WEEK 19 : 5 THINGS I AM GRATEFUL FOR !

5 things i am grateful for


[ewafebri.com] |  # 52WEEKSJOURNALINGIDEAS ~ WEEK 19 : 5 THINGS I AM GRATEFUL FOR ! Memasuki Minggu ke 19 Journaling time kali ini tentang 5 hal yang saya syukuri belakangan ini. Kira-kira apa saja ya ? 


WEEK 19 : 5 THINGS I AM GRATEFUL FOR !




Saya belajar untuk selalu bersyukur pada banyak hal. Hal terkecil maupun yang terbesar. Bahkan pada hal yang paling mendasar sekalipun. Misalnya saja saya masih diber kesempatan menikmati hidup ini dengan segala keruwetan dan kebahagiannya. Saya masih bisa menikmati sinar matahari di pagi hari. Saya masih bisa melihat indahnya bunga warna-warni yang sedang mekar. Saya masih bisa menikmati lezatnya makanan. 

Namun kali ini saya ingin membuat list hal besar yang saya syukuri belakangan ini. Kira-kira apa saja ya ? 

GANGGUAN TELINGA


Meski kadang sebel kalo inget telinga sakit dan gak berfungsi secara maksimal tapi saya bersyukur bahwa penyakit ini datang untuk memberi ruang saya lebih banyak lagi beristirahat. Terutam mengistirahatkan telinga dari kebisingan. 

Bisa saja ada bagian tubuh yang terlalu saya paksakan dalam beraktivitas dan butuh istirahat sejenak. Tapi semoga intermezo ini gak berlangsung lama. Bahaya juga kalo pendengaran saya bermasalah dalam waktu yang lama. Hahaha.. 

LAPTOP BARU 


Jika teman-teman pernah membaca Blog saya di awal tahun ini tentang Blog Challenge 2020, saya pernah membahas tentang keinginan saya memiliki Laptop baru sebagai peralatan perang menulis. Alhamdulilah impian itu sudah terlaksana dipertengahan tahun ini. Yeay !

Gak nyangka rasanya saya bisa mengumpulkan uang untuk membeli Laptop lagi. Jika inget jaman dulu banget, saya membeli Laptop kecil hasil dari ngutang sama sepupu, dengan bayaran kalo dapet uang arisan. hahaha.. Syukur Alhamdulilah, kali ini saya bisa mengumpulkan sendiri. 

Berhubung selama ini aktivitas blogging saya hampir 80% menggunakan mobile, jadi agak canggung juga menulis di desktop. Hahhaa.. Tapi salah satu pertimbangan saya membeli peralatan baru sebenarnya berhubungan dengan digital art. Ke depannya saya ingin membuat beberapa illustrasi digital. 

Maklum selama ini saya memanfaatkan Laptop di tempat kerja untuk melakukannya. Kadang merasa bersalah juga sih. Hhehehe.. berasa gabut gitu ngerjain hobbi di tempat kerja. Hahaha.. Setelah memiliki ini saya berharap bisa lebih maksimal dalam menjalankan keduanya. Di tempat kerja dan hobbi. 

PEKERJAAN 


Di masa pandemic seperti ini saya juga sempat dihantui rasa was-was soal pekerjaan. Saya jadi mikir, " gimana kalo tempat saya tutup dan saya gak mendapatkan gaji ? ". Rasanya masih mendingan kalo gaji saya hanya dipotong saya, asal tidak dihilangkan sama sekali. 

Alhamdulilah kekuatiran itu tak terjadi. Saya masih mendapatkan gaji sebagaimana mestinya meskipun harus pinter-pinter mengaturnya. Yang membuat saya bersyukur lagi selama masa PSBB kemarin saya tetap dikirim Ransun (rantang susun) sama Tante. Hehehe..

Dari kejadian ini saya belajar untuk menabung lebih banyak lagi nie Gaes. Menabung itu perlu banget ternyata. Siapa yang akan menyangka kejadian seperti ini akan kita alami. Dulu saya bukan orang yang peduli terhadap finansial di masa yang akan datang. Ibaratnya tuh, dapet duit hari ini kita habisin hari ini juga. Perkara nanti, ya kita pikirkan nanti. 

Pikiran itu gak bisa diterapkan lagi sepertinya. Bisa mati berbahaya kalo gak mengatur uang mulai sekarang, iya gak sih ?  Paling tidak bisa menyimpan uang dikit demi sedikit supaya tahun mendatang kita tak perlu kuatir yang berlebihan jika terjadi sesuatu yang tidak kita harapkan. 

PRODUCTIVE


Saya bersyukur masih diberikan semangat dan produktif dalam melakukan banyak hal. Hal ini juga bisa menjaga kewarasan, mengingat saya adalah tipikal orang yang overthinking. Bayangkan kalo saya gak bisa melakukan sesuatu dan kemudian otak saya merajalela kemana-mana. Saya bisa stress ini !

Menulis dan melukis adalah cara saya untuk tetap berada dalam koridor kewarasan. Menjaga kestabilan emosi. Dan tentu saja sebagai media terapi juga. Ada beberapa tulisan yang sudah saya hasilkan beberapa minggu terakhir ini. Rasanya bulan juni saya tak lagi kuatir tentang stock tulisan yang akan dipublish. hehehe..

INTROVERT


Sebelum saya mengklaim diri sendiri sebagai introvert, terlebih dahulu saya mengisi test untuk mendapatkan kesimpulan bahwa saya introvert. Dan inilah hasilnya :

" At work, is it you who gets noticed first or perhaps the other people around you? Do you feel compelled to take centre-stage or are you more comfortable back-stage? If it’s the former, then you are eager for contact — warm and happy human relations. If it’s the latter, then solitude suits and stimulates you more and hell is often other people…

You are more of an introvert


You feel that living alone is to live happily, and you prefer hiding in a crowd rather than standing out in one. You are perpetually tormented by the idea of doing things wrong, not understanding or not being alert enough or intelligent enough to do what others expect of you. You lack in self-confidence and you seem to believe that others are better than you.

While in a conversation, for example, you would be more likely to go along with the other’s points of view as you don’t fully respect your own opinions. Where there’s a low level task to complete or a service to be allotted, it’s you who volunteers. When people want to get out of a task, they naturally come to you as they know that you never say ‘no’.

It’s not surprising that you sometimes have the impression of being permanently exploited, but you don’t really know how to break this vicious circle. On the rare occasions that you’ve tried to do so, this uncharacteristic defiance has caused uproar and you’ve ended up backing down. You are afraid of contact with others as you imagine that they are constantly judging you and that their probing looks will obviously find your faults.

So, you try to remain the most transparent and discreet possible. How far will you take this logic of self-denigration? Try and stop projecting onto others the bad image you have about yourself. Have a good look around you and you’ll see that they too have faults, weaknesses and shortcomings, so stop finding excuses for everything.

Maybe you were brought up in an atmosphere of ‘You’ll never make the grade’ as a child — a poison that you need progressively to get out of your system. Learn to look after your own interests — everyone else does, so why not you? You too have desires, dreams and opinions — express them. If you think that by saying no or thinking differently from others that you will no longer be loved, it just isn’t so. Others will learn to respect you because you respect yourself. " ~ test Intovert vs Extrovert.
 

Hasil di atas sebagian benar, sebagian tidak benar. Tadi bisa disimpulkan bahwa saya lebih enjoy dan bisa lebih productive jika seorang diri. Bukan berarti saya tidak bisa bertemu dengan orang lain, namun saya lebih nyaman berada di dalam kamar dengan segudang peralatan melukis / satu peralatn menulis. 

Sebelumnya juga saya pernah mengikuti terst kepribadian Socrates, dan hasilnya kalian bisa baca di sini

Di masa pandemic ini menjadi introvert merupakan anugrah terbesar yang saya syukuri. Saya memang lebih suka berada di rumah dengan segudang kesibukan yang membosankan daripada bepergian. Jadi bagi saya kebijakan PSBB kemarin itu bukan hal yang membelenggu. Toh sebelumnya pun tanpa PSBB saya juga anak rumahan. hahaha,, 

Namun begitu, masalah virus ini adalah hal yang berbeda ya ? Bukan berarti saya tidak masalah dengan penerapan PSBB, njuk kalian berpikir saya juga "tidak masalah" dengan hadirnya Covid di tengah-tengah kita. Bukan begitu cara mainnya. Covid atau apapun jenis virusnya tentu menjadi perhatian kita semua. Semoga keadaan ini akan secepatnya berlalu. 

KESIMPULAN


Hal baik dan buruk tetap saya syukuri, karena dari keadaan yang buruk/tidak baik saya bisa belajar untuk melihat hikmah dibaliknya. Dibandingkan mengeluh yang tak ada habisnya, saya lebih fokus pada cara menghadapi situasi ini. Bagaimana bisa melewati keadaan yang tidak saya bayangkan sebelumnya. 

Dengan begitu saya bisa tetap fokus produktif apapun suasananya. Dan tetntu saja dengan meminimalisir keluhan, saya justru bisa melihat potensi dan mendapatkan solusi. 

Bagaimana dengan kalian ? apa saja hal yang kalian syukuri belakangan ini ? Apakah hal baik semua ? atau kayak saya ini ? mendapatkan hal tidak baik tapi tetap disyukuri supaya bisa menghadapinya dengan baik juga ? hehehe... Yuk ceritakan pengalamanmu di kolom komentar. 

 

 

Post a Comment

0 Comments