Hidup di pedesaan mengajarkanku kembali tentang rasa syukur dan menikmati hidup yang sesungguhnya.
Saya bisa lebih menghargai tiap-tiap hal kecil dalam hidup. Rasa yang mungkin sudah lama hilang karena huru hara kehidupan.
GRATEFUL
Alhamdullillah...! Allah SWT memberikanku kesempatan untuk menikmati hidup yang lama kutinggalkan.
Entah berapa lama aku lupa bersyukur tentang banyak hal. Termasuk tentang hal kecil yang sebenarnya penuh berkah.
PEDESAAN
Metropolitan memberiku pengalaman tentang berjuang, terutama yang berhubungan dengan uang dan ambisi. Sedangkan pedesaan mengajariku tentang bersyukur dan menikmati hidup yang sesungguhnya. Serta memberiku kehidupan yang menenangkan.
Dan membuatku berpikir betapa hidup sesungguhnya menyenangkan terutama jika kita bisa mensyukuri apapun itu.
Meskipun sesekali kerinduan tentang kampung halaman yang sebenarnya datang lagi dan lagi.
Secara finansial hidup di desa memang tidak pernah sama dengan di kota. Kalo dipikir-pikir, di desa nilai Rp. 10.000 sudah mampu menghidupi sekeluarga. Sedangkan di kota hanya sanggup untuk membeli jajanan satu orang saja. Hihihi..
Hidup di desa mengajarkanku untuk menghargai segala hal bahkan uang Rp. 1000 sekalipun. Hal yang mungkin dulu sempat ku anggap remeh.
Yang kusadari sekarang adalah bahwa hidup di dunia ini sesungguhnya benar-benar sementara saja. Ketika waktu kembali telah tiba, maka tak ada apapun yang bisa menggagalkannya.
Kini fokusku harus berjalan ke depan. Hingga ujung yang telah Allah tentukan. Meskipun terkadang godaan & gangguan datang silih berganti membawa kita larut kembali dalam bisingnya duniawi.
Namun satu yang pasti. Saya tak boleh berhenti belajar untuk melepaskan diri dari hal-hal yang mengikat hidup kita. Kecuali ikatan kita dengan Allah SWT saja. Alhamdulillah.
Mensyukuri hidup sesungguhnya menciptakan kebahagiaan yang tak berdasarkan material semata. Karena apapun yang telah kita miliki, kita sesungguhnya berterimakasih pada Allah SWT.
Tanpa kita sadari, kita telah menerapkan hidup " cukup ". Meskipun terdengar sangat mudah saat dijelaskan, hidup dengan rasa syukur terkadang masih sulit kita terapkan. Hihihi..
Ya.. Rasa syukur itu terkadang hanya nyangkut di mulut semata, belum sampai hati kita. Maka tak heran kita masih sering merasa gundah gulana kalo tidak memiliki apa-apa.
Padahal tanpa kita sadar, sesungguhnya Allah sudah memenuhi kebutuhan kita. Yang membuat kita merasa kurang adalah karena kita berambisi untuk memenuhi keinginan kita. Hehehe..
Ambisi dan keinginan inilah daftar yang tak pernah berakhir. Karena setiap kita telah mewujudkannya, maka akan ada daftar baru lagi untuk kita penuhi. Ya semacam To Do List dalam Bullet Journal yang tak pernah berakhir. Hahaha..
0 Comments
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏