" POSITIVE THOUGHTS WILL BRING POSITIVE VIBES. "
Pernah kalian memiliki banyak keinginan untuk melakukan sesuatu tapi tidak memiliki banyak kesempatan ? Padahal sebenarnya kita memiliki waktu tersebut, hanya saja kita bingung mengaturnya. The power of 15 minute adalah metode time management untuk membantumu mendapatkan solusi tersebut.
THE POWER OF 15 MINUTES
Minggu lalu adalah minggu yang sangat berkesan buat saya. Dari postingan yang cenderung ala kadarnya ternyata mampu memberi orang lain motivasi untuk mencoba. Dan buat saya, hal yang seperti ini membuat saya bahagia dan terharu. Oh .. ternyata.., saya masih berguna untuk orang lain meskipun tidak secara langsung menolong tapi paling tidak apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Sekarang saya baru menyadari bukan hanya sekedar membaca sebuah Quote saja tapi juga mengalami bahwa
"if you share positive things, you"ll get positive feedback too" atau "jika kita berbagi hal yang positive, maka feedback yang kita dapatkan juga positif"
Jika saya membaca kalimat diatas beberapa tahun yang lalu, mungkin opini atau respon saya cuma "ah cuma quote doank", tapi di jaman Now (yaelaaaah va, saya menyadarinya dengan cara merasakannya.) Alhamdulillah.
Jika teman-teman pernah membaca beberapa postingan di blog ini beberapa tahun lalu, pasti bisa membedakan gaya bahasa saya yang sekarang dan yang terdahulu. Beberapa tahun lalu, postingan saya kerap bernada sinis, pesimis, dan bahkan seolah-olah sulit menghargai sesuatu. Tapi jika dibandingan dengan postingan yang sekarang, tentu sudah jauh berbeda.
Journaling buat saya adalah perjalanan hidup, kadang membawa saya pada kreativitas, kadang membawa saya pada produktifitas, dan bahkan membawa saya ke dunia spiritualitas. Kemanapun journaling membawa saya, yang terpenting adalah membawa saya pada kebaikan. Dan menjadikan saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Karena itulah My Biggest Failure of this week is I can't stop bullet journaling. Hahaha..
Beberapa waktu lalu, saya membagikan pengalaman saya pada sebuah grup Bullet Journal di Facebook. Minimalist Bullet Journal dan Bullet Journal Spread. Caption yang saya tuliskan cukup mengusik anggotanya mungkin. Dan yang membuat saya terharu adalah responnya.
" THE POWER OF 15 MINUTES "
APA SIH THE POWER OG 15 MINUTE ?
Jika diingat-ingat saya sudah pernah membahas tentang masalah ini di postingan CARA MENJAGA KESEHATAN MENTAL . Hanya saja saat itu saya menuliskannya sebagai 15 minutes challenge.
Berawal dari ketertarikan saya pada morning page yang dipopulerkan julia. Saya kemudian mengadaptasinya menjadi morning journal. Aturan yang dibuat julia untuk morning pagenya adalah kita menulisnya dalam 3 halaman penuh sekaligus, setiap pagi hari.
Dan buat saya , aturan itu seperti siksaan, karena mustahil buat orang seperti saya yang tidak punya banyak kosakata tapi mampu membuat tulisan 3 lembar penuh setiap harinya (meskipun belum dicoba hihi..).
Target ini membuat saya berpikir ulang. Meskipun belum sempat mencobanya, tapi hanya dengan memikirkannya saja kok saya sudah merasa lelah, gak yakin saya bisa berhasil. Haha..
Saya kemudian mengganti strategi. Dibandingan jumlah halaman yang saya gunakan sebagai target, saya memilih mensetup waktu tertentu yang mampu saya penuhi sebagai goal.
Dan buat saya , aturan itu seperti siksaan, karena mustahil buat orang seperti saya yang tidak punya banyak kosakata tapi mampu membuat tulisan 3 lembar penuh setiap harinya (meskipun belum dicoba hihi..).
Target ini membuat saya berpikir ulang. Meskipun belum sempat mencobanya, tapi hanya dengan memikirkannya saja kok saya sudah merasa lelah, gak yakin saya bisa berhasil. Haha..
Saya kemudian mengganti strategi. Dibandingan jumlah halaman yang saya gunakan sebagai target, saya memilih mensetup waktu tertentu yang mampu saya penuhi sebagai goal.
Dan 15 menit adalah waktu pilihan saya.
Bagi saya 15 menit waktu yang tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama. Cukup untuk menuangkan unek-unek dikepala ke atas selembar kertas (atau mungkin lebih). Yang menjadi fokus utama saya adalah konsistensinya. Karena konsistensi inilah yang akan membantu saya membangun sebuah habit atau kebiasaan yang otomatis.
Dari sinilah kemudian muncul istilah morning journal.
Setelah beberapa kali mencoba challenge ini, saya bisa menyimpulkan bahwa waktu 15 menit itu lebih mudah diaplikasikan sebagai sebuah goal dibandingan dengan kuantiti pada hasil akhir. Dalam hal ini adalah target 3 lembar. Saya kemudian menggunakannya untuk challenge serupa yaitu membaca.
Dalam Reading challenge ini saya bagi menjadi 2 waktu yaitu waktu pagi dan sore/malam hari. Obyeknya pun saya bedakan. Tujuannya supaya terjadi keseimbangan dan tentu saja supaya mengurangi scroll timeline instagram yang feednya dipenuhi dengan ujaran dan postingan kedengkian, adu domba, gosip, hedonisme, dan lain-lain. Saya takut makin lama mengikuti makin saya terlena dan terjerumus kembali ke hal yang sama (karena keluar dari kubangan negatifitas itu susah sekali sodara).
Setelah berfikir dan menimbang, akhirnya saya memutuskan hal ini.
- Memanfaatkan waktu 15 menit di pagi hari, untuk membaca buku non fiksi atau fiksi.
- Memanfaatkan waktu 15 menit di malam hari (setelah pulang kerja) untuk membaca Al Quran.
Kesimpulannya paling tidak dalam satu hari saya memiliki waktu 30 menit yang berarti dan bermanfaat. Hahaha.. (Susahnya memanfaatkan waktu dijaman milenial. Hihi..)
CARA MENGGUNAKAN THE POWER OF 15 MINUTE
Reading Log Bullet Journal |
Bulan Pertama menggunakan metode ini saya masih gagal. Hahha.. (Maklum ya.. ?), yang berjalan hanya pada bagian membaca Al Quran saja. Kemudian saya mengevalusi ulang, apa yang salah dengan sistem diatas.
Setelah membaca buku yang berjudul Think Small karya owain , saya menyadari ada hal yang harus saya perbaiki.
Adalah cara kita mensetup goal yang harus diperbaiki.
Pada Bulan pertama mencoba challenge ini, saya menggunakan jumlah atau quantity buku yang ingin saya baca sebagai goal, dan juga jumlah juz pada Al Quran yang saya gunakan sebagai goal. Di Bulan kedua, saya ganti strategi. Justru waktu 15 menitlah yang saya gunakan sebagai Goal dalam membaca buku.
Bukan pada hasil akhirnya yang saya targetkan, tapi justru pada bagian proses atau stepnya yang saya jadikan sebagai targetnya. Dan hasilnya cukup signifikan. Dalam kurun waktu belum mencapai 15 hari, dengan hanya membaca 15 menit pagi hari dan 15 menit sore hari, saya sudah mampu menyelesaikan 2 buku , dan 1 dalam progress, serta 2 juzz AlQuran dan 1 dalam progress.
Reading Log Bullet Journal Indonesia |
Small steps (langkah kecil) adalah kunci keberhasilan, jadi jangan pernah diabaikan. Terbukti, small step itu mampu membuat perubahan kan.. ?. Dan dari sinilah kemudian muncul dikepala saya istilah the power of 15 minutes. Karena hanya dalam 15 menit, setiap hari, kita mampu melakukan hal yang tidak terduga.
Bayangkan jika 15 menit setiap hari ini kita gunakan untuk hal yang lainnya juga. Semisal 15 menit hanya untuk online di internet saja. Hahha.. Jadi kita bisa membatasi baca gosip artis, ngerespon postingan kedengkian dsb. Mental health lebih terjamin kan.. ? Hihi..
Dilihat dari hasilnya yang cukup signifikan, mungkin nanti the power of 15 minutes ini bisa saya aplikasikan ke hal yang lainnya juga. Semacam pomodoro gitu. Teknik ini sangat bagus untuk membangun suatu rutinitas apalagi menjalankannya secara konsisten.
Nah itulah tadi sekelumit cerita tentang asal muasal The Power of 15 minutes. Hihi... Jika teman-teman mengalami masalah seperti saya (malas membaca buku non fiksi dan AlQuran), atau sudah mulai ketagihan scroll timeline instagram, dan sosial media lainnya, InshaAllah teknik ini akan membantu kita merubahnya. Hihi..
Terima kasih sudah membaca postingan ini, dan jika teman-teman mengaplikasikannya pada kegiatan tertentu (selain baca atau journaling) bisa berbagi cerita di kolom saya ini atau saya persilahkan mengetag di instagram ewafebri. Hihi.. Dan jangan lupa dibagikan kembali, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.