JOURNALING ALA ALBERT EINSTEIN

JOURNALING ALA ALBERT EINSTEIN


[ewafebri.com] | JOURNALING ALA ALBERT EINSTEIN.

Memasuki Bulan Maret 2023, saatnya membahas tokoh yang bisa kita ambil hikmah pengetahuannya. Kali ini tokoh yang ingin saya angkat adalah Albert Einstein. Seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam ilmu pengetahuan khususnya, sains.

JOURNALING ALA ALBERT EINSTEIN


Setelah beberapa kali saya membahas tentang tokoh-tokoh yang cukup terkenal dan berpengaruh di dunia, saya menyadari bahwa mereka ini orang-orang yang cukup disiplin dalam mencatat materi penemuannya dalam sebuah buku. Itulah sebabnya di zaman sekarang ini kita bisa mengenal cara pikir mereka dan ilmu yang mereka miliki. Nah, supaya kita juga tertular akan kemampuannya dalam mengelola ilmu dan informasi, tak ada salahnya jika kita belajar dari rutinitas mereka dalam memanfaatkan jurnalnya, yuk kita mulai yuk !

BIOGRAFI

ALBERT EINSTEIN

Albert Einstein yang kita kenal sebagai seorang ilmuwan lahir di Ulm, Kekaisaran Jerman pada tanggal 14 Maret 1879. Ia merupakan anak dari pasangan Herman Einstein dan Paulin Koch. Meski lahir di Jerman, sepanjang hidup Einstein pernah mengantongi beberapa kewarganegaraan. Di antaranya ;


  • 1879 – 1896 >> Pada masa ini Einstein masih mengantongi kewarganegaraan Jerman, tepatnya Kingdom Of Wutterberg.
  • 1896 – 1901 >> ia tidak memiliki kewarganegaraan (stateless) mungkin ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam Kekaisaran Jerman pada masa itu.
  • 1901 – 1955 >> ia memiliki kewarganegaraan Swiss.
  • 1911 – 1912 >> ia tinggal di Austria, dan memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Swiss dan Austria.
  • 1914 – 1918 >> ia tinggal di Kingdom Of Prussia.
  • 1918 – 1933 >> ia tinggal di Prussia namun saat itu kerajaannya berganti menjadi Weimar Republic, namun ia masih menjadi warga negara Swiss hingga akhir hayatnya.
  • 1940 – 1955 >> ia pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika sekaligus Swiss. Hingga akhir hayatnya. Ia meninggal di Plainsboro, New Jersey, Amerika Serikat pada 18 April 1955. [ i ]

Sebuah perjalanan hidup yang cukup panjang dan berliku-liku. Ia harus berpindah tempat, tak hanya wilayah domestik saja, tetapi dari satu negara ke negara yang lain. Dalam sejarah pendidikannya Einstein pernah kuliah di Federal Polytechnic School di Zurich, Jerman pada tahun 1900. Dan mengambil gelar Profesor di University Of Zurich pada tahun 1905. Selain fisikawan, ia dikenal juga sebagai filsuf.

KARIER

Einstein adalah tokoh fisikawan terkenal di Jerman dengan teori-teorinya yang sangat menggemparkan di dunia modern saat ini. Di antaranya ada teori relativitas, serta yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat adalah pengembangannya tentang teori mekanika quantum. Teori Relativitas dan Mekanika Quantum menjadi pilar pada bidang fisika modern.

Sejujurnya saya tidak membuat tulisan ini dengan menjabarkan teori-teorinya karena terlalu bikin pusing kepala. Haha.. saya tertarik membahas tentang Einstein karena rutinitasnya dalam berjurnaling. Masalahnya, ketika kita membahas Einstein, mau tidak mau kita juga harus menyinggung tentang apa yang dikerjakannya meskipun tidak secara detail.

Teori yang dikembangkan oleh Einstein memiliki pengaruh yang sangat besar dan bidang filsafat ilmu. Itulah mengapa ia juga dianggap sebagai seorang filsuf. Mungkin kita tidak asing dengan rumus E = mc2, yang dijuluki sebagai persamaan paling terkenal di dunia.

Di tahun 1921, ia menerima Nobel Fisika atas penemuannya tentang hukum efek fotolistrik, teori yang menjadi gerbang dalam pengembangan teori kuantum. Pada awal kariernya, Einstein berpendapat bahwasannya mekanika Newton tak lagi mampu menyatukan hukum mekanika klasik dengan hukum medan elektromagnetik.

Hal inilah yang mendorongnya untuk mengembangkan teori relativitas khusus di tahun 1902-1909. Ia menyadari bahwa prinsip relativitas juga dapat diperluas cakupannya pada medan gravitasi. Ia menguraikan pendapatnya ini dalam makalah Relativitas Umum tentang teori gravitasi pada tahun 1916. Pada tahun 1917 ia menerapkan teori relativitas umum untuk menggambarkan struktur alam semesta.

Pada tahun 1933, ketika Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler, Einstein memilih untuk tinggal di Amerika. Hal ini terjadi karena latar belakang keluarganya yang merupakan keturunan Yahudi. Menjelang PD 2, ia mengirimkan surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt tentang potensi pengembangan bom jenis baru yang akan digunakan dalam perang dunia. Ia menyarankan agar Amerika Serikat juga melakukan penelitian serupa. Sarannya ini membawanya pada Proyek Manhattan.

Dalam pandangan politiknya pada masa itu, Einstein mendukung sekutu, namun ia menentang keras tentang penggunaan fisi nuklir sebagai senjata. Bersama dengan seorang Filsuf dari Britania Raya, Betrand Russel, ia menandatangani Manifesto Russel-Einstein sebagai upaya penentangan dan pengecaman bahaya senjata nuklir.

Dari kisah ini saya belajar bahwa ilmu pengetahuan itu sifatnya dinamis dan bisa berubah-ubah sesuai dengan zamannya. Terbukti bahwa penemuan Newton pun akan mengalami perubahan dan pengembangan dari tokoh-tokoh di generasi selanjutnya. Sayangnya penemuan yang seharusnya akan menjadi ilmu pengetahuan dan berguna bagi peradaban manusia, terkadang diselewengkan oleh oknum untuk menghancurkan dunia. Contohnya seperti nuklir.

Setiap teori yang disampaikan oleh seseorang, akan bisa dipatahkan oleh teori lainnya sesuai dengan perubahan zaman. Satu-satunya ilmu murni yang tak lekang oleh waktu adalah AlQuran. Seperti apa pun perubahan yang terjadi, Alquran akan tetap relevan. Itu pun biasanya hanya berlaku bagi mereka yang berpikir dan berakal sehat.

KARYANYA

RUMUS EINSTEIN

Ada lebih dari 200 makalah ilmiah dan 150 karya non ilmiah yang telah ditulis oleh Einstein. Sebuah legacy yang cukup banyak. Bahkan pada 5 Desember 2014, sejumlah Universitas dan lembaga arsip mengumumkan perilisan makalah-makalah Einstein yang terdiri dari sekitar 30.000 lebih dokumen.

Saking banyaknya saya juga sampai bingung riset untuk tulisan ini, hahaha.. Rasanya pingin saya bahas semuanya, tapi saya ingat dan sadar bahwa fokus utama saya hanya di bagian jurnalnya saja. Karena jika tidak dibatasi, tulisan ini bakalan panjang dan melelahkan. Jadi saya hanya akan membahas tentang beberapa poin aja ya ? Hahaha..

MEKANIKA STATISTIKA

Karya-karya Einstein ini berupa jurnal ilmiah yang ia terbitkan melalui Annalen der Physik. Makalah pertama yang ia kirim pada Annalen der physik adalah pembahasan tentang kapilaritas. Judul makalah pertama ini adalah “Kesimpulan dari Fenomena Kapilaritas” yang dalam bahasa Jerman “Folgerungen Ausden Capillaritatserscheinungen” << (Ya Allah Ya Rabb, susah sekali), pada tahun 1901. Kemudian di tahun 1902 dan 1903 ia menerbitkan makalah yang membahas tentang fenomena atom dari sudut pandang statistika.

MAKALAH ANNUS MIRABILIS

Makalah Annus Mirabilis dari bahasa latin yang berarti “tahun keajaiban” adalah sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Einstein secara bertahap pada tahun 1905. Mengapa disebut dengan “tahun keajaiban” ? Karena apa yang disampaikan Einstein pada masa itu sangat berpengaruh besar untuk filsafat ilmu terutama fisika modern.

Ada empat makalah yang diterbitkan di Annalen der Physik, sebuah jurnal ilmiah di tahun 1905. Keempat makalah inilah yang disebut dengan “Makalah Annus Mirabillis” karena keempatnya berkontribusi besar bagi dunia fisika modern. Dalam makalah ini ada perubahan yang cukup signifikan tentang pemahaman konsep dasar ruang, waktu, massa dan energi.

Ke empat makalah ini diterbitkan secara terpisah dan bertahap dalam kurun waktu satu tahun.

  • Makalah yang pertama menjelaskan tentang efek fotolistrik. Judul makalahnya adalah “Sudut Pandang Heuristik Mengenai Produksi dan Transformasi Cahaya” yang dikirimkan pada Annalen der Physik pada 18 Maret 1905 dan diterbitkan pada 9 Juni 1905. Dalam makalah ini Eistein nembahas tentang gagasan energi yang hanya ditukarkan dalam jumlah diskret (kuanta). Teori ini sangat berpengaruh untuk perkembangan teori kuantum.
  • Makalah kedua adalah tentang Gerak Brown, yang diberi judul “Gerak Partikel Kecil yang Ditangguhkan dalam Cairan Stasioner, Sebagaimana Diperlukan oleh Teori Kinetik Molekul tentang Panas” yang diterbitkan pada 18 Juli 1905. Dalam makalah ini, Einstein membahas tentang bukti empiris teori atom yang mendukung penerapan fisika statistika.
  • Makalah ketiga diterbitkan pada 26 September 1905 yang membahas tentang Relativitas khusus dalam makalah yang berjudul “Elektrodinamika Benda Bergerak”.
  • Yang terakhir adalah makalah ke empat yang diterbitkan pada tanggal 21 November 1905 tentang Kesetaraan materi energi (E=mc2) dalam makalah yang berjudul “Apakah Kelembapan Tubuh Bergantung Pada kandungan energinya ?”. Dalam makalah ini ia membahas tentang kemampuan gravitasi dalam “membelokkan” cahaya, serta keberadaan “energi diam” dan dasar energi nuklir.

Ke empat makalah itulah yang kemudian menjadi fondasi dasar pada perkembangan fisika modern saat ini. Sejujurnya saja, saya pusing banget membuat tulisan ini, hahaha.. karena bahasannya sangat luar biasa sekali bagi otak saya yang minim ini. Tetapi untuk bisa memahami beliau ini, mau gak mau saya harus membuat ringkasan karyanya agar tulisan ini bisa lebih lengkap.

TEORI OPALESEN KRITIS

Teori ini adalah pengembangan dari masalah fluktuasi termodinamika. Kali ini ia menerapkan pada ragam densitas benda cair pada titik kritisnya. Dalam penelitian ini, ia menemukan bahwa fluktuasi densitas dikendalikan oleh turunan kedua dari energi bebas yang terkait dengan densitas. Fluktuasi besar akan terjadi ketika turunan ini mencapai titik kritisnya , menjadi nol.

Efek fluktuasi densitas ini menunjukkan bahwa cahaya dari semua panjang gelombang tersebar menyebabkan fluida terlihat berwarna putih susu. Ia kemudian menghubungkan fenomena ini dengan hamburan Rayleigh, yang pada akhirnya bisa memahami mengapa langit itu berwarna biru.

TEORI RELATIVITAS KHUSUS & UMUM

Makalah yang diterbitkan pada 26 September 1905 yang berjudul “Elektrodinamika Benda Bergerak” merupakan sebuah makalah yang mempersatukan persamaan Maxwell (hukum listrik dan magnet) dengan hukum mekanika Newton. Hasilnya adalah teori relativitas khusus Einstein di mana dari dua relasi teori di atas ada perubahan besar terhadap kecepatan tertinggi (kecepatan objek bergerak mendekati kecepatan cahaya).

Lanjut di tahun 1907 hingga 1915, Einstein mengembangkan teori gravitasi yang ia sebut dengan relativitas umum. Menurut teori ini, gaya tarik gravitasi yang diamati pada massa benda diperoleh dari lengkungan ruang dan waktu dari massa tersebut. Teori ini menjadi dasar bagi pemahaman lubang hitam [Black Hole], yaitu wilayah angkasa di mana menjadi tempat gaya tarik gravitasi yang kuat, bahkan cahaya pun tak bisa lepas dari tarikan tersebut.

TEORI GRAVITASI

Pada tahun 1916, ia melanjutkan penelitiannya tentang gelombang gravitasi di mana riak dalam kurvatur ruang waktu yang merambat dianggap sebagai gelombang. Gelombang ini bergerak keluar dari sumbernya dan mengangkut energi radiasi gravitasi.

Keberadaan gelombang gravitasi ini bisa dibuktikan dengan relativitas umum melalui invarians Lorentz, yang menciptakan konsep interaksi fisik antara gravitasi dengan kecepatan perambatan terbatas. Namun konsep ini tidak bisa dibuktikan oleh teori gravitasi Newton yang menyatakan bahwa interaksi fisik gravitasi akan merambat dengan kecepatan tak terbatas.

KOSMOLOGI FISIK

Pada tahun 1917, kelanjutan dari teori gravitasi, ia menerapkan teori relativitas umum pada struktur alam semesta. Ia menemukan bahwa persamaan medan umum mampu memprediksi semesta yang dinamis, baik yang berkonstraksi maupun yang mengembang. Hingga tahun 1931 ia melanjutkan penelitiannya tentang struktur alam semesta dan pengembangan teori yang berhubungan dengan alam raya ini.

Berhubung penjelasan tentang teori-teori Einstein ini bikin saya jadi vertigo, mendingan saya sudahi sampai di sini saja ya ? Hahaha.. Kalian bisa mencari dan mempelajarinya sendiri tentang makalah ilmiah yang pernah diterbitkannya. Mohon maaf karena otak saya sudah tak mampu menerima dan mengelola informasi tentang teori Ensitein lagi. Hihihi.. Sebaiknya kita lanjut ke area Jurnalingnya saja.

EINSTEIN’S JOURNAL

Sumber manuskrip Einstein itu banyak banget sebenarnya. Dari makalah yang memang ia publikasikan untuk berkontribusi pada bidang ilmu pengetahuan, dan ada juga sumber yang berasal dari jurnal pribadinya bahkan dari hasil korespondensi yang ia lakukan pada keluarga atau koleganya.

PERSONAL DIARY

Bagi ilmuwan, buku menjadi salah satu teman sejati ke mana pun ia pergi. Karena dalam buku tersebut ia mencatat hasil observasi dari temuanya atau hasil riset yang ia lakukan selama perjalanan. Tak heran jika seorang Einstein pun memiliki diary.

Salah satu yang paling menggemparkan adalah ketika jurnal pribadinya dipublikasikan untuk awam. Dari isi observasi yang dilakukan oleh Einstein selama melakukan perjalanan (terutama di daerah China, Spanyol dan Palestina di tahun 1920an), ia dianggap memiliki Xenophobia1. Terutama catatannya ketika ia mengunjungi China.

Menurut saya pribadi, manusia itu secara sadar atau tidak, jika sedang mengunjungi tempat / wilayah baru pasti akan memiliki ketakutannya sendiri. Entah itu berhubungan dengan tempat tinggalnya (geografis), orang-orangnya, budayanya, dll. Itulah mengapa dibutuhkan adaptasi. Dan jika dilihat dari rentang waktu yang dilakukan oleh Einstein ke China itu kan hanya beberapa hari saja, maka wajar jika dia hanya mengobservasi apa yang mampu ia saksikan dengan mata saja. Tidak dalam aspek secara keseluruhan. Artinya apa yang dia tulis dalam jurnalnya itu belum dipengaruhi oleh budaya dan latar belakang mengapa dalam masyarakat tertentu ada suatu perilaku yang berbeda dengan masyarakat lainnya.

Sebagai contoh adalah kasus orang-orang yang mengunjungi Qatar saat Piala Dunia kemarin. Ada seorang jurnalis yang menganggap aneh pintu masuk stadion dipisahkan antara yang satu dan yang lain. Dia bereaksi seperti itu, karena dalam perspektif hidupnya ia tidak pernah mendapatkan perlakukan istimewa tersebut, sehingga hasil observasi yang ia dapatkan seolah menjadi sesuatu yang aneh baginya. Dan parahnya adalah ia langsung mempublikasikan penemuannya tersebut ke publik tanpa ada proses pembelajaran terlebih dahulu, makanya ia langsung dihujat.

Bedanya sama Einstein, ia menuliskan apa yang disaksikannya dalam buku jurnalnya. Sebagai bagian dari proses belajarnya. Makanya kita tidak mengenal Einstein sebagai seorang yang dianggap rasis, karena ia mengumpulkan informasi yang ia saksikan, mengumpulkan ilmu untuk memahami apa yang disaksikan tersebut, baru kemudian ia bertindak sesuai dengan apa yang ia pahami tersebut.

Kalo enggak salah, pun dalam sosiologi orang-orang juga butuh jeda waktu untuk bisa berbaur dengan masyarakat. Observasi yang dilakukan Einstein pasti mengambil tolak ukur dengan tempat tinggal yang selama ini ia tempati, maka ia pun menulis hasil observasi tersebut ke dalam bukunya. Menurut beberapa orang, sangat disayangkan, seorang Einstein yang dianggap sebagai ikon humanitarian, memiliki pandangan tersebut pada warga China.

Padahal bisa jadi, hasil observasi yang dilakukan pada saat ia mengunjungi China di tahun 1920 an tersebut yang justru mengubah cara pandangnya terhadap manusia, sehingga ia menjadi lebih humanis di masa terakhir hidupnya. Terkadang manusia itu lupa bahwa untuk bisa menjadi apa yang mereka lihat sekarang, ada proses yang harus dijalani, bahkan yang kesannya berkonotasi buruk sekalipun.

Justru apa yang dicatat oleh Einstein dalam buku jurnalnya merupakan salah satu pengetahuan yang mengubah sudut pandangnya secara perlahan terhadap sisi kemanusiaan. Bukan berarti dulunya punya pikiran curigaan terhadap orang lain, terus sepanjang hidupnya gak berubah kan ? Karena untuk mengubah pandangan manusia dibutuhkan kesadaran dan ilmu pengetahuan.

Manusiawi jika kita pernah berada pada fase memandang manusia lain yang pandangan yang buruk. Apalagi jika kita pernah memiliki pengalaman buruk dari orang lain secara terus-terusan. Maka kita akan menjadi manusia yang selalu berpikiran stereotipe terhadap orang lain. Jangankan sesama manusia, bahkan kita juga masih sering berprasangka buruk sama Allah SWT.

LETTERS

Dari tahun 1912 hingga 1955 diketahui ada sebanyak kurang lebih 3.500 surat yang telah ditulis oleh Einstein dalam hidupnya. Surat ini ada yang ia kirimkan pada istrinya, anak-anaknya (Margot dan Ilse) dan ada juga yang ia kirim pada koleganya. Margot Eisntein menyerahkan surat-surat tersebut kepada The Hebrew University sebagai manuskrip. Namun ia berpesan bahwasanya, surat tersebut bisa diakses oleh orang awam (masyarakat umum) setelah jeda waktu 20 tahun ia meninggal dunia. Margot meninggal pada tahun 1986. Berarti saat ini manuskrip surat yang ditinggalkan oleh Margot, sudah bisa diakses oleh umum ya ?

Zaman sekarang, jejak digital menjadi salah satu sumber pemikiran dari orang-orang di era ini ya ? Coba saja kalian perhatikan, jika ada orang-orang yang melakukan sesuatu yang dianggap tidak biasa, maka banyak orang yang riset tentang kelakuan mereka di masa lalu dan kemudian men-skrinsut (Screenshoot) jejak digital yang ditemukan sebagai buktinya. Hihihi..

Itulah sebabnya kita wajib berhati-hati mengeluarkan pendapat di media sosial. Bukan hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui apa yang ada dalam lubuk hatimu, bahkan manusia zaman ini saja bisa mengubek-ubek jati dirimu melalui jejak digital. Hihihi..

Jangan dikira Instastory, WA story, Status FB, Tweet dan lain-lain dilupakan begitu saja oleh orang lain. Terkadang, meskipun kita sudah berubah dari diri kita sendiri di masa lalu dan belajar move on, ada saja orang yang mengangkat kisah masa lalu kita ke permukaan, yekan ? Begitulah hidup ini, karena ada banyak orang lain di luar sana yang enggan melihatmu berubah, apalagi menjadi lebih baik dari dirimu sendiri di masa lalu. Oleh sebab itu, mereka berusaha membawamu kembali ke karakter yang telah kamu tinggalkan agar kamu sama seperti yang dulu.

RESEARCH MATERIAL

Kasus Xenophobia menurut saya menjadi salah satu materi riset Einstein dalam bidang sosiologi/filsafatnya. Seiring berjalannya waktu, ia akan memahami tentang sejatinya manusia dari materi-materi yang ia catat tersebut. Dan salah satu alat bantu yang bisa merekam pola pikir manusia dari waktu ke waktu adalah buku jurnalnya. Kita bisa melihat progres perubahan pola pikir manusia dari apa yang ditulisnya dari waktu ke waktu.

Awal-awal saya membuat jurnal pun banyak tulisan yang sifatnya “prejudice2” terhadap suatu tokoh atau orang-orang tertentu. Namun semakin saya memahami jalan pikiran saya, semakin saya ingin mengubah pola pikir yang tidak sehat tersebut. Belakangan ini isi jurnal saya lebih banyak berisi tentang sebab akibat dari suatu peristiwa, serta pengaruhnya dalam kehidupan saya. Bagaimana pun juga, semakin kita istikamah dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat, semakin kita akan mengenali kekurangan dan hal yang tidak relevan dalam diri kita, sehingga bisa terjadi suatu perubahan.

WHAT DO WE LEARN

“Manusia itu bisa berubah [hukum relativitas]”

Sama seperti ilmu pengetahuan yang berubah secara dinamis berdasarkan teori dan konsep yang ditemukan oleh para ilmuwan, pun kehidupan individu manusia juga sama. Jika Einstein mencermati perkembangan alam semesta (Makrokosmos), maka saya cukup mengamati perubahan dan perkembangan manusia saja, yang dianggap sebagai alam semesta kecil (mikrokosmos).

Saya percaya bahwa manusia itu pasti berubah dari waktu ke waktu. Entah itu berubah menjadi lebih baik atau pun sebaliknya. Karena perubahan ini berhubungan erat dengan pilihan hidupnya. Ada pilihan hidup yang membawa manusia menjadi versi terbaik dirinya, ada juga pilihan hidup yang membuatnya berada dalam kehancuran.

Dari ulasan artikel ini justru saya menyoroti tentang pentingnya jurnal dalam kehidupan kita agar kita bisa merekam tentang pola pikir kita sendiri. Mengenali apa yang kita pikirkan dan memperbaiki kelemahan yang kita temukan. Contoh kasus adalah yang terjadi pada Einstein ketika ia melakukan perjalanan bersama isterinya ke beberapa wilayah, termasuk China dan Palestina.

TEORI RELATIVITAS


TEORI RELATIVITAS



Einstein yang semasa hidupnya dianggap sebagai sosok humanis ternyata memiliki ketakutan tertentu pada ras atau bangsa lainnya, sehingga ia dianggap sebagai rasis. Saya tidak sedang membela Eisntein tetapi kita juga harus menyadari bahwa manusia itu bisa berubah. Jika dari waktu ke waktu tak ada perubahan yang signifikan dalam hidup kita, inilah yang perlu dipertanyakan.

Mungkin ini bisa menjadi sebuah pemahaman tentang penerapan relativitas umum pada mikrokosmos. Bahwa manusia pun bisa dinamis hidupnya. Ia bisa berubah mengikuti ilmu dan kebijaksanaan yang ia dapat. Jika selama hidup ia mengumpulkan energi positif yang bersumber dari ilmu, pengalaman dan kontemplasi maka ia akan menjadi sosok yang bijaksana dan menerangi dunia. Pun sebaliknya, jika yang ia kumpulkan hanya energi negatif dari prasangka, penyakit hati, dan kemalasan mencari ilmu maka yang ia dapatkan hanyalah kebodohan dan penderitaan.

Maka, mengapa kamu enggak berubah menjadi lebih baik, wahai manusia ?

Jika sikap kita pada 10 tahun yang lalu masih sama seperti yang terjadi saat ini, bukankah seharusnya kita mulai bertanyea-tanyea ? Ada apa gerangan dengan hidupku ini ? Kok gak ada progres perubahannya ? Hayo ? Kenapa kok malah stuck di tempat ? Apa yang terjadi ? Itulah mengapa kita perlu menguji diri sendiri agar hidup ini lebih berwarna dan bermakna.

Bisa jadi apa yang dipikirkan Einstein di tahun 1920an, berubah setelah 10 tahun berikutnya, itulah mengapa ia kemudian menjadi lebih humanis. Sementara kita, bisa jadi tetap diam di tempat walaupun tubuh kita sudah kemana-mana, karena mindset atau pola pikir kita nggak ikut ter-upgrade.

Pun kalo saya membaca tulisan saya di masa lalu dan masa sekarang, saya bisa merasakan perubahan yang signifikan. Terutama dalam hal memahami dan menjalani kehidupan. Dulu saya juga sering menghakimi orang lain hanya karena saya tidak memahami sudut pandang mereka dalam mengambil keputusan dalam hidupnya.

Kini saya lebih menghargai dan menghormati pilihan orang lain karena setiap orang memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Kalo pun saya merasa tidak sreg dengan keputusan mereka, lebih baik saya tidak ikut campur atau melibatkan diri lagi dengannya. Sesederhana itu ! Dan memilih jalan sendiri !

BLACK HOLE

BLACK HOLE PHILOSOPHY


Bijaksanalah dalam bergaul, agar kita tidak terjebak dalam Black Hole !

Teori Black Hole menjelaskan bahwasanya sebuah cahaya pun tak mampu lepas dari gaya tariknya pada area di sekitarnya. Hal ini mengingatkan A saya bahwa sebegitu dahsyatnya gaya gravitasi lubang itu, hingga apa pun bisa ia tarik ke dalamnya.

Jika teori ini diterapkan pada mikrokosmos, membuat saya sadar mengapa lingkungan yang toxic tak mampu ditembus oleh cahaya [kebenaran] sekalipun. Saking besarnya gaya tarik tersebut membuat kita tanpa sadar terpengaruh menjadi ikutan toxic.

Itulah mengapa ulama (orang yang berilmu) menasehati kita agar mencari sirkel pertemanan yang sehat dan positif. Karena lingkungan di mana kamu menghabiskan sebagian besar waktumu akan membentuk karakter dirimu. Jika sebagian besar waktu kita dihabiskan dalam ruang yang penuh dengan toxic, secara perlahan kita pun akan bertransformasi seperti mereka. Pun sebaliknya, jika kita menghabiskan banyak waktu dalam ruang lingkup yang positif pasti kita pun akan terpengaruh menjadi positif pula.

NOTES

  1. Xenophobia adalah rasa takut terhadap ras atau orang dari daerah lainnya.
  2. Berprasangka.

DAFTAR PUSTAKA


Post a Comment

0 Comments