Pertanyaan yang paling mendasar dan sering saya terima dari Bujoist baru adalah tentang buku dan jenis kertas yang digunakan dalam membuat Bullet Journal. Supaya saya bisa menjawab pertanyaan teman-teman, berikut ini saya buat List Bullet Journal Supplies Indonesia yang saya pernah gunakan. Bahasa kerennya My Essential Tool. 🤭🤭🤭🤭
BULLET JOURNAL SUPPLIES INDONESIA
Sebenarnya peralatan Bullet Journal itu gak susah sama sekali. Cukup menggunakan buku tulis (boleh apa saja) dan pena (alat tulis). Nah kalo yang lainnya itu tergantung sama penggunanya. Saya sendiri menggunakan beberapa brand buku untuk Bullet Journal. Berikut uraiannya :
Moleskine adalah brand notebook yang saya gunakan sejak awal saya menggunakan Bullet journal dengan serius. Entah kenapa saya suka dengan brand ini. Kalo teman-teman sudah mengeksplorasi blog ini, terutama di label review, pasti teman-teman sudah menemukan beberapa postingan saya tentang Moleskine.
Ada beberapa alasan kenapa saya suka menggunakan Moleskine :
- Meskipun kertas relatif tipis, tapi pena tidak mudah tembus ke belakang.
- Penggunaan waterbased pen brush juga cenderung aman, meskipun digunakan dalam 2 - 3 layer.
- Ukuran bukunya pas dengan yang saya inginkan.
- Bullet journal tak lepas dari kreatifitas, jika kalian suka menambahkan sentuhan art dengan acrylic ataupun watercolor, moleskine masih bisa mengakomodirnya.
- Penggunaan fountain pen juga bisa dilakukan, hanya saja perlu kesabaran menunggu tinta mengering sebelum membalik kertas ke halaman berikutnya, kalo tidak ?!? Jelas belepotan ! Hahhaa..
Sementara kekurangan Moleskine adalah :
- Moleskine tidak memiliki nomor halaman yang sudah tercetak pada kertasnya.
- Penggunaan pen berbasis alcohol seperti De goya permanent marker, atau snowman permanent marker, bisa menembus ke belakang kertas.
- Harganya yang cenderung mahal hingga Rp. 300.000,- untuk ukuran large (14 cm x 21 cm)
- Hanya tersedia di toko khusus seperti Gramedia Pondok Indah, Gramedia Mantraman (atau yang ada counter khusus moleskine)
- Tersedia di Online Shop seperti di tokopedia atau website resmi moleskine.
- Dotted paper (kertas dengan motif bintik-bintik) hanya tersedia dalam bentuk soft cover, bukan hard cover.
Banyak orang yang tertarik dengan Bullet Journal karena penggunaan dotted papernya (padahal bisa menggunakan apa saja), nah yang menjadi masalah, tidak banyak brand notebook di Indonesia yang memproduksi buku dengan tekstur dottednya.
Baru-baru ini saya menemukan toko di Online Shop yang memproduksi motif kertas serupa Moleskine dotted dengan harga lebih terjangkau.
POD (PRINT OF DEMAND)
⭐⭐⭐ |
Print Of Demand atau dikenal dengan POD adalah brand lokal yang menyediakan motif dotted. Tentunya ada perbedaan kualitas jika dibandingan dengan Moleskine terutama kualitas kertasnya.
Pengalaman saya menggunakan kertas produksi POD memiliki kekurangan sebagai berikut :
- Jenis kertas tipis dan mudah tembus air, jadi saya sarankan untuk tidak menggunakan cat air ataupun waterbased pen brush secara berlebihan.
- Perlu teknik khusus untuk membuat cover buku dan buku benar-benar terbuka secara sejajar (flat) pada meja.
- Tidak ada nomor halaman.
- Tidak tersedia di toko-toko lainnya kecuali di toko online shop POD itu sendiri.
- Bahan cover mudah robek dibandingan cover Moleskine. (Hiks.. Lipatan tengah bukuku sudah robek karena sering dibuka tutup).
Sementara kelebihannya :
- Harga jauh lebih ekonomis.
- Jika punya aplikasi seperti tokopedia atau shoppe sangat mudah mengakses tokonya.
- Tersedia beberapa pilihan warna cover.
- Tersedia beberapa pilihan motif kertas (bergaris, kotak-kotak, dan dotted)
- Ukuran menyerupai Moleskine 13 cm x 21 cm
- Memiliki pocket dibagian belakang buku.
- Cover rapih dengan sudut round.
PENA SARASA
Setelah notebook sudah pasti pena kan ya.. ? Hehehe.. Pena favorite saya adalah drawing pen, karena saya juga menggunakannya untuk membuat sketch ewafebri illustration. Namun belakangan ini saya menggunakan produk yang digemari sama anak-anak planner. Hihihi..
Sarasa adalah brand yang paling direview sama anak-anak planner. Sebelumnya saya juga menggunakan Sarasa untuk keperluan jurnaling hanya saja bukan warna-warna basic yang saya gunakan, tapi metalik.
Karena pengalaman yang kurang menyenangkan (pulpennya jatuh, dan mendadak macet) , awalnya saya tidak ingin menggunakan Sarasa untuk menulis Rapid Logging.
Karena penasaran dengan banyaknya review, akhirnya saya coba warna basicnya, dan berakhir dengan ketagihan. Hahaha.. saat ini saya memiliki 4 Warna berbeda Hitam, Biru, Ungu dan Orange.
Karena pengalaman yang kurang menyenangkan (pulpennya jatuh, dan mendadak macet) , awalnya saya tidak ingin menggunakan Sarasa untuk menulis Rapid Logging.
Karena penasaran dengan banyaknya review, akhirnya saya coba warna basicnya, dan berakhir dengan ketagihan. Hahaha.. saat ini saya memiliki 4 Warna berbeda Hitam, Biru, Ungu dan Orange.
Ujung pena roller |
Kelebihan Sarasa adalah :
- Tersedia dalam banyak warna. Warna pastel, metalic, vintage dan basic. Cocok buat yang hobbi ngumpulin stationary.
- Ujungnya seperti roller jadi mudah digunakan (asal jangan sampai jatuh, hahhaa..)
- Tersedia di hampir semua Gramedia.
- Ada refill untuk warna basicnya.
- Tidak tembus pada Moleskine ataupun POD.
- Handy.
Kekurangannya adalah :
- Harga lumayan mahal diatas Rp. 20.000,-
- Tidak waterproof, jadi waspadai kalo kena hujan. Hihi... Hasil tulisan bisa meleber kemana-mana.
- Tidak semua warna ada refillnya.
- Jaga supaya tidak jatuh.. hahha..
DRAWING PEN (SNOWMAN)
Saya pribadi masih menggunakan Drawing Pen dan Sarasa secara bersama-sama. Untuk Drawing pen, biasanya saya gunakan untuk membuat garis-garis layout terutama yang ukurannya besar 0.6 , supaya garis layout terlihat lebih jelas dan tidak luntur ketika terkena air.
Sedangkan Sarasa, saya gunakan untuk mengisi Rapid Loggingnya, kecuali pada informasi tertentu yang saya anggap penting, saya menggunakan drawing pen karena sifatnya yang waterproof.
PENGGARIS
Peralatan lainnya yang wajib saya miliki tentu saja penggaris.. hehee.. meskipun motif buku sudah kotak-kotak dan dotted, saya tetep memerlukan penggaris untuk membuat layoutnya.
Seperti yang kalian ketahui, layout "peace" saya adalah yang berbentuk vertikal ala-ala hobonichi. Hihi.. Bisa dipastikan hampir setiap minggu saya menggunakan penggaris untuk membuatnya.
Kalo soal penggaris ini tak perlu brand lah ya.. hahaha.. yang penting ukurannya memudahkan saya membuat layout. Selain penggaris biasa, saya juga menggunakan penggaris dengan beberapa bentuk template gambar. Seperti persegi panjang, lingkaran, segitiga, jajaran genjang dll. Gunanya untuk membuat banner atau sekedar menambahkan hiasan cantik pada bujo saja.
Penggaris dengan berbagai bentuk |
Itulah 3 peralatan wajib saya dalam berbullet journal, selebihnya adalah peralatan sekunder seperti post it, washi tape, pen glitter warna-warni, cat air, pensil warna, sticker atau printilan yang berfungsi untuk menambah semarak bullet journal saya. Hahahaha...
Buat teman-teman yang ingin share tentang bullet journal supplies favoritnya silahkan berbagi di kolom komentar, siapa tahu bisa menginspirasi teman yang lainnya, yang ingin memulai Bullet Journal.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa subscribe di blog ini dan follow juga social media saya dengan mengklik tombol icon social media yang paling bawah dari halaman ini. Sampai bertemu kembali..
" Postingan ini terdapat produk affiliate link. "