Jujur! Saya adalah orang yang sangat sulit konsisten terhadap waktu, meski berusaha memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Rasanya tuh ada saja waktu yang terbuang percuma, terutama saat menghabiskan waktu di sosial media.
Mumpung bulan Ramadan, saya pun membuat riset tentang bagaimana menggunakan waktu seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Dan saya ingin membagikannya pada kalian semua!
BELAJAR MANAJEMEN WAKTU DI BULAN RAMADAN DARI RASULULLAH
Bulan Ramadan adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, mengelola waktu dengan baik, dan menjadi pribadi yang lebih produktif.Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam mengatur waktu selama Ramadan. Kita bisa belajar dari banyak riwayat bagaimana Rasul ﷺ selalu produktif dalam menjalani hari-harinya; dengan menyeimbangkan antara ibadah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Dengan meniru pola hidup beliau, kita bisa menjalani Ramadan dengan lebih bermakna tanpa kehilangan produktivitas.
Kira-kira apa saja yang bisa kita pelajari dari Rasul ya?
Membagi Waktu dengan Baik
Rasulullah SAW bersabda, “ Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya, yakni waktu luang dan kesehatan." (HR Bukhari)
Rasulullah ﷺ memiliki rutinitas yang disiplin dalam kesehariannya. Dalam Ramadan, beliau tetap aktif bekerja dan berdakwah, tetapi juga lebih fokus pada ibadah. Ada beberapa kedisiplinan yang dicontohkan oleh Rasul, di antaranya:
- Jangan suka menunda-nunda pekerjaan. [Procrastination]
- Disiplin dalam menjalankan Sholat Fardhu.
- Konsisten adalah salah satu bentuk disiplin yang mengajarkan kita menikmati proses dan berprogress.
Dari contoh kedisiplinan di atas, kita bisa meniru pembagian waktu seperti berikut ini:
Pagi hari Rasulullah mengawalinya dengan berdzikir dan membaca Al-Qur'an. Kita bisa mengadopsinya dengan membaca Al-Qur'an setelah Subuh dan berdzikir sebelum memulai aktivitas harian.
Meski tidak harus 1 Juz, membaca Al Quran di pagi hari memberikan vibe yang positif loh. Untuk memulainya sih memang sulit, tapi tidak ada salahnya kita baca beberapa ayat sambil mentadaburinya. Sehingga tidak hanya sekadar membaca Al Quran saja, tapi kita juga menghidupkannya dalam jiwa kita.
Saat siang hari, Rasulullah tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan berdakwah. Nah, kita bisa mengadopsinya dengan cara bekerja, belajar atau melakukan tugas harian dengan niat beribadah pada Allah.
Tapi kegiatannya harus yang positif ya? Karena tidak semua aktivitas yang "menguntungkan" itu adalah kebajikan.
Kala sore menjelang, Rasulullah memperbanyak doa menjelang buka puasa. Kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk berdoa dan menyiapkan berbuka dengan sederhana.
Kala sore menjelang, Rasulullah memperbanyak doa menjelang buka puasa. Kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk berdoa dan menyiapkan berbuka dengan sederhana.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ"Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya." ~ Al-Aḥzāb [33]:41وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا"dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." ~ Al-Aḥzāb [33]:42
هُوَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ وَمَلٰۤىِٕكَتُهٗ لِيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin." ~ Al-Aḥzāb [33]:43
Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2024
٥ – بَابُ الۡعَمَلِ فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ مِنۡ رَمَضَانَ5. Bab amalan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan٢٠٢٤ – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ أَبِي يَعۡفُورٍ، عَنۡ أَبِي الضُّحَى، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا دَخَلَ الۡعَشۡرُ شَدَّ مِئۡزَرَهُ، وَأَحۡيَا لَيۡلَهُ، وَأَيۡقَظَ أَهۡلَهُ.2024. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Ya’fur, dari Abudh Dhuha, dari Masruq, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.
Saat malam hari, Rasulullah melaksanakan shalat Tarawih, qiyamul lail, dan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan (HR. Al-Bukhari No. 2024). Kita bisa melakukan Tarawih di masjid atau di rumah serta melakasanakan sholat sunah lainnya, seperti tahajud.
Produktif dengan Menjadikan Aktivitas Sehari-hari sebagai Ibadah
Aktivitas yang kita lakukan sehari-hari bisa menjadi bentuk ibadah jika sifatnya "kebajikan" dan karena Allah Ta'ala. Bekerja yang didasari untuk pemenuhan hawa nafsu, biasanya dibarengi dengan hal yang tidak jujur atau kriminal, seperti pencurian, pencucian uang, dan lain-lainnya. Maka, pastikan pekerjaan kita adalah jenis pekerjaan yang diridhai Allah SWT.
Salah satu firman Allah SWT yang memerintahkan kita untuk produktif adalah QS. Al Insyirah [Asy-Syarh | Kementerian Agama Republik Indonesia] Ayat 7-8 :
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ"Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)." ~ Asy-Syarḥ [94]:7وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ"dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!" ~ Asy-Syarḥ [94]:8
Berdasarkan Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah, makna ayat ini adalah:
"Jika kamu telah menyelesaikan dakwah atau ibadah maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, dan mintalah kepada Allah kebutuhanmu, serta beribadahlah dengan penuh kesungguhan. Yakni, jika kamu selesai beramal, maka mulailah dengan amalan yang lain, sehingga waktumu dapat terisi dengan amalan-amalan yang bermanfaat."
Artinya aktivitas dunia kita dan juga akhirat harus saling berjalan beriringan satu sama lainnya. Dengan begitu, waktu kita tidak terbuang dengan sia-sia.
Misalnya nih, saya sebagai penulis blog yang setiap hari memiliki aktivitas riset, membaca dan menulis. Maka setelah menyelesaikan semua itu, tidak lantas berpuas diri, namun juga meningkatkan aktivitas yang mendukung sisi spiritual, misalnya mendengarkan dan belajar tentang kajian atau tadabur Quran.
Menjaga Kesehatan dengan Pola Hidup Seimbang
Rasulullah ﷺ selalu menjaga keseimbangan antara ibadah dan kesehatan. Ini bisa kita contoh dengan:Tidur yang cukup dengan mengatur waktunya. Disesuaikan juga dengan aktivitas ibadah kita. Nah, yang paling tricky adalah menjaga makanan yang kita konsumsi.
Kadang kita suka lupa diri saat berbuka puasa ya? Jadi makanan apa saja bisa kita habiskan, seolah kita sedang balas dendam seharian. Walhasil, kita bisa terkena penyakit pencernaan. Oleh sebab itu, menjaga pola hidup sehat sangat penting dilakukan.
Memaksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadan
Di sepuluh hari terakhir Ramadan, Rasulullah semakin meningkatkan ibadahnya dengan i’tikaf dan memperbanyak doa. Kita bisa menerapkan cara ini dengan:
- Mengurangi distraksi duniawi: seperti media sosial yang tidak bermanfaat.
- Menetapkan target ibadah: seperti menyelesaikan tilawah atau memperbanyak sedekah.
- Semakin mendekatkan diri pada Allah dengan tafakur dan tadabur.
Entah kalian sadar atau tidak, umumnya 10 hari terakhir justru masjid lebih sepi dibandingan awal-awal puasa ya? Ironisnya, Mall justru malah ramai, karena banyak event yang terjadi. Entah itu promo pernak-pernik lebaran atau pun momen buka bersama.
Tidak salah juga sih sebenarnya, karena kebutuhan dan cara hidup manusia berbeda-beda. Kalau semua di rumah, tentu berdampak pada para pekerja yang mencari penghidupan di pusat perbelanjaan ya? Ya paling tidak, kita memiliki batasan-batasan wajar dalam menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
Konsisten
Yang paling sulit dalam manajemen waktu adalah konsisten. Biasanya nih, sebelum bulan Ramadan saya memiliki target untuk baca Al Quran 1 juz setiap hari. Target ini adalah sesuatu yang terlalu memaksakan diri mengingat kemampuan saya dalam membaca. Walhasil, saat terakhir Ramadan, biasanya performa saya justru menurun.
Untuk menghindari masalah tersebut, saya pun mulai membuat target yang mampu saya capai, tapi secara konsisten saya lakukan. Misalnya saja, saya hanya sanggup membaca satu lembar per hari, hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Asalkan saya secara konsisten tetap melakukannya.
Terkadang memiliki target yang tinggi itu bagus, namun jika target tersebut justru menyebabkan burnout dan tidak terselesaikan, justru malah disayangkan. Yang penting kita tetap konsisten, meski progresnya kecil.
Mengatur waktu di bulan Ramadan dengan meneladani Rasulullah ﷺ adalah kunci untuk menjalani Ramadan yang lebih produktif dan penuh makna.
Dengan membagi waktu secara seimbang, menjadikan setiap aktivitas sebagai ibadah, menjaga kesehatan, dan memaksimalkan 10 hari terakhir Ramadan, kita bisa mendapatkan manfaat spiritual dan duniawi yang lebih besar. Semoga kita semua bisa menjalani Ramadan dengan lebih baik dan mendapatkan berkahnya. Aamiin.
0 Comments
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏