BOOK REVIEW | STEPHEN CHBOSKY- THE PERK OF BEING WALLFLOWER

book review the perk of being wallflower



BOOK REVIEW - THE PERKS OF BEING A WALLFLOWER, bagi saya buku ini cukup menarik sekali dari segi judul dan jalan ceritanya. Buku ini menceritakan tentang kisah seorang remaja yang lugu, naif, dan alim. Yang ternyata menyimpan sebuah rahasia besar pada masa kecilnya. Rahasia yang mempengaruhi perjalanan hidupnya dan membuatnya memiliki mental illness.

BOOK REVIEW | STEPHEN CHBOSKY- THE PERK OF BEING WALLFLOWER



review buku tentang the perk of being wallflower

⭐⭐⭐⭐




JUDUL : THE PERK OF BEING WALLFLOWER
PENULIS : STEPHEN CHBOSKY
GENRE : YOUNG ADULT
TAHUN PENERBITAN : 1999
ISBN : 9780671027346
JUMLAH HALAMAN : 213 Hal.
BAHASA : INGGRIS


BLURB


The critically acclaimed debut novel from Stephen Chbosky, Perks follows observant “wallflower” Charlie as he charts a course through the strange world between adolescence and adulthood. First dates, family drama, and new friends.

Sex, drugs, and The Rocky Horror Picture Show. Devastating loss, young love, and life on the fringes. Caught between trying to live his life and trying to run from it, Charlie must learn to navigate those wild and poignant roller-coaster days known as growing up. -- Goodreads

THE REASON I READ


Pertama kali saya mengetahui tentang judul buku ini, karena pernah disebutkan oleh Dee Lestari di twitnya (yang saya lupa tahun kapan). Saat itu Dee mengatakan bahwa dia merasa struggle membaca buku ini. Dari twit itu saya pun menjadi penasaran dan mulai bergerilya mencari buku yang dimaksud.

Di saat yang bersamaan, teman saya mengajak nonton film yang dibintangi oleh Emma Watson dan Logan Lerman yang berperan sebagai Charlie. Biasanya saya kurang suka menonton film berdasarkan buku, terlebih ketika saya sudah membaca bukunya baru kemudian nonton filmnya. Alasannya sederhana ! imajinasi yang telah saya bangun selama membaca buku, biasanya akan rusak ketika saya menonton filmnya. Jadi suka kesel sendiri. 

Untuk mengatasi ini, biasanya yang hanya memilih salah satu saja. Kalo sudah baca buku, biasanya nggak mau nonton film. Pun sebaliknya, ketika sudah nonton film biasanya malas baca bukunya. Hihihi.. 

Tapi khusus untuk buku ini ada pengecualiannya. Setelah saya menonton filmnya, saya justru menjadi penasaran dengan versi bukunya. Entah mengapa meski cerita di dalam film sudah sangat tersampaikan, saya masih merasa ada yang kurang mengena. Walhasil, untuk menyempurnakan jalan cerita yang sudah saya tonton, saya pun melanjutkan membaca versi bukunya. 

CHARACTER 

Charlie adalah seorang anak yang terlahir dengan a gift atau sesuatu yang special, bukan special selayaknya anak Indigo seperti kiyoshi atau semacamnya, dia sangat special karena memang dia berbeda dengan yang lainnya.

Dia lugu, baik, naif dan alim yang bahkan ketika orang sedang mengerjainya, dia tidak sadar. Dia belajar di Sekolah Menengah Atas (kelas 2) dia Amerika, dan di sana pulalah Charlie menemukan teman dan tambatan hatinya.

Sam dan Patrick adalah dua orang sahabat yang memahami dan mau menerima Charlie apa adanya. Meskipun kedua orang tersebut adalah kakak kelasnya, tapi mereka bisa membuat Charlie merasa nyaman dan merasa memiliki teman. Patrick sendiri merupakan saudara tiri dari Sam karena kedua orang tua mereka menikah saat mereka telah beranjak remaja. 

THE ENDING 


Berawal dari kisah kematian salah satu sahabat terbaik Charlie yang membuat kisah hidupnya semakin rumit dan berwarna. Ia harus menjalani hari-harinya dengan mengatasi rasa kesedihan yang mendalam akibat rasa kehilangan. Di awal cerita, masih belum nampak keanehan dan permasalahan psikologi yang dihadapi Charlie. Yang kita tahu, kita hanya disuguhkan dengan bagaimana Charlie menghadapi kesedihan setelah ditinggal pergi oleh sahabat baiknya itu. 

Di tengah cerita, konflik pun semakin berkembang. Apalagi ketika Charlie mulai merasakan jatuh cinta pada lawan jenisnya. Charlie yang digambarkan menjadi anak yang lugu dan baik hati, harus berupaya bertahan di tengah kehidupan remaja yang penuh dengan rasa penasaran dan hura-hura. Sam adalah sosok yang menjadi tambatan hati Charlie. Sam adalah wanita yang cukup populer dan banyak ditaksir oleh para laki-laki yang ada di sekolah tersebut. Hal ini membuat Charlie merasa minder, terlebih dia begitu memahami bahwa tidak mungkin Sam akan tertarik kepadanya. Singkat cerita, Charlie hanya menjadi pengagum berat Sam tanpa berani mengungkapkannya. 

Semakin mendekati akhir, konflik dalam buku ini semakin meruncing dan melebar. Hal ini karena kisah hidup Charlie di masa kecil mulai terbongkar. Bahkan pada masa tertentu, Charlie secata tidak sadar (berhalusinasi) ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini membuat keluarganya menjadi sangat kuatir. Bahkan pada suatu momen, sang kakak sempat menelpon polisi hanya untuk memeriksa apakah adiknya dalam keadaan baik-baiknya. 

Diakhir cerita inilah juga kita akan paham kenapa Charlie begitu "special" dan pendiam. Pengalaman masa lalu menjadi faktor utama mengapa Charlie menjadi berbeda dari kebanyakan remaja pada umumnya. Ada begitu banyak hal yang telah menimpa dirinya, dan membuat ia harus berjuang, meski hanya demi menjadi remaja pada umumnya.

MY IMPRESSION 

Giphy.com


Sejujurnya saya sangat menikmati jalan ceritanya yang tidak biasa. Materi cerita yang disampaikan sangat sensitif. Mengangkat isu yang saat ini marak terjadi, Mental Health. Yang membuat saya bisa dengan nyaman membaca ceritanya, karena sang penulis menggambarkannya secara jenius, halus, samar tapi mengena.

Namun ada juga bagian yang membuat saya tidak nyaman. Salah satunya  adalah bagian format ceritanya, di mana sang penulis menyampaikan ceritanya melalui format surat menyurat. Dari awal saya udah mulai lelah membaca Gaes, mungkin karena saya jarang membaca surat, kecuali surat keterangan tidak masuk kelas (lah jaman kapaaaan... ?). Hahaha.. makanya pas baca buku ini rasanya perjuangan tiada henti.

Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin formatnya bukan surat menyurat sih, tapi lebih ke format Journaling. Di mana Charlie yang sedang menulis di buku diary-nya, memanggil nama Charlie lain yang merupakan dimensi jiwanya. Namun karena dalam bukunya, di buat format seperti surat menyurat jadi saya menyangka bahwa itu ada berbentuk surat. Hahaha... Katrok emang saya ! maklum kala itu saya belum paham format Journaling. 

Untung jalan ceritanya sangat nendang dan bikin penasaran, itu juga yang menjadi alasan kenapa akhirnya saya tetap menyelesaikan bukunya, meskipun bacanya ngos-ngosan (aelaaah.. kayak habis marathon hahha..).

Buat yang suka dengan cerita berbau psikologi, mental health dan lain-lain, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Serius keren banget Gaes... ! Selain ceritanya yang gak pasaran, juga karena kita bisa sekalian olah raga otak dan yang pasti menguji kesabaran. Hihi..

By the way.. Filmnya pun oke pake banget Gaes, pemerannya pun tak main-main. Emma Watson, Logan Lerman, Ezra Miller, Nina Dobrev, Kate Walsh, Paul Rudd dan lain-lain. Dari Film inilah yang akhirnya membuat saya jatuh cinta sama aktingnya Ezra Miller dan Logan Lerman. Terlalu kereeeen.... ! Huhuhu..

Entah film atau bukunya, wajib ditengoklah pokoknya.. hahaha.. Ceritanya menyentuh, jujur, dan yang pasti memorable pake banget (anak Jakselnya keluar). Hahahha..

WHAT I LEARN 


Warning Alert ! Kalo habis baca bukunya jangan emosi jiwa ya.. ?!? Bahaya ... !

Pelajaran yang saya dapat dari membaca kisah ini, bahwa trauma itu bisa melekat hingga kapan pun, sekali pun kita sudah berusaha untuk menghilangkannya. Efeknya pun berbeda-beda pada setiap orang. Terkadang ada yang berdampak seumur hidup, ada juga yang bisa disembuhkan. 

Ada yang berpikir "sepele" (bodo amat ah..), ada yang bahkan tak berani ditinggal sendiri karena takut mengingatnya. Ada yang menutupinya karena merasa malu, ada yang berani mengutarakannya karena ingin mendapatkan pertolongan. Semoga kita bukan menjadi orang-orang penyebab trauma kepada orang lain.

Owh iya, film dan buku ini juga mengandung unsur-unsur LGBT loh ! jadi bagi yang tidak siap dan tidak ingin menonton atau membaca, jangan dilanjutkan. Tetapi jika kita memiliki keteguhan iman dan tidak takut akan propaganda, ya silakan dibaca. Paling tidak kita bisa memiliki insight baru tentang human behaviour yang ada di sekitar kita. Pada dasarnya kita tidak perlu menyetujui apa yang bertentangan dengan prinsip hidup kita, tetapi mengerti dan sadar tentang keberadaannya juga penting untuk dilakukan agar kita mampu merespons segala sesuatu dengan cara yang tepat pas. 

Isu-isu tentang mental health dan LGBT saat ini memang telah meluas dan tidak bisa kita hindari lagi. terkadang tanpa kita sadari, hal ini juga menjangkiti orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita buta sama sekali dengan isu ini, maka kita akan sulit untuk berinteraksi dengan cara yang tepat. Terkadang kiat memang harus belajar menyelami mengapa isu-isu seperti ini bisa terjadi. Siapa tahu suatu hari nanti kita bisa memberikan solusi terbaik untuk masalah ini. Atau paling tidak membawa kembali keluarga yang kita cintai ke jalan yang benar dengan penuh cinta dan respek. 

Terkadang manusia menghancurkan dirinya sendiri hanya untuk mendapatkan perhatian. Karena selama ini mereka telah kehilangan banyak penghargaan diri dari dirinya sendiri atau orang lain. Keputusasaan membuat manusia lupa akan jati dirinya sendiri. Terkadang mereka menganggap apa yang mereka lakukan untuk menggali kebahagiaan, padahal yang sedang terjadi justru mereka sedang menggali lubang penderitaan bagi jiwanya sendiri.

FAV. QUOTE 


blog tentang review buku


Menjadi berbeda itu tidak salah, tapi akan tetap dianggap salah oleh sebagian orang. Menjadi diri sendiri mungkin artinya akan menjadi berbeda dan itu butuh keberanian. Berbeda artinya terkadang kita tidak sama seperti lingkungan sekitar, di mana semakin hari tuntutannya semakin hwaah... 

Menjadi berbeda tetapi tetap bertindak positif dan masuk akal tentu butuh ilmu pengetahuan dan pengamalan yang sejalan. Tak hanya itu, menjadi beda artinya kita juga harus siap menerima kritikan dan meresponsnya dengan baik dan tidak membabi buta. 

Meningkatkan integritas diri dan karakter baik pada diri sendiri menjadi salah satu kunci agar kita bisa beda tapi tetap masuk akal dihadapan orang lain. Dan yang pasti, hal ini membutuhkan progres dan proses yang tidak sebentar. Hey jiwa-jiwa yang autentik ! berjuanglah menjadi dirimu sendiri ! Bergeraklah di atas nurani dan naluri yang luhur. Semoga kita semua mampu mengemban tugas yang telah diberikan Tuhan sejak dahulu kala. Dan semoga kalian tidak pernah lupa dengan tugas yang diberikan pada jiwa kita itu ! semangat berjuang !


HAPPY READING !