualitas keimanan dengan belajar memahami AlQuran.


TADABUR


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلتَّآئِبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّآئِحُوْنَ الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰ مِرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا لنَّاهُوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَا لْحٰــفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ 
"attaaa-ibuunal-'aabiduunal-haamiduunas-saaa-ihuunar-rooki'uunas-saajiduunal-aamiruuna bil-ma'ruufi wan-naahuuna 'anil-mungkari wal-haafizhuuna lihuduudillaah, wa basysyiril-mu-miniin."

"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman." 
(QS. At-Taubah 9: Ayat 112)

Quran Journaling adalah salah satu sarana yang bisa kita manfaatkan untuk belajar tadabur AlQuran.

Terlebih jika kita ingin memiliki dan mencari relasi dengan kalimat-kalimat Allah yang berpengaruh dalam hidup kita.

Setahun belakangan ini saya baru menyadari bahwa sebenarnya, ayat-ayat di AlQuran sangat relate dengan kehidupan kita sehari-hari.

Hanya saja terkadang kita fokus pada "bahasa" terjemahan, sehingga tidak bisa merasakan dampak langsung dalam kehidupan kita.

Jika kita pelan-pelan memahami makna-makna yang ada di baliknya tentu kita bisa merasakan betapa AlQuran itu adalah buku petunjuk kehidupan.

Memang tak mudah kita memahami isi-isinya, karena bahasa Alquran itu teramat indah (sastra) sehingga kadang sulit bagi kita untuk memahami apa yang tersirat di dalamnya.


SEEKING KNOWLEDGES


Mencari ilmu dalam Islam


Dulu saya sempat penasaran mengapa kita harus mencari ilmu hingga usia tua (mendekati mati) ? Bahkan diibaratkan kita harus mencari ilmu ke negeri Cina.

Seserius itu Allah menginginkan kita belajar di dunia ini, hingga ilmu menjadi salah satu tool untuk meningkatkan kualitas keimanan kita. Dan tentu saja menjadi alat untuk bisa mengenal dan mencintaiNya di dunia ini.

Ternyata ilmu itu memang tak sebatas pendidikan formal yang kita dapatkan di sekolah atau universitas saja. Tetapi ilmu itu mencakup segala hal tentang kehidupan, terutama tentang ilmu ketuhanan.

The foods of soul are knowledges and remembrance of Allah The AlMighty. The more you have knowledges the more happier you will be, the more you do dzikir (remember Allah SWT) your soul will be the more at peace.

Bagi kita yang mengimani adanya Allah SWT, penting untuk belajar mengenalNya dalam kehidupan di dunia ini. Hingga saat kita kembali kepadaNya kelak, kita bisa berjalan menuju ke arah mana.

Bayangkan jika kita tak berusaha mengenalNya. Dan hanya cukup mengimani bahwa Dia ada. Maka tidak ada rasa sungkan dan cinta kepadaNya, iyakan ? Bukankah seringkali kita mendengar peribahasa :


Tak kenal maka tak sayang/cinta.


Lantas bagaimana kita bisa memproklamirkan diri cinta atau sayang pada Allah jika kita bahkan tak mengenalNya ?

Itu sebabnya mengapa ramadan tahun ini (Inshallah) saya belajar lebih serius lagi dalam mengenal Allah SWT. Karena seringkali tanpa kita sadari, Allah itu hanya semacam konsep dalam hidup kita.

Kita hanya mengenal lewat sifat-sifatNya saja, yang terkadang hanya berhenti menjadi ilmu pengetahuan saja bukan dalam bentuk penerapan sehari-hari. Dalam artian, seolah tak memiliki dampak apapun dalam hidup kita.

Padahal sejatinya Allah itu Maha Dekat dengan kita. Bahkan Allah lah Yang Maha Mengetahui tentang segala sesuatu dalam hidup kita.

Bahkan kita seringkali tak menghidupkan Allah SWT yang sejatinya adalah Yang Maha Hidup dalam keseharian kita. Justru kita hanya memperlakukannya sebagai konsep semata.

Contohnya : dalam koridor ilmu pengetahuan, kita tahu bahwa Allah SWT itu lebih dekat dari urat nadi, namun pada prakteknya kita seringkali meminta bantuan orang lain terlebih dahulu ketika mengalami masalah. Nah ini membuktikan bahwa pengetahuan yang kita miliki belum benar-benar kita terapkan dalam hidup. 

Padahal sejatinya, Allah lah yang berkuasa atas hidup kita. Begitu dekat dengan kita. Namun seringkali kita belum mengenal sebenar-benarnya tentang Dia.

Bukankah kita masih sering mengeluh jika mendapati sesuatu yang tak selaras dengan keinginan kita ? Seringkali kita menyalahkan keadaan, sesuatu atau bahkan orang lain. Padahal dalam ilmunya, bahwa segala sesuatu itu adalah atas kuasa dan kehendakNya.


Ini menunjukkan bahwa kita belum menerapkan/mengamalkan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari. Karena hanya berhenti sebatas sebagai pengetahuan saja.

Oleh karena itu, kita butuh banyak referensi keilmuan dan mendengarkan ceramah yang mencerahkan dari para ulama yang mampu menerjemahkan isi AlQuran dalam bentuk analogi di dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu kita bisa benar-benar merasakan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa benar-benar menyaksikan kuasaNya dan merasakan kasih sayangNya kepada kita. Bukan sebatas menjadi ilmu pengetahuan saja.


ULAMA ULAMA SUMBER ILMU



Dalam mencari ilmu baiknya memang kita tidak boleh terlalu fanatik terhadap suatu tokoh. Misalnya saja kita 100% mendukung ulama A dengan kajian-kajiannya dan menjelek-jelekkan ulama B hanya karena ketidak sukaan kita. 

Padahal belum tentu ulama A menguasai keilmuan yang disampaikan oleh ulama B dan sebaliknya pula. 

Kerugian bagi kita jika terfokus pada "orang yang menyampaikan" saja adalah ketika akan berpotensi tidak mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas diakibatkan kedengkian. 

Oleh karena itu, dalam mencari ilmu mari kita niatkan Lillahi ta'ala saja. Sehingga siapapun yang menyampaikan, selama ilmu itu membawa kita ke hadiratNya, akan lebih mudah dipahami dan lancar dalam prosesnya. 

Dalam mencari ilmu pengetahuan pun, saya tidak ingin hanya berasal satu sumber saja meskipun pembahasannya sama. Tetapi saya membutuhkan beberapa referensi sehingga bisa memperkaya pengetahuan kita.

Pun terkadang ilmu yang saya pelajari bukan satu object saja. Tapi tentang apa saja dan dari agama apapun. Dengan begitu kita bisa lebih memahami banyak hal dengan sudut pandang yang bermacam-macam.

Berikut ini akan saya bagikan beberapa ulama yang saya suka dan lebih saya pahami dalam hal menyampaikan ilmunya.

Serta beberapa sudut pandang mengapa saya menyukai mereka dan belajar banyak dengan mereka (Meskipun lewat Youtube). Hihi..


MUFTI MENK






Bagi yang paham bahasa Inggris (meskipun bukan bahasa keseharian), cara Mufti Menk menyampaikan ilmunya ini sangat mudah dipahami.

Analogi-analogi yang disampaikan pun lebih sederhana. Jadi lebih mudah mengena. Pun bahasan materinya bersifat universal dan nyambung dengan kehidupan kita sehari-hari.

Sehingga kita merasakan dampak keilmuannya di kehidupan kita. Misalnya saja tentang bagaimana kita menghadapi anxiety atau keresahan. Beliau memberikan nasehat-nasehat yang bikin adem dan mudah diimplementasikan.

Buat kalian yang butuh kalimat penyemangat setiap hari, follow twitter beliau deh. Hihihi.. Kita jadi lebih tenang dalam menjalani hari, karena ada saja afirmasi dan penyemangat yang beliau bagikan untuk menyemangati harimu.


IMAM OMAR SOLEIMAN DARI YAQEEN INSTITUTE





Jika Mufti Menk membuat saya jatuh cinta pada Allah SWT lewat bagaimana beliau menyampaikan ilmu-ilmunya, maka Imam Omar Soleiman membuat saya ingin mengenal Allah SWT lewat program-programnya.

Apalagi series-series yang dibuat dalam bentuk video. Di antaranya saya suka program acaranya saat bulan Ramadhan dan Risalah RosulAllah SAW. Mengikuti program-programnya akan membuat Ilmu pengetahuan kita tentang Islam dijamin bertambah deh.

Hal yang membuat saya suka mendengarkan ceramahnya adalah bagaimana dia menjelaskan sesuatu yang rumit dengan jelas dan mudah dimengerti.

Mungkin bisa dikatakan keistimewaan dia dalam menyampaikan ilmunya itu memiliki "Clarity" yang tinggi.

Islam adalah agama yang mengedepankan "clarity" (penjelasan yang gamblang). Namun tak semua orang mampu menyampaikannya dengan kualitas yang sama.

Menurut saya, Imam Omar Suleiman ini memiliki kemampuan itu. Sehingga mendengarkan ilmu-ilmu dari beliau membuat kita bisa lebih jatuh cinta dengan Islam, terutama Allah SWT.


GUS BAHA




Saya rasa banyak dari kita yang mengenal sosok beliau. Menurut saya beliau salah satu ulama yang memiliki keilmuan yang luas dengan penjelasan yang sangat sederhana.

Analogi yang disampaikan beliau ini mudah dipahami dan seringkali berhubungan dengan kita karena sering terjadi dalam keseharian.

Terlebih sering dibarengi dengan cerita atau kisah yang lucu. Salah satu yang membuat saya betah mendengarkan kajian beliau adalah cara menjelaskan hal yang sulit tapi menjadi terdengar sederhana melalui analogi-analoginya.

Belum lagi beliau ini memberikan rasa optimisme bahwa kita semua ini makhluk Allah SWT yang berkesempatan menjadi baik dan masuk surga. Yang penting sering-seringlah bersabar dan berdoa.

Bahkan ada dalam kajian beliau yang mengisyaratkan bahwa " jika kamu bersyukur atas makanan yang telah Allah berikan kepadamu itu sudah menjadi bentuk ibadah. "

Jadi ibadah itu tak melulu tentang Sholat, puasa, sedekah dan naik haji saja. Kita ridho atas apa yang Allah berikan/tetapkan pada kita pun itu bisa menjadi bentuk ibadah (Qada' dan Qadar).

Penjelasan beliau ini yang membuat orang-orang seperti saya ini, orang yang belum mampu umrah ataupun naik haji tetap merasa optimis beribadah dan selalu merasa diterima oleh Allah SWT meskipun tidak menjalankan bentuk ibadah yang besar atau rumit.

Rasa itu yang membuat saya memahami bahwa Allah itu sebenar-benarnya Maha Pengasih dan Penyayang. Dan Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Serta bukan agama yang terlihat sangat kaku dan ruwet.


DR. FAHRUDIN FAIZ




Seperti yang saya utarakan di awal bahwa referensi ilmu pengetahuan tak melulu yang selalu berhubungan dengan agama Islam saja. Tapi juga banyak hal tentang kehidupan.

Buat kalian yang ingin menambah khazanah keilmuan bisa juga mengikuti Ngaji Filsafat yang dipandu oleh Dr. Fahrudin Faiz di MJS.

Jika sekilas saja kita melihat kajian ini terkadang kita akan membatasi diri dalam hal mencari ilmu, karena kajian beliau ini tentang filsafat. Yang notabene banyak mengulas tentang pemikiran dari tokoh-tokoh yang tak melulu muslim.

Padahal dalam keilmuan-keilmuan yang diberikan oleh tokoh-tokoh yang dikaji oleh pak Faiz, terdapat banyak kebijaksanaan yang bisa kita implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari meskipun kita seorang muslim. Karena sejatinya banyak kajian ilmu yang selaras dengan Islam meskipun memiliki label/istilah yang tidak Islami.

Salah satu ilmu dari #NgajiFilsafat yang saya terapkan konsepnya dalam kehidupan adalah tentang konsep "YIN YANG". 




Konsep ini juga selaras dengan pengajaran AlQuran bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu di dunia ini secara berpasang-pasangan. Tak hanya tentang makhluk (jenis kelamin saja) tetapi juga sifat-sifatnya. 

Misalnya : Ada susah ada senang, ada baik ada buruk, ada sehat ada sakit. Satu sama lainnya bisa saling men-trigger.

Sehingga saat kita menghadapi suatu permasalahan yang "berlawanan", maka jiwa kita lebih tenang meresponnya. Gak gampang stress. Hehehe...

Belajar berfilsafat juga membuat kita berlatih untuk memantapkan cara berpikir. Bukan semata-mata hanya mengimplementasikan ilmu yang kita terima dari satu narasumber saja.

Tetapi kita bisa mengolah informasi yang kita dapatkan dari beberapa narasumber tersebut untuk bisa kita terapkan dalam hidup kita tanpa merusak keimanan dan pengetahuan yang kita miliki.

Contohnya seperti cara pak Faiz dalam menerangkan kepada kita. Terkadang kajian beliau yang berhubungan dengan filsafat barat, bisa beliau terjemahkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Islam.

Karena terkadang kita sering berpatokan atau terlalu fokus pada nama/istilahnya saja. Padahal hakikatnya atau maknanya pun juga diajarkan dalam agama Islam.

Dari pak Faiz saya menyadari bahwa Ilmu Allah itu sangat luas dan mustahil kita bisa mempelajari semuanya. Oleh karena itulah kita dituntut untuk terus mencari ilmu yang membawa kita semakin dekat dan mengenalNya.

Bayangkan saja, Allah menitipkan ilmu-ilmunya di hati para makhluknya di muka bumi ini. Berapa banyak ilmu yang ada di bumi ini ?

Terkadang Allah SWT juga menitipkan ilmu-ilmunya melalui pengalaman hidup. Tidak melulu berbentuk informasi yang bisa langsung kita dengar atau baca.

Bukankah Allah SWT mengajarkan kita tentang hidup melalui kisah (pengalaman hidup) para Nabinya di dalam AlQuran ? Bisa jadi pengalaman itu juga terjadi dalam hidup kita meski dengan cara yang berbeda. (Hanya saja kadang kita telat menyadarinya. Hihihi..)

Yang membedakan adalah, ada orang-orang yang diberi Allah SWT kelebihan untuk mampu menyampaikannya (seperti ulama-ulama) dengan gamblang kepada orang lain. Ada juga yang diberikan ilmu oleh Allah SWT hanya untuk memperbaiki kualitas hidup pribadinya saja.

Dari beliau saya belajar bahwa ujung tombak dari bermacam-macam ilmu itu sesungguhnya pada Allah SWT. 

KH BAKHIET & BUYA SYAKUR





Buat kalian yang ingin memperdalam pengetahuan spiritualitas atau ilmu ketuhanan. Maka bisa mempelajari ilmu lain selain ilmu tentang fiqih/syariat. Yaitu ilmu tasawuf.

Meskipun mungkin ilmu ini bukan "Cup Of Tea" nya semua orang. Terlebih lagi ilmu ini lebih bersifat praktikal-spiritual bukan sekedar ilmu pengetahuan-pemahaman semata.

Ibaratnya, dampak dari ilmu ini hanya terasa saat kita mengamalkannya saja. Karena terkadang penjelasan melalui kata-kata saja tak mampu diterima oleh akal. Kadang rasanya seolah tak masuk akal kecuali pada mereka yang mengalaminya.




Bagi saya ilmu tasawuf itu pada dasarnya mengutamakan pengolahan/pembentukan karakter dalam diri kita. Pembersihan jiwa dari penyakit hati.

Bagaimana kita memproses diri (growth) dari dalam (inner work) yang selaras dengan keinginan kita untuk mengejar self development/personal development.

Yang pada akhirnya hal tersebut mengantarkan kita pada ke hadiratNya. Kita bisa belajar tentang bagaimana menyikapi qada' dan qadar dari Allah SWT, sehingga kita tidak mengalami banyak keruwetan dalam menghadapi hidup ini.

Masalahnya, jika ingin serius belajar ilmu ini terkadang memang butuh pendampingan ya ? Atau orang sering mengatakan mursyid. Sehingga kita tidak salah jalan dan jadi bingung di tengah jalan atau melakukan hal-hal yang tak diridhoiNya.

Namun bila kita ingin belajar tentang pengetahuan dasarnya, bisa mengikuti kajian-kajian dari beliau berdua.

Semoga jika kita sungguh-sungguh ingin mengenal Allah SWT melalui jalur ilmu ini, kita dipermudah dengan memahami setiap kajian yang disampaikan oleh para ulama. Amin.

Jika ditelaah, ujung dari segala ilmu pengetahuan ini sesungguhnya adalah menuju kepadaNya. Hanya saja dalam perjalanannya kita mudah terdistraksi dari hal-hal yang bersifat duniawi saja. Sehingga kita seringkali berhenti mencari dan menyimpulkan sesuatu yang sebenarnya masih jauh dari inti ilmu itu sendiri.


SHAYKH NURJAN MIRAHMADI




Nah kajian yang satu ini juga bukan "Cup Of Tea"-nya semua orang. Tapi bagi kalian yang ingin belajar tentang ilmu hakekat. Yaitu suatu pengetahuan yang tidak hanya membahas tentang ilmu yang ditangkap oleh panca indera kita saja tapi justru yang ada dibaliknya.

Ilmu hakekat ini pada akhirnya bisa membantu kita dalam mencari dan memahami hikmah dari suatu peristiwa. Sehingga membuat hidup kita jadi lebih tenang dan gak grasa grusu.

Misalnya saja saat kita tertimpa musibah. Kita tak langsung terfokus pada musibah itu saja, tapi apa yang ada di baliknya. Karena banyak sekali musibah yang kita alami sesungguhnya adalah cara Allah mencintai kita supaya kita tidak terjerumus dalam kehancuran.

Tapi untuk masuk ke ranah ilmu ini pastikan untuk memantapkan ilmu syariat kita dulu ya, supaya tidak mudah tergelincir atau gagal paham.

Karena seringkali orang menganggap ilmu ini seperti mengada-ada hanya karena panca indera dan akal kita tak mampu memahaminya.

Bukankah Allah SWT menyuruh kita untuk mengimani hal-hal yang gaib ? (Hal yang tak bis ditangkap oleh lima panca indera kita).


SAYED MUHAMMAD BAQIR ALQAZWINI




Terlepas dari golongan Islam yang beliau anut, beliau juga membahas ilmu kehidupan secara luas dan gamblang. Bahasanya mudah dicerna.

Cara beliau menjelaskan pun enak didengar (eloquent) dan jelas (mudah dipahami).

Kalo kita tak setuju terhadap beberapa sudut pandang beliau pun tak masalah. Tetapi bukan berarti kita menolak ilmu-ilmu yang membawa kita lebih dekat pada Allah SWT. Yekan ? Karena beberapa ilmu yang beliau sampaikan pun sangat bermanfaat untuk hidup kita.


CLOSURE


Yang patut dipahami adalah saat kita mencari ilmu adalah jangan terfokus pada identitas yang menyampaikan.

Misalnya tentang agamanya, golongan yang dianutnya, kewarganegaraanya ataupun identitas lain yang menempel pada mereka.

Karena sesungguhnya yang kita cari adalah Ilmu Allah. Yang sejatinya dititipkan kepada siapa yang dikehendakiNya. Bahkan pada orang yang menurut standar kita "Nggak banget".

Tapi itu membuktikan bahwa Allah Maha Adil kepada siapapun (makhluknya). Jangan sampai "identitas" membatasi kita untuk belajar mengenaliNya. Karena di dunia ini banyak sekali sudut pandang yang berbeda-beda. Kalo kita tidak menyetujui salah satunya, ya cukup abaikan saja.

Bukankah kita ini memang diciptakan berbeda-beda supaya saling dikenali satu sama lainnya ? Maka ketika kita menemukan perbedaan pada orang lain ya biasa saja. (Kalo suka dilanjutkan, kalo nggak ya move on aja. Hihihi.. Tanpa harus menghina siapapun).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِهٖ عِلْمًا 
"ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum wa laa yuhiithuuna bihii 'ilmaa"

"Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (yang akan terjadi) dan apa yang di belakang mereka (yang telah terjadi), sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." 
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 110)

 

Dan itu membuktikan bahwa seluas-luasnya kita memahami suatu ilmu, kenyataannya kita ini masih tetap fakir ilmu alias bodoh. Karena masih banyak hal yang tidak kita ketahui. Hal ini mengingatkan saya tentang kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS. Hehe..

Kok saya jadi ingat kajian dari Gus Baha yang mengatakan bahwa nantinya penghuni surga itu dipenuhi orang yang "bodoh" 😀.

Maka ketika ada orang lain yang menghina kita bodoh, jangan marah. Haha.. Slow aja. Toh mereka yang menghina kita bodoh bukan jaminan menjadikan diri mereka pintar. Hihihi.. Jadi sesama orang bodoh tak perlu saling menghinalah. Yuk belajar lagi aja sama-sama !

Hinaan itu sesungguhnya mengingatkan kita untuk terus belajar. Karena ilmu Allah itu sangat banyak dan luas. Bahkan dalam AlQuran pun disebutkan bahwa tinta sebanyak lautan pun tidak bisa mengungkapkan ilmu Allah. Maka mustahil kita bisa mengungkap semua ilmu di dunia ini.

Dan jangan takut dibilang bodoh karena bisa jadi kebodohan kita kelak akan membawa kita ke surga. Hehehe..

Karena sesungguhnya, ketika kita sudah merasa "pintar dan benar" maka kita jadi enggan mencari ilmu lagi. Padahal apa yang kita ketahui tersebut belum ada apa-apanya. Dan justru hal itu menyebabkan kita terhenti dalam proses mengenal Allah SWT, pencipta kita.

Maka, mari kita niatkan untuk mencari ilmu dan belajar sebaiknya hanya untuk Allah saja. Bukan untuk debat kusir atau menghina siapapun tapi justru sebagai jembatan untuk semakin dekat padaNya dan MengenalNya dengan baik.

Post a Comment

0 Comments