Bagi Bullet Journalist, Moleskine Dotted maupun Grid mungkin sudah tidak asing lagi. Bagaimana dengan Moleskine Cahier Chapter. Apakah kalian pernah mendengarnya ? Jika belum, hari ini saya akan membuat postingan tentang Moleskine Cahier Chapter Review.
CAHIER CHAPTER REVIEW BY BULLET JOURNALIST INDONESIA
Gambar di atas adalah visual Moleskine Cahier Chapter. Saya membelinya karena saya ingin mencoba journal yang memiliki jenis tekstur kertas yang dotted/titik. Saat itu, belum banyak Notebook yang menawarkan tekstur dotted. Karena itu, notebook semacam ini sangat langka sekali untuk didapatkan.
ALASAN MEMBELI
Kisah saya membeli Cahier Chapter, sebenarnya terjadi karena ketidaksengajaan. Awalnya, saya ingin membeli Buku Moleskine yang Grid, karena saat itu yang umum ada di Indonesia adalah buku dengan tekstur kotak-kotak. Untuk tekstur dotted sangat sulit ditemukan. Namun siapa sangka, saya justru menemukan notebook ini di Gramedia Pondok Indah. Tak mau pikir panjang, saya langsung membeli 2. 🤣🤣🤣🤣
TEMPAT MEMBELI
Gramedia adalah salah satu surga bagi pecinta stationary 🤗 , hayoooo ngaku.. ! 🤭🤭🤭 , Termasuk di antaranya bagi saya. Nah, sebelumnya saya pernah membeli Moleskine Plain di Gramedia Pejaten Village. Tapi sayangnya, Counter Gramedia tersebut tutup. Akhirnya saya mencoba berburu Moleskine di Gramedia Pondok Indah.
REVIEW PRODUK CAHIER CHAPTER
Credit : Amazon |
Selain alasan ketidaksengajaan, saya bersyukur bisa mencoba membeli produk ini. Ada beberapa kelebihan yang saya rasakan, dan juga ada kekekurangannya. Supaya adil kita bahas satu persatu ya ? Hihihi.. Kita mulai dari yang baik dulu deh. 🤭🤭
KELEBIHAN CAHIER CHAPTER
Ada beberapa kelebihan Cahier Chapter menurut pengalaman saya. Kenapa saya mengatakan " pengalaman saya " ? Karena setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda. Tidak selalu sama seperti saya. 😚
Beberapa kelebihan Moleskine Cahier Chapter menurut saya adalah :
- Kertanya sangat halus. Umumnya kertas produk Moleskine.
- Warna kertas Ivory dengan ketebalan 70 gsm.
- Tekstur Dotted (yang bikin saya pingin banget)
- Ukurannya lebih Slim 11 x 21 cm. Bahkan sering disebut dengan Moleskine Cahier Slim large.
- Memiliki beberapa pilihan ukuran, seperti pocket dan large.
- Punya 16 halaman detachable (bisa disobek) pada bagian belakang buku. Dan kurang lebih ada 100 halaman kosong untuk menulis
- Ada halaman untuk Chapter pada bagian belakang. Kalo dalam Bullet Journal bisa banget dimanfaatkan untuk The Index.
- Bagian pojokan berbentuk lengkung (round corner).
- Menggunakan proses binding dijahit (stitch binding).
- Meski soft cover, tapi memiliki sampul warna-warni yang menggemaskan.
- Bisa jadi refillnya Midori Traveler's Notebook yang large, karena ukurannya sama.
- Acid Free
- Harga lebih terjangkau dibanding Moleskine Classic Dotted Journal Large.
KEKURANGAN CAHIER CHAPTER
Ada kelebihan, tentu ada juga kekurangannya. Apa saja kekurangan yang dimiliki oleh Cahier Chapter ?
- Benang stitchnya mudah robek. Terutama jika digunakan sebagai refill Moleskine. Harus diakalin dulu kayaknya. Hahaha..
- Di Indonesia lumayan langka, karena memang adanya hanya di counter Moleskine.
- Karena sampulnya Soft Cover, relatif mudah robek jika tidak hati-hati.
- Tidak ada nomor halaman.
SETUP IDEAS BULLET JOURNAL DI CAHIER CHAPTER LARGE
Untuk mengetahui seperti apa sih dalamnya Cahier Chapter, saya akan membuat contoh setup Bullet Journal. Seperti postingan saya tentang Panduan Dasar Membuat Bullet Journal (back to basic), saya mensetup beberapa elemen wajib.
Elemen wajib tersebut meliputi The Key Bullet Journal, The Index, Calendex yang berfungsi sebagai Future Log saya, dan Collection. Bahkan Collection pun saya buat beda-beda. Ada Habit Tracker, Doodle Page, Book To Read, dan tak ketinggalan Rapid Logging.
Cahier Chapter ini sebenarnya adalah media transformasi saya dari Doodle Journal ke Bullet Journal. Jadi jangan heran, kalo doodle tentang si Bowgel banyak betebaran di sini. Hehhee..
Masa ini juga saya gunakan, sebagai masa percobaan. Dibandingkan Bullet Journal saya tahun 2019, di Bujo ini saya masih sering membuat tentang berbagai macam Collection. Bahkan kalo diperhatikan pada masa itu (May, 2016), saya masih gencar menggunakan Color Code. Hehe.. halamannya jadi warna-warni.
Saat membuat Rapid Logging pun juga masih banyak gaya ya Gaes. Hahaha. maklum, ini kan zamannya pas lagi jatuh cinta sama Bullet Journal, jadi meskipun makan empedu, rasanya tetap semanis gula 😁.
Gambar di atas adalah salah satu Collection kebanggaan ewafebri. Karena untuk pertama kali saya bisa membuat illustrasi secara detail. Bahkan saking bangga, saya juga membuat versi digital loh. Hahahaa.. Yah, walaupun hasilnya cekeremez. Tak apalah ! Namanya juga usaha, yekan ?
Foto yang terakhir adalah contoh Habit Tracker yang saya buat di Cahier Chapter. Tekstur kertas Dotted memudahkan saya untuk membentuk garis. Terutama saat menempatkan kolom yang akan saya gunakan untuk membuat habit tracker.
Kertas Cahier sendiri, karakternya hampir sama seperti kertas Moleskine. Permukaannya halus dan mudah untuk ditulisi. Saran saya, jangan menggunakan marker yang berbahan alkohol sebagai color code atau mewarnai. Karena mudah sekali tembus ke belakang kertasnya.
Itulah tapi review saya tentang Cahier Chapter Large. Barangkali ada yang bingung, ini artikel tahun 2016, kenapa linknya ada yang 2019 ?. Hihihi.. Untuk menjawab rasa penasaran teman-teman, saya ingin mengatakan bahwa halaman ini sudah saya update kembali 🤣🤣🤣. Karena informasi sebelum ini acak adul dan tidak lengkap. Biar pembaca gak kena Zonk saat main ke halaman ini.
Baiklah, sampai jumpa lagi dipostingan review yang lain. Jika saya boleh tahu, teman-teman Bujoist suka menggunakan kertas jenis apa ? Share di kolom komentar ya Gaes ! Hehhe..