TADABBUR QURAN: AL AN'AM 151 - 153

TADABBUR QURAN EWAFEBRI: AL AN'AM AYAT 151 - 153.

[ewafebri.com] | TADABBUR QURAN: AL AN'AM AYAT 151 - 153.

Hari ini saya belajar tentang QS. Al An'am Ayat 151 - 153 tentang 10 ajaran pokok yang diturunkan Allah SWT pada setiap agamaNya (Samawi) ke dunia. Kebetulan saya besar dan tumbuh di keluarga yang heterogen, di mana saya sering mendengar tentang kisah-kisah seperti ini di Kitab Injil. Ayat Al An'am ini menjadi bukti bahwa Al Quran adalah menyempurnakan kitab-kitab terdahulu yang sudah mulai dikorupsi oleh ulah-ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. 

TADABBUR QURAN: AL AN'AM AYAT 151 - 153

Bahasannya ini agak sensitif, terutama jika dikaitkan dengan ajaran lintas agama. Tapi sebagai muslim, saya tetap meyakini bahwa iman pada kitab-kitab Allah sebelum Al Quran adalah bagian dari rukun iman. Menariknya, sepuluh ajaran pokok yang termuat dalam QS. Al-An'am ayat 151–153 ini seolah menjadi benang merah nilai-nilai universal yang juga ada dalam kitab sebelumnya, meski syariat dan penjabarannya berbeda.

10 ini meliputi larangan dan perintah yang menyeluruh. Yang membedakan setiap kitab adalah penjelasan dalam ayat-ayatnya secara lebih luas dan menyeluruh. Sebagai muslim, tentu saya menggunakan Al Quran sebagai patokan untuk belajar dan menjalani kehidupan. 

Salah satu keuntungan memiliki keluarga heterogen adalah kami bisa berbincang santai, untuk memahami ajaran yang kami yakini masing-masing. Terkadang ada penjelasan mereka yang justru menambah keyakinan dan pemahaman saya terhadap Al Quran lebih dalam. 

Sejujurnya saya pernah membaca Kitab Injil, meski belum pernah tuntas. Dan saya selalu memiliki pertanyaan dalam diri tentang makna perjanjian lama dan perjanjian baru. Salah satu keluarga saya kemudian menjelaskan bahwa Taurat merupakan bagian dari perjanjian lama yang perlu dipelajari oleh umat Nasrani. 

Ini membuktikan bahwa Kitab-kitab Allah SWT, saling terhubung satu sama lainnya. Hanya saja setiap umat memiliki syariatnya sendiri-sendiri untuk dipelajari dan diamalkan.  

Konteks Sejarah Berdasarkan Tafsir Tahlili

TADABBUR QURAN: AL AN'AM AYAT 151

Dalam ayat 151 Surah al-An‘ām, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu kepada kaum musyrikin yang suka menetapkan hukum menurut hawa nafsunya. Wahyu itu berisi lima dari sepuluh ajaran pokok agama yang disebut al-Waṣāya al-‘Asyr. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ 

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, (yaitu) janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu karena kemiskinan. (Tuhanmu berfirman,) ‘Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar.266) Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengerti.

Al-An‘ām  [6]:151

Kelima ajaran tersebut adalah larangan mempersekutukan Allah, perintah berbuat baik kepada orang tua, larangan membunuh anak karena kemiskinan, larangan mendekati perbuatan keji (baik terang-terangan maupun tersembunyi), dan larangan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar menurut agama. 

Penekanan utama terletak pada pentingnya tauhid sebagai fondasi utama, diikuti oleh akhlak sosial yang luhur, termasuk terhadap keluarga dan kehidupan manusia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ  لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ

Janganlah kamu mendekati (menggunakan) harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat(-mu). Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.”

Al-An‘ām  [6]:152

Ajaran berikutnya terdapat dalam ayat 152, yaitu larangan mendekati harta anak yatim kecuali untuk kepentingan terbaik bagi anak tersebut, keharusan menyempurnakan takaran dan timbangan, berlaku adil dalam ucapan meskipun terhadap kerabat, dan memenuhi janji kepada Allah. 

Penekanan pada larangan menyalahgunakan harta anak yatim menunjukkan pentingnya keadilan dan amanah dalam mengelola milik orang lain, apalagi mereka yang lemah dan belum dewasa. 

Sementara itu, kesempurnaan dalam timbangan dan takaran merupakan bagian dari kejujuran dalam transaksi sosial dan ekonomi yang sangat dijunjung dalam ajaran Islam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) sehingga mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.

Al-An‘ām  [6]:153

Seluruh sepuluh wasiat ini merupakan prinsip dasar agama yang bersifat universal, tidak hanya dalam Islam tetapi juga dalam ajaran-ajaran langit lainnya. Kesepuluhnya merupakan landasan bagi hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama, dengan harapan agar manusia tidak membuat hukum sendiri atas dasar hawa nafsu. 

Ayat-ayat ini menekankan pentingnya ketundukan pada hukum Allah, integritas moral, dan keadilan sosial, serta menyeru manusia untuk berpikir dan memahami bahwa semua perintah itu datang dari Tuhan untuk kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat.

10 Ajaran Pokok Dalam QS. Al An'am

TADABBUR QURAN: AL AN'AM AYAT 152

Sepuluh pokok ajaran yang disampaikan dalam Surah Al-An‘ām ayat 151–153, dikenal sebagai "al-Waṣāyā al-‘Asyr" (Sepuluh Wasiat Pokok), yaitu:
  1. Jangan mempersekutukan Allah (Tauhid sebagai landasan utama).
  2. Berbuat baik kepada kedua orang tua (Berbakti, menghormati, dan mencintai mereka).
  3. Jangan membunuh anak karena takut miskin (Allah yang menjamin rezeki mereka dan kalian).
  4. Jangan mendekati perbuatan keji (Baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi).
  5. Jangan membunuh jiwa yang diharamkan untuk dibunuh, kecuali dengan alasan yang benar (Seperti dalam kasus hukum pidana syar’i).
  6. Jangan mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang terbaik (Untuk melindungi dan mengembangkan hartanya sampai ia dewasa).
  7. Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil (Larangan curang dalam urusan jual beli).
  8. Berlaku adil dalam ucapan, sekalipun terhadap kerabat (Kejujuran dan keadilan dalam bersaksi atau berkata).
  9. Tepati janji kepada Allah (Menunaikan semua perjanjian atau sumpah yang telah diikrarkan).
  10. Ikutilah jalan yang lurus dan jangan mengikuti jalan yang memecah belah (Menjauhi jalan-jalan kesesatan dan menjaga konsistensi dalam iman dan amal).
Bila kita pelajari latar belakangnya, pada masa jahiliah, masyarakat Quraisy hidup dalam kondisi sosial dan keagamaan yang gelap: mereka menyembah banyak berhala, melakukan praktik pembunuhan terhadap anak perempuan karena malu atau takut miskin, berlaku curang dalam perdagangan dengan menipu timbangan dan takaran, menelantarkan anak yatim, serta menciptakan ketimpangan sosial yang mencolok. Saksi palsu dan sumpah palsu menjadi hal biasa, mencerminkan ketiadaan pegangan moral yang kuat. 

Di tengah kekacauan itu, Islam datang sebagai cahaya pembawa tauhid dan moral universal. Nabi Muhammad diutus untuk memperbaiki kerusakan sosial dan spiritual tersebut melalui ajaran yang tegas dan ringkas dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat ini bukan hanya sebagai petunjuk hidup, tetapi juga menjadi manifesto moral dan sosial Islam yang sejalan dengan syariat para nabi terdahulu seperti Ibrahim dan Musa.

Fungsi Ayat Ini Dalam Dakwah Rasullullah

TADABBUR QURAN: AL AN'AM AYAT 153
  • Sebagai ajaran dasar universal: ayat-ayat ini berfungsi seperti dekalog (sepuluh perintah Tuhan) dalam tradisi Yahudi-Kristen, menegaskan bahwa Islam bukan ajaran baru, tapi kelanjutan wahyu Tuhan.
  • Mengajak dengan hikmah: ayat ini berbentuk perintah langsung dari Allah (“katakanlah”), tetapi disampaikan dengan nada bijak dan menyentuh akal dan hati.
  • Mendekati klimaks dakwah Makkiyah: Nabi sudah berdakwah lebih dari 10 tahun, namun perlawanan Quraisy semakin keras. Maka, Allah memberikan penguatan prinsip dan identitas Islam melalui ayat ini.

Amalan Sederhana Yang Bisa Kita Terapkan Berdasarkan QS Al An'am Ayat 151 - 153

TADABBUR AL AN'AM AYAT 151 - 153

 1. Jangan menyekutukan Allah

Contoh:
  • Mulailah segala aktivitas dengan niat karena Allah.
  • Saat kesulitan, utamakan berdoa dan bergantung kepada Allah, bukan pada jimat, ramalan, atau hal mistis.

2. Berbuat baik kepada orang tua

Contoh:
  • Menyapa orang tua dengan lembut dan penuh hormat.
  • Membantu pekerjaan rumah tanpa diminta.
  • Menghindari membantah mereka saat tidak setuju.

3. Jangan membunuh anak karena takut miskin

Contoh:
  • Tidak mengekspresikan kekecewaan atas anak perempuan/laki-laki.
  • Menyemangati anak untuk tumbuh sesuai potensinya tanpa tekanan ekonomi.
  • Memberi dukungan emosional dan spiritual dalam keterbatasan.

4. Jangan mendekati perbuatan keji, baik yang tampak maupun tersembunyi

Contoh:
  • Menjaga pandangan dari konten tak senonoh di media sosial.
  • Menghindari gosip, umpatan, atau hasutan yang tampaknya "sepele."
  • Menjaga niat agar tidak melakukan kebaikan demi pujian.

5. Jangan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar

Contoh:
  • Tidak melakukan kekerasan fisik atau verbal pada orang lain.
  • Menjaga keselamatan sesama, misalnya tidak ugal-ugalan di jalan.
  • Menghindari ujaran kebencian, baik offline maupun online.

6. Tegakkan keadilan dalam menimbang dan menakar

Contoh:
  • Jika berdagang, jujur pada kualitas dan harga. Ini kadang terdengar sepele, tapi banyak yang tidak memperhatikannya. 
  • Tidak mengurangi hak orang lain saat berbagi tugas, proyek, atau waktu.
  • Jujur dalam menilai tugas kelompok di sekolah atau kantor.

7. Bersikap adil dan jujur saat berbicara atau menjadi saksi

Contoh:
  • Tidak memihak karena pertemanan saat melihat ketidakadilan.
  • Menghindari berbohong kecil demi kenyamanan.
  • Menjadi saksi yang jujur dalam hal apapun, termasuk di grup WhatsApp keluarga 😄

8. Tepati janji dan jangan mengikuti hawa nafsu

Contoh:
  • Menepati jadwal yang sudah disepakati. Budaya kita yang sering ngaret menjadi perhatian banget ini ya?
  • Tidak membiarkan perasaan mengendalikan keputusan. Setiap keputusan harus dilandasi dengan hati dan logika agar seimbang.
  • Mengendalikan keinginan belanja impulsif atau balas dendam.

9. Ikuti jalan yang lurus dan jangan bercerai-berai dalam kelompok-kelompok fanatik

Contoh:
  • Fokus pada kebaikan universal, bukan debat yang memecah. Kadang kita seringkali ingin menunjukkan kebenaran versi kita sendiri dengan cara-cara yang memaksa. 
  • Bersikap terbuka pada perbedaan dalam hal furu’ (cabang agama). Tetapi sangat disiplin dalam menjalankan ibadah bagi diri kita sendiri. 
  • Hindari menjelekkan kelompok lain dalam urusan agama, budaya, atau pilihan hidup.
Menjadi muslim dan hamba yang baik itu susah-susah gampang. Gampang karena bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, rahmatNya memungkinkan kita untuk bisa menjadi hamba yang baik sesuai KehendakNya. 

Susah adalah ketika kita yang dituntut untuk istiqomah dalam mengamalkan ajaran-ajaran pokok yang sudah dibahas di atas. Dan yang tersulit adalah tidak melakukan sesuatu yang dilarang namun kita anggap sepele. 

Posting Komentar

0 Komentar