FILOSOFI EWAFEBRI: MENULIS, MERENUNG, MENYALA

Filosofi ewafebri

[ewafebri.com] | FILOSOFI EWAFEBRI: MENULIS, MERENUNG, MENYALA.

Selamat datang kembali di hutan sunyi yang mungkin sudah kamu kenal—dengan cahaya yang sedikit berbeda, namun tetap berasal dari dalam.

Beberapa waktu belakangan ini, saya banyak merenung. Bukan karena kehilangan arah, melainkan karena mulai menyadari bahwa arah itu sebenarnya telah lama ada. Saya hanya perlu berhenti sejenak, diam, lalu melihat: apa sebenarnya yang ingin saya tumbuhkan di sini?

Dan jawabannya adalah ini: 

"ewafebri bukan hanya blog. Ia adalah ruang.
Tempat untuk menulis, merenung, lalu menyala—dengan cara saya, dan mungkin juga cara kamu."

Setelah sekian lama berpikir, akhirnya saya memutuskan untuk menghidupkan blog ini dengan cara yang berbeda. Journaling mungkin masih tetap primadona di rumah ini, tetapi belakangan saya merasa kok rasanya itu-itu saja yang ditulis. Jadi, untuk membuat rumah ini menjadi lebih hidup dan menarik saya akan membuat menjadi dunia ewafebri dengan segala keunikannya. 

Pasti kamu penasaran kan, apa yang akan kamu dapatkan di rumah ini? Hmm... tentunya hal-hal berikut ini:

Menulis

Bagi saya, menulis bukan soal tampil sempurna.
Melainkan tentang kejujuran. Tentang diam yang diberi bentuk.
Tulisan-tulisan di ewafebri adalah ekspresi batin, bukan sekadar konten untuk algoritma. 
Ia lahir dari pengalaman, pertanyaan, luka, dan juga cinta. 
Kadang lembut, kadang getir. 
Tapi selalu dengan satu niat: untuk menghidupkan.

Ke depannya mungkin kamu akan mendapati ragam tulisan yang berbeda.
Kadang pendek seperti puisi, kadang panjang seperti essai. 
Tapi saya mulai memahami bahwa saya menulis untuk jiwa-jiwa yang membutuhkannya.
 

Merenung

ewafebri juga selalu menyediakan ruang untuk merenung.
Dalam bentuk journaling, refleksi, bahkan fiksi bawah tanah, saya ingin mengajak diri saya dan kamu, untuk pelan-pelan memahami hidup.
Melihat ke dalam diri bukan berarti menyerah pada dunia. 
Tapi justru belajar menavigasi hidup tanpa kehilangan jiwa.

Mungkin kamu akan mendapatkan pertanyaan sederhana saat membaca di rumah pustaka ini.
Pertanyaan itu bisa kamu gunakan untuk mengenal dirimu sendiri di rumah.
Dengan begitu, saat kamu pulang setelah berkunjung di rumah pustakaku, kamu tidak pulang dengan tangan kosong, tetapi dengan harta karun yang perlu kamu gali sendiri. 😁
 

Menyala

Dan akhirnya, tujuan dari semuanya adalah menyala.
Bukan cahaya besar yang menyilaukan, tapi cahaya kecil seperti jamur di hutan gelap:
pelan, konsisten, hidup.
Tidak semua orang harus menjadi matahari. Ada yang cukup menjadi lentera kecil.
Dan itu tidak kalah berarti.

Kamu tahu kan, di dunia bawah tanah itu sangat gelap.
Meski hanya sebuah lentera, nyalanya bisa menemani langkahmu satu per satu. Sehingga kamu tidak harus berlari seperti kebanyakan orang-orang. 

Di dunia yang semakin bising ini, banyak orang yang berlomba menjadi matahari. Tapi ewafebri cukuplah menjadi lentera bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan cahaya. Iya seperti kamu dan kamu. kita semua akan menjadi nyala kecil yang berhamburan di dunia bawah tanah. 🤭
Dengan begitu kita akan menyala bersama menjadi matahari. Seru kan? 
 

Jadi, ke mana arah ewafebri sekarang?

Ke dalam.
Lalu keluar, sebagai cahaya.

Kamu akan menemukan lebih banyak konten reflektif, journaling prompt, puisi bawah tanah, kisah fiksi-filosofis, dan percikan pemikiran dari dunia sunyi yang terus hidup di dalam diri ini.

Dan jika kamu merasa sendirian dalam prosesmu, ingatlah:
kita mungkin tumbuh di tempat yang berbeda, tapi masih di hutan yang sama.

Terima kasih telah sampai di sini.
Terima kasih karena masih menyempatkan membaca.
Terima kasih telah menjadi bagian dari filosofi ini.

Selamat datang di ewafebri versi baru.
Versi yang tidak lebih kuat, tapi lebih sadar.
Versi yang tidak lebih cerah, tapi lebih jujur.

Menulis, Merenung, Menyala.
Sama seperti kamu.
Mari merayakan kehidupan bersama-sama. 
Menjalin cahaya demi cahaya, agar bisa menerangi dunia. 

Posting Komentar

0 Komentar