JOURNALING ALA THOMAS ALVA EDISON

Journaling ala thomas alva edison


[ewafebri.com] | JOURNALING ALA THOMAS ALVA EDISON.

Thomas Alva Edison adalah tokoh yang paling produktif dalam menciptakan inovasi. Dari mulai mesin telegraf hingga bohlam (lampu) yang sekarang ini sering menemani kita dalam belajar. Penasaran gak sih sama bagaimana beliau ini memanfaatkan journalnya ? Yuk kita intip keseruan journaling ala Thomas Alva Edison. 

JOURNALING ALA THOMAS ALVA EDISON


Setelah beberapa waktu lalu saya membahas tentang Walt Whitman yang notabene sangat berhubungan erat dengan dunia literasi, kini saya membahas tentang tokoh yang paling produktif dalam sejarah penemuan di dunia ini. 

BIOGRAFI

Thomas Alva Edison lahir dari pasangan Samuel Odgen Edison, Jr. dan Nancy Mattews Elliot pada tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat

Dalam perjalanan hidupnya, Edison terkenal sebagai tokoh yang 100% pengetahuannya di dapatkan melalui homeschooling. Namun sebenarnya ia pernah tercatat belajar di sekolah khusus yang didirikan oleh Reverend George Engle pada tahun 1854 dan pernah juga mengenyam pendidikan di The Port Huron School pada tahun 1859 hingga 1860.

Masa kecilnya ia habiskan belajar di rumah dengan teknik homeschooling. Hal ini terjadi karena pihak sekolah tidak sanggup mengajar Edison. Ia dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya karena sering mendapatkan nilai yang buruk. 

Dari sang Ibu lah, kemudian Edison mendapatkan pengajaran di rumah. Kebetulan pada waktu itu, ibunya merupakan seorang guru di Sekolah Menengah Atas. Ia mengajarkan kepada Edison tentang bagaimana cara membaca yang baik dan cepat. Justru di momen inilah kecerdasan Edison makin berkembang dengan pesat. Apalagi di rumah sang Ibu membebaskannya untuk belajar dan membaca buku-buku ilmiah dewasa, psikologi, dan sejarah. Bahkan ia pun dibiarkan untuk bereksperimen terhadap penelitian yang ia lakukannya. 

Genius is 1% inspiration, and 99% perspiration ~ Thomas Alva Edison

Dari kisah Edison ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa manusia yang dianggap hebat dan paling produktif sepanjang sejarah dengan inovasi-inovasinya, pernah dikeluarkan dari sekolah karena nilai yang buruk. Itu menandakan bahwa nilai buruk seseorang di sekolahnya bukan berarti ia tidak cerdas. Kecerdasannya tidak terletak pada nilai yang didapatnya, tetapi terletak pada bagaimana ia mampu membuat solusi bagi umat manusia dengan penemuannya, salah satunya lampu. 

PERJALANAN HIDUP EDISON


inovasi edison


Ngomongin perjalanan hidup Edison ini sangat menarik memang. Banyak hal yang seolah di luar nalar orang awam. Di usianya yang baru masuk ke 10 tahun, Edison sudah membangun laboratorium di basement2 rumahnya. Sekitar tahun 1859, pada usia 12 tahun ia telah bekerja menjadi seorang penjual koran dan permen (gula-gula) di Stasiun Grand Trunk. Ia kemudian memanfaatkan hasil kerjanya untuk membeli peralatan dan material yang ia gunakan untuk laboratorium penelitiannya. 

Pada tahun 1862, Edison memutuskan untuk membeli alat cetak press kecil yang ia pasang pada bagasi mobilnya. Ia kemudian menerbitkan koran pertamanya yang bernama The Weekly Herald. Di tahun yang sama, ia mengalami kejadian naas. Laboratoriumnya mengalami kebakaran yang menyebabkan ia diusir dari tempatnya bekerja di  stasiun Grand Trunk.

Edison kemudian belajar tentang telegraf dan ia pun ditunjuk sebagai operator. Di masa ini, ia juga mulai menyadari bahwa pendengarannya mengalami kerusakan yang semakin parah. 

Tahun 1868 ia pindah ke Boston dan bekerja di Western Union. Yang namanya Edison itu gak bisa tinggal diam begitu saja. Untuk mengisi waktu luangnya, ia mulai mendesain dan mematenkan penemuan pertamanya yaitu alat perhitungan suara elektronik. Alat ini awalnya akan digunakan untuk pemungutan suara. Namun pada prosesnya terjadi ketidaksepakatan dengan pemerintah di Washington. 

Di tahun 1869, Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari Western Union dan mendedikasikan seluruh waktunya untuk melakukan penelitian guna menghasilkan penemuan-penemuan baru. Pada bulan April di tahun yang sama, ia memutuskan untuk pindah ke New York City

Edison menandatangani kontrak dengan Gold And Stock Telegraph Company pada tahun 1870, untuk melakukan research serta pengembangan pada mesin telegraf pada saat itu. Ia kemudian mulai bekerja untuk mendesain Stock Ticker yang ia beri nama Universal Stock Printer. Sebuah mesin telegraf kinetik yang mampu mencetak pesan di atas kertas yang panjang. 

Masih di tahun yang sama, ia memutuskan untuk menjual hak ciptanya kepada Gold and Stock Telegraph Company senilai $ 40.000. Ia kemudian mempergunakan hasil penjualan hak ciptanya untuk membuka perusahaannya sendiri The Newark Telegraph Works di Newark, New Jersey

Perjuangannya tak berhenti saat itu saja, karena pada tahun 1875 ia pindah ke Menlo Park untuk mengembangkan usahanya sekaligus untuk membangun dua laboratorium sekaligus. Kedua laboratorium itu memiliki bidang khusus masing-masing. Pada lantai pertama, ia manfaatkan untuk menjual mesin-mesin hasil penemuannya. Sementara pada lantai kedua, ia gunakan untuk laboratorium ilmiahnya (khusus kimiawi).

Menlo Park Lab tercatat menjadi laboratorium pertama yang fokus pada research dan pengembangannya. Di tahun 1876, untuk pertama kalinya Edison menerima pekerja di laboratoriumnya. Terdata ada 5 staf yang ia terima. Dua orang staf bekerja untuk bereksperimen dalam laboratorium ilmiahnya dan tiga orang staf bertugas sebagai mekaniknya. 

Di tahun 1877 ini awal mula Menlo Park menjadi laboratoriumn yang paling produktif terhadap penemuan-penemuan baru. Hal ini termotivasi oleh keinginan Edison mengelola Menlo Park dalam jangka panjang. Untuk mendukung misinya ia membutuhkan banyak uang. Maka, ia pun mulai mengembangkan alat-alat yang mampu menghasilkan uang. Salah satunya adalah phonograph atau gramafon.

Penemuan demi penemuan pun makin berlanjut. Di tahun 1879, ia menemukan lampu listrik dan juga proyektor film. Dan di tahun 1890 ia mendirikan perusahaan general listrik. Setidaknya tercatat ada sekitar 1.093 hak paten atas namanya. Tak heran jika ia dinobatkan sebagai penemu paling produktif sepanjang masa. Ia kemudian menyandang gelar “Wizard Of Menlo Park”. 

Dalam perjalanan hidupnya, Ia juga membantu pertahanan Amerika Serikat dengan beberapa hasil penemuannya, di antaranya : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata kinetik, kapal kamuflase, dll. 

Ia kemudian menghembuskan nafas terakhirnya pada 18 Oktober 1931 di West Orange, New Jersey, Amerika Serikat. Dari tangan dinginnya, banyak penemuan yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Alhamdulillah !

JOURNALING ALA EDISON

Biasanya nih, orang-orang hebat seperti Edison selalu merekam ide dan gagasannya ke dalam sebuah buku catatan, hihihi... Nah supaya kita bisa belajar dari beliau ini, kira-kira pelajaran apa sih yang bisa kita ambil darinya ? 

Diperkirakan ada sekitar 3500 lebih journal yang dibuat oleh Edison selama hidupnya. Dan setidaknya ada sekitar lima juta halaman yang dipenuhi dengan catatan. Bisa dibayangkan berapa milyar kata yang pernah ia tulis dalam bukunya ya ? Hahaha.. 

Hal yang bisa kita pelajari dari Edison : 

  • JOURNALING >> ini sudah pasti hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran nih. Karena untuk merekam ide dan gagasan, mau tidak mau kita membutuhkan media penyimpanan. Salah satunya dengan mengandalkan journal. 
  • SET UP GOALS >> Untuk bisa mencapai sesuatu yang kita inginkan, tidak hanya proses yang kita butuhkan. Tetapi juga penentuan target yang jelas. Karena dengan menentukan target atau goal, kita akan lebih mudah untuk mengambil keputusan dan menjalankan step by step5 pekerjaan hingga mencapai hal yang kita inginkan. 
  • TRACK THE PROCESS >> Agar kita tidak melenceng dari target yang sudah ditentukan, kita butuh media untuk merekam progres yang sudah kita jalankan. Sehingga kita bisa mengetahui berapa persen pekerjaan yang telah selesai dan berapa persen pekerjaan yang butuh untuk diselesaikan. Pun dalam hal ini banyak sekali manfaat dari proses ini. Tidak ada hal yang sia-sia di dunia ini. Meskipun apa yang usahamu saat ini tidak mendukung target yang ingin kamu capai, bukan berarti hasil tersebut tidak akan mempengaruhi proses yang lainnya. Oleh karena itu, merekam setiap proses melalui journaling akan bermanfaat di kemudian hari.
  • KONTEMPLASI >>   Manusia yang hebat itu biasanya memiliki habit7 kontemplasi. Ia lebih banyak menganalisa pikirannya sendiri dibandingkan menganalisa pikiran orang lain. Dengan menganalisa diri sendiri, kita menjadi tahu apa kelemahan yang kita miliki, sehingga kita bisa memperbaikinya. Pun kita juga bisa melihat celah kekurangan terhadap proyek yang sedang kita kerjakan, sehingga kita bisa mencarikan solusinya. 
  • TIDAK TAKUT PERUBAHAN >> Orang-orang yang memaksimalkan potensi dirinya selalu di awali dengan tidak takut perubahan. Itu juga yang terjadi pada Edison. Ia tidak membatasi dirinya dengan sesuatu, namun ia justru membebaskan dirinya untuk mengeksplorasi dan juga berkembang ke arah yang lebih baik. 
  • KONSISTEN >> Kesuksesan seseorang selalu datang karena konsistensi atau dalam bahasa Islami kita menyebutnya Istiqomah.  Entah itu sifatnya bekerja, beribadah atau pun belajar. Segala sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan yang secara otomatis dilakukan. Nah, makanya kita juga harus berhati-hati dalam beristiqomah ya ? Jangan sampai hal negatif kita jadikan konsistensi loh ! Seperti misalnya berghibah. Hihihi.. Bahaya ini !
  • LAKUKAN SESUAI KEMAMPUAN >> Tuhan memberikan tiap-tiap individu kemampuan dan keunikan yang berbeda-beda. Sebagai manusia, kita wajib untuk mencari dan mengenali apa kemampuan kita sehingga kita bisa mengoptimalkannya dengan baik. Jika Tuhan memberi karunia kepadamu tentang kecerdasan kinestika, ya.. gak usah merasa minder dengan orang yang dikaruniai dengan kecerdasan linguistik. Apa pun jenis kemampuan yang telah Allah anugerahkan kepada kita, sudah selayaknya kita syukuri dan kita maksimalkan hingga tingkatan ibadah. 
  • BELAJAR >> Ini adalah kebiasaan utama dari Edison yang wajib kita contoh karena penemuan-penemuannya berawal dari belajar. Bagaimana mungkin kamu menjadi orang hebat jika kamu tidak mau menginvestasikan waktumu dan perhatianmu untuk belajar ? 
  • CURIOUSITY >> Rasa penasaran dan ingin tahu terhadap suatu topik membuat manusia tergerak untuk mencari jawabannya. Sebagai contohnya tulisan ini. Saya membuat tulisan ini karena rasa penasaran terhadap sistem journaling yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison. Walhasil, mau tidak mau supaya saya mengetahui jawabannya, akhirnya melakukan research9. Dan berakhir menjadi artikel untuk ewafebri. Hahaha.. 
  • TIDAK TAKUT GAGAL >> Salah satu perusak motivasi dan perkembangan dalam diri manusia adalah ketakutannya akan kegagalan. Pada hal sejatinya tak ada yang sia-sia dari apa yang kita lakukan, entah itu akan berguna saat ini atau pun di kemudian hari. Karena kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Itulah beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Edison. Dan yang perlu kita pahami bahwasanya Journaling itu adalah salah satu media belajar. Karena tulisan yang kita catat itu merupakan hasil dari proses mengamati, menilai, dan mempelajari suatu obyek. Entah itu benda mati, benda hidup atau pun hal yang sifatnya non material seperti ide dan gagasan. Oleh sebab itu, untuk menjadi orang-orang yang berguna bagi peradaban manusia, awali lah dengan belajar dan bersyukur. 

HOW TO THINK 

Bagaimana caranya berpikir ? Ini adalah sebuah pertanyaan yang menjadi tugas setiap manusia untuk mencari jawabannya. Karena hal hebat itu bukan tentang hasil akhirnya tetapi selalu di awali dengan cara berpikir yang benar. 

The most necessary task of civilization is to teach people how to think ~ Thomas Alva Edison.

“Tugas utama dari peradaban manusia adalah mengajarkan manusia lainnya tentang bagaimana cara berpikir.” – terj. 

Kutipan di atas merupakan salah satu quote Edison yang saya suka. Dari quote ini saya menyimpulkan bahwa tugas terberat dari generasi ke generasi adalah mengajarkan secara estafet tentang bagaimana cara manusia untuk berpikir. Bukan tentang hasil yang dipikirkannya, tetapi justru tentang bagaimana menyadarkan mereka untuk berpikir. 

Hal ini juga pernah menjadi pernyataan dari Socrates : 

“ I can not teach anybody anything, i can only make them think. “ ~ Socrates.

Pada akhirnya hal terpenting bagi setiap generasi adalah menyadarkan kepada mereka tentang bagaimana mengoptimalkan dan menunjukkan cara kerja otak/pikirannya. Bukan tentang konklusi dari pikirannya semata. Dan justru inilah tantangan terberatnya, karena kebanyakan dari kita malas berpikir, hihi.. Walhasil kita hanya copy paste (taglid) dari apa yang dikatakan oleh orang lain tanpa mempelajari apalagi memahami maknanya terlebih dahulu. 

Filsafat hadir bagi peradaban untuk mengajarkan manusia tentang cara berpikir. Bukan hanya untuk gagah-gagahan karena mampu merumuskan suatu gagasan atau konsep semata. Rumusan itu juga seharusnya tercipta untuk memiliki tujuan tertentu. Setidaknya  supaya mampu membuat manusia lainnya tergerak untuk berpikir dan mengajak mereka untuk menempa diri dengan banyak wawasan. Agar dalam menjalani kehidupan, mereka menjadi lebih bahagia dan sejahtera.

Belajar adalah proses bagaimana kita berpikir (mengolah informasi). Sebanyak apa pun informasi yang kita terima, apabila kita tidak memperhatikan dengan saksama maka proses belajar itu tidak akan pernah terjadi. 

Berapa banyak informasi berharga yang hilang dan terhempas tiupan angin, karena kita tak meluangkan waktu untuk menangkapnya dan mengolahnya dalam pikiran kita ? 

Jadi mulai sekarang mari kita bersama-sama belajar untuk mengolah setiap informasi yang kita terima. Sehingga data / informasi yang ada di bumi ini bisa tersalurkan secara estafet ke generasi selanjutnya dan berkembang sesuai dengan zaman mereka.

Selamat membaca, selamat belajar dan selamat berkembang !

DAFTAR PUSTAKA : 


  • Jawwad. 2017. What the Journals of Thomas Edison Teach Us About Productivity, Creativity, and Success. Diakses pada 22 Desember 2022 dari https://www.journalinghabit.com/journals-thomas-edison-productivity/
  • Thomas Alva Edison. Diakses pada 22 Desember 2022 dari https://p2k.unibabwi.ac.id/id1/2-2829-2718/Thomas-Alva-Edison_26502_p2k-unibabwi.html
  • Garvin, Karen. CHAPTER 12 – THOMAS ALVA EDISON. Diakses pada 22 Desember 2022 dari https://press.rebus.community/historyoftech/chapter/thomas-alva-edison/

Post a Comment

0 Comments