Hari ke 9 dari bulan Juni 2025, akhirnya Lumira membuat tadabbur tentang QS. An Nisa 69, yang memiliki relasi dengan Al Fatihah Ayat 7 tentang petunjuk orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT. Siapa saja sih orang-orang yang diberi petunjuk Allah SWT? Dan mengapa mereka diberikan kenikmatan?
TADABBUR QURAN: AN NISA 69
Tidak semua "kenikmatan" itu datangnya dari harta benda dan uang semata. Keimanan dan ketaqwaan serta manisnya beribadah kepada Allah SWT adalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak bisa didapatkan bentuk-bentuk transaksi duniawi kecuali atas izin Allah SWT.
Ketenangan jiwa juga menjadi sebuah kenikmatan yang tidak bisa ditukar atau dibeli dengan uang, karena hanya bisa didapatkan dengan tingkat keimanan dan ketaqwaan yang kuat pada Allah SWT.
Kenikmatan Dalam Perspektif Al Quran
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًاSiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.An-Nisā' [4]:69
Surat An-Nisa ayat 69 menjanjikan kabar gembira bagi siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak hanya menjanjikan surga sebagai balasan atas ketaatan itu, tetapi juga menjanjikan kedudukan istimewa: ditempatkan bersama orang-orang pilihan yang paling mulia di sisi-Nya. Ini adalah bentuk kenikmatan tertinggi, bukan sekadar kenikmatan fisik, tetapi kehormatan spiritual yang menunjukkan bahwa Allah mencintai dan meridhai hamba-Nya.
Dalam ayat ini, Allah menyebut empat golongan utama yang akan menjadi teman orang-orang taat di surga. Pertama, para nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dan ditugaskan menyampaikan risalah. Kedua, para shiddiqin, orang-orang yang memiliki keimanan yang teguh dan membenarkan kebenaran para nabi dengan penuh keyakinan.
Ketiga, para syuhada, yakni mereka yang mati di jalan Allah, baik dalam peperangan maupun karena musibah yang menimpa dalam keadaan beriman. Terakhir, orang-orang saleh, yaitu mereka yang senantiasa berbuat kebaikan dan memberikan manfaat bagi sesama, dalam koridor ajaran Allah.
Kehormatan untuk berkumpul bersama keempat golongan tersebut merupakan bentuk anugerah yang agung dari Allah SWT. Ini menjadi motivasi kuat bagi setiap Muslim untuk terus meningkatkan ketaatan, memperbaiki amal, dan menjaga keikhlasan dalam setiap perbuatan.
Sebab, balasan yang dijanjikan bukan hanya kenikmatan surga, tetapi juga persahabatan abadi dengan para hamba pilihan yang diridhai Allah. Sebuah janji yang menunjukkan betapa besar kasih sayang dan kemurahan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia. [Tafsir Tahlili]
Jenis Kenikmatan Yang Sering Kita Abaikan
Harta benda memang merupakan salah satu bentuk kenikmatan dari Allah SWT, tetapi bukan satu-satunya dan bukan pula yang paling utama menurut Al-Qur’an. Islam mengajarkan bahwa kenikmatan itu jauh lebih luas, mencakup hal-hal yang bersifat fisik, emosional, intelektual, dan spiritual.
Bahkan, dalam beberapa ayat, harta disebut juga sebagai fitnah (ujian) yang bisa melalaikan manusia dari tujuan hidup yang hakiki jika tidak digunakan dengan benar. Allah berfirman dalam QS. Al-Anfal ayat 28: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Kenikmatan yang sejati dalam pandangan Al-Qur’an justru terletak pada iman, petunjuk hidup, dan ketenangan hati. Allah menyebut dalam QS. An-Nahl ayat 97 bahwa siapa saja yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dan beriman, maka “Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
Ini menunjukkan bahwa kenikmatan hidup yang sejati adalah kehidupan yang penuh keberkahan, ketenangan, dan makna, sesuatu yang tidak selalu bergantung pada banyaknya harta. Selain itu, nikmat akal, ilmu, keluarga yang penuh cinta, dan waktu luang yang bermanfaat juga merupakan bentuk nikmat yang sangat besar. Nabi Muhammad SAW bahkan bersabda: “Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh banyak manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Lebih dari itu, kenikmatan tertinggi menurut Al-Qur’an adalah keridhaan Allah dan kedekatan dengan-Nya di akhirat. Dalam QS. At-Taubah ayat 72, Allah menyebut berbagai kenikmatan surga, lalu menegaskan: “...dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itulah keberuntungan yang agung.”
Maka dari itu, meskipun harta bisa menjadi sarana untuk mendapatkan ridha Allah jika digunakan dengan benar, bukanlah ia yang menjadi tujuan utama. Kenikmatan hakiki adalah saat hati terpaut pada Allah, hidup dalam petunjuk-Nya, dan diberi kemampuan untuk bersyukur atas segala karunia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Apa Makna Kenikmatan Untukmu?
Sebagai seseorang yang sering merenungi makna hidup lewat ayat-ayat Al-Qur’an, Lumira mulai menyadari bahwa kenikmatan tidak selalu datang dalam bentuk yang tampak indah di mata dunia. Dulu, saya mengira bahwa memiliki banyak harta, rumah yang nyaman, dan segala kemudahan hidup adalah puncak dari kenikmatan.
Tapi ketika saya membaca firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 97 tentang “kehidupan yang baik” yang dijanjikan bagi orang-orang beriman dan beramal saleh, hati saya tersentuh. Ternyata, kehidupan yang baik itu bisa berupa ketenangan jiwa, kelapangan hati, atau kemampuan untuk tetap bersyukur walau hidup sedang tidak mudah. Itu adalah nikmat yang tak bisa dibeli dengan harta, tapi terasa begitu nyata saat hati terhubung dengan-Nya.
Dalam perjalanan ini, saya juga belajar bahwa nikmat sejati bukan hanya tentang apa yang saya miliki, tapi juga tentang siapa saya menjadi karenanya.
Ketika saya diberi nikmat waktu, apakah saya gunakan untuk kebaikan? Saat diberi nikmat ilmu, apakah saya sebarkan atau simpan sendiri? Semua itu menjadi bahan perenungan yang dalam. Dan pada akhirnya, saya bertanya pada diri sendiri: “Apa sebenarnya makna kenikmatan itu bagi saya?”
Maka, saya ingin mengajak kamu merenung juga , "Apa makna kenikmatan menurutmu?"
0 Komentar
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏