BOOK REVIEW - EVERYDAY, DAVID LEVITHAN ! Saatnya saya mereview buku fiksi lagi. Sebenarnya buku ini sudah saya baca sejak lama, tapi entah kenapa saya ingin membacanya lagi. Everyday adalah buku extraordinary yang pernah saya baca. Entah kenapa saya suka banget dengan karyanya Levithan. Dalam buku ini juga saya menemukan kalimat atau Quote yang tidak biasa.
BOOK REVIEW | DAVID LEVITHAN - EVERY DAY
wikipedia |
⭐⭐⭐⭐⭐
JUDUL : EVERYDAY
PENULIS : DAVID LEVITHAN
GENRE : YOUNG ADULT
TAHUN PENERBITAN : 2012
ISBN : 9780307931894
JUMLAH HALAMAN : 324
BAHASA : INGGRIS
BAHASA : INGGRIS
BLURB
That what happened to Andrew (that what he called himself), because andrew has so many different names, lives and families.
But amazingly, he only has one love. And the love always goes to rhiannon, every seconds, every minutes, every day.
One day, he got a trap into justin's body, that was the first time for him meeting rhiannon. And that day also the first time he fell in love with rhiannon.
What shall he do to deal with that.. ?
THE REASON I READ
Awal pertama mengenal buku ini adalah rekomendasi seorang teman. Dia mengatakan bahwa Everyday memiliki tema cerita yang tidak biasa. Dan ternyata setelah membacanya, saya jadi tahu alasannya kenapa.
Awalnya saya agak bingung membaca alur ceritanya, tapi lama-lama saya menikmatinya. Mungkin di antara buku-buku yang pernah saya baca, Everyday adalah buku pertama yang saya baca lagi (reread). Saking sukanya, hehhee...
Buku ini pada dasarnya membahas tentang spirit, namun tidak terkesan mistis. Bahkan mungkin malah bisa dibilang ajaib. Terkadang ketika kita membaca cerita yang terkesan di luar nurul, seketika kita menyimpulkan bahwa kisah ini penuh dengan mistis dan makhluk astral. Hahaha...
Buat teman-teman yang ingin memiliki pengalaman berbeda dalam membaca, saya rekomendasikan untuk membaca buku ini. Tapi ingat ada warning alert yang akan saya sampaikan di bagian bawah (biar tulisannya jadi rada panjang 🤭).
Sejujurnya saya baru mengetahui tentang David Levithan. Seorang penulis lulusan Brown University yang sebagian karyanya bergenre Young Adult, Fantasy dan Supernatural fiction. Gara-gara buku ini juga, saya tertarik untuk membaca karya Levithan lainnya.
Buat teman-teman yang ingin memiliki pengalaman berbeda dalam membaca, saya rekomendasikan untuk membaca buku ini. Tapi ingat ada warning alert yang akan saya sampaikan di bagian bawah (biar tulisannya jadi rada panjang 🤭).
Sejujurnya saya baru mengetahui tentang David Levithan. Seorang penulis lulusan Brown University yang sebagian karyanya bergenre Young Adult, Fantasy dan Supernatural fiction. Gara-gara buku ini juga, saya tertarik untuk membaca karya Levithan lainnya.
CHARACTER
A atau Andrew adalah seseorang yang tak memiliki raga dan bisa berada di tubuh yang berbeda setiap harinya. A ini dikatergorikan semacam spirit (nyawa/sukma) atau pun hantu. Yang wadahnya bisa nemplok ke siapa aja. Yang pasti dia tak memiliki jasad sendiri. Ia berkelana dari satu jasad ke jasad lainnya.
Rhianon adalah seorang gadis remaja yang pada akhirnya menjadi cinta sejati si A. Pertemuan A dan Rhianon adalah ketika si A merasuki tubuh kekasih Rhianon, Justin. Dari situlah petualangan cinta Si A dan Rhianon dimulai.
Nathan adalah seorang remaja laki-laki yang dirasuki oleh A, setelah sebelumnya dia memasuki tubuh Justin. Karena Nathan-lah kemudian A mulai gelisah akan keadaan dirinya. Dia gelisah jika kebenaran dirinya terbongkar. Si Nathan ini bisa jadi sosok anak Indigo yang berusaha membongkar kemisteriusan Andrew a.k.a A. Bagaimana cara Nathan membongkar kedok si A ? dan bagaimana pula Rhianon mengekspresikan cintanya pada Andrew ? Padahal kita tahu, Andrew tidak bisa tinggal di satu tubuh yang sama dalam waktu yang lama. Di sinilah uniknya petualangan kisah mereka ! dan Levithan, mengisahkan cerita mereka dengan bahasa khas anak muda Amerika yang gaul dan mudah dimengerti.
Menurut saya buku Everyday ini sangat bagus. Bahkan saya berani memberikan bintang 5 untuknya. Levithan pandai merangkai kata-kata yang menghidupkan imajinasi pembacanya.
Jika beberapa sumber review buku yang saya baca mengatakan A adalah spirit atau sukma, bagi saya karakter A sangat berbeda.
Jika beberapa sumber review buku yang saya baca mengatakan A adalah spirit atau sukma, bagi saya karakter A sangat berbeda.
A adalah gambaran perasaan atau karakter manusia, Ego. Seperti halnya rasa cinta, benci, kasih sayang dst. Yang bisa berpindah-pindah dari satu orang ke orang lain dan berinteraksi dengan orang yang berbeda.
Ibaratnya nie, A ini sering menginvasi hidup orang. Dia bisa berwujud rasa cinta, kecewa ataupun rasa amarah. Maka tak heran dia bisa berada ditubuh manusia yang berbeda-beda setiap harinya.
Jika A diimplementasikan dalam kehidupan kita, dia akan berubah menjadi rasa yang berbeda. Misalnya saja walaupun hanya sehari, kadang kita bisa merasakan sesuatu yang tak pernah kita miliki selama hidup kita kan ?
Misalnya ujug-ujug Cemburu, Jatuh Cinta atau Benci Setengah mati. Nah perasaan-perasaan inilah yang menurut saya adalah gambaran atau penampakan dari si A.
Terlepas dari cerita unik dan original yang dibuat oleh Levithan, gaya bahasa yang digunakannya pun cukup ringan dan mudah dipahami. Terlebih bagi pembaca yang Bahasa Inggrisnya kurang Pro seperti saya. Dengan membaca buku ini saya juga sekaligus belajar tata bahasanya.
Ibaratnya nie, A ini sering menginvasi hidup orang. Dia bisa berwujud rasa cinta, kecewa ataupun rasa amarah. Maka tak heran dia bisa berada ditubuh manusia yang berbeda-beda setiap harinya.
Jika A diimplementasikan dalam kehidupan kita, dia akan berubah menjadi rasa yang berbeda. Misalnya saja walaupun hanya sehari, kadang kita bisa merasakan sesuatu yang tak pernah kita miliki selama hidup kita kan ?
Misalnya ujug-ujug Cemburu, Jatuh Cinta atau Benci Setengah mati. Nah perasaan-perasaan inilah yang menurut saya adalah gambaran atau penampakan dari si A.
Terlepas dari cerita unik dan original yang dibuat oleh Levithan, gaya bahasa yang digunakannya pun cukup ringan dan mudah dipahami. Terlebih bagi pembaca yang Bahasa Inggrisnya kurang Pro seperti saya. Dengan membaca buku ini saya juga sekaligus belajar tata bahasanya.
WHAT I LEARN
Membaca buku fiksi itu menghidupkan imajinasi. Bisa melatih kreativitas terutama bagi saya yang ingin belajar menginterpretasi imajinasi dalam illustrasi.
Dari Everyday saya belajar betapa menjadi seorang pengarang itu tak mudah dan luar biasa. Paling tidak, dia harus mampu membawa pembaca ke dunia imajinasi yang tak pernah dialaminya di dunia. Salah satu tugas seorang penulis fiksi adalah memberikan pengalaman yang tak biasa bagi para pembaca. Dengan memanfaatkan kecerdasan linguistiknya, seorang penulis harus bisa membuat pembaca mampu memberikan respons-nya, akan lebih hebat lagi jika respons yang timbul sangat beragam.
Itulah kehebatan buku dan pengarangnya. Setiap orang memiliki " dunia " yang berbeda dari buku yang sama. Karena otak kita mengintrepetasikan cerita tersebut dengan cara yang berbeda pula. Dan itu pula yang membuat saya enggan jadi penulis fiksi, hahaha.. Selain kurang imajinatif juga kurang mampu menyampaikan kisahnya dengan unik dan menarik.
Dari Everyday saya belajar betapa menjadi seorang pengarang itu tak mudah dan luar biasa. Paling tidak, dia harus mampu membawa pembaca ke dunia imajinasi yang tak pernah dialaminya di dunia. Salah satu tugas seorang penulis fiksi adalah memberikan pengalaman yang tak biasa bagi para pembaca. Dengan memanfaatkan kecerdasan linguistiknya, seorang penulis harus bisa membuat pembaca mampu memberikan respons-nya, akan lebih hebat lagi jika respons yang timbul sangat beragam.
Itulah kehebatan buku dan pengarangnya. Setiap orang memiliki " dunia " yang berbeda dari buku yang sama. Karena otak kita mengintrepetasikan cerita tersebut dengan cara yang berbeda pula. Dan itu pula yang membuat saya enggan jadi penulis fiksi, hahaha.. Selain kurang imajinatif juga kurang mampu menyampaikan kisahnya dengan unik dan menarik.
FAV. QUOTE
Ingin kabur dari kenyataan hidup, dan pergi sejenak ke dunia lain ? Tak perlu jadi bintang tamu di acara Kak Roy Kiyoshi. Cukup dengan membaca buku fiksi saja 🤭🤭🤭.
Setuju banget sama pendapat Levithan. Bahwa dengan membaca kita bisa menciptakan kehidupan baru dari cerita di dalam kepala. Kehidupan yang jauh dari kenyataan di dunia nyata. Gak heran kalo ada pepatah "membaca adalah jendela dunia". Dengan membaca kita bisa membayangkan apa yang terjadi di pelosok dunia lainnya tanpa harus berada di sana.
Seperti yang saat ini sedang terjadi, Dunia Everyday karya Levithan yang saya tangkap dengan yang menjadi persepsi tentu boleh berbeda, karena kita memiliki imajinasi yang luar biasa. Imajinasi juga menjadi salah satu karunia dalam bentuk dimensi alam pikiran di mana kita bisa hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan. Menyelaraskan dimensi pikiran dan kenyataan juga akan membuat hidup lebih sempurna, karena bagaimana pun apa yang terjadi di dunia nyata, berawal dari dimensi alam pikiran terlebih dahulu.
RECOMMENDATION
Warning Alert !
Kisah cinta zaman sekarang, terlebih yang ditulis oleh pengarang di dunia barat memang rentan dengan isu-isu LGBT. Jika kita tidak pandai memahami dan menyisihkan mana yang benar dan yang salah, kita akan cenderung mengikuti arus propaganda. Tetapi ketika kita memiliki keimanan yang teguh, maka kita tetap bisa memisahkan masalah ini dari kehidupan kita secara pribadi.
Bagi saya pribadi, saya merasa banyak orang yang menyalah artikan "mencintai" dengan "cinta berdasarkan nafsu birahi". Konsep mencintai pada dasarnya sangat luas, karena ciri-ciri cinta itu harus mengandung respek, tanggung jawab, perhatian dan pengetahuan. Jika salah satu elemen ini tidak terpenuhi maka sesungguhnya yang kita anggap cinta sebenarnya hanya nafsu belaka.
Propaganda LGBT banyak menyebarkan paham "Love wins" dalam arti nafsu birahi sehingga ranahnya masuk kategori orientasi seksual, bukan sebagai konsep humanity yang sifatnya welas asih (tidak selalu berhubungan dengan fisik) sehingga tindakan dan perilakunya berdasarkan rasa tanggung jawab, respek, perhatian dan penuh dengan keilmuan.
Bagi teman-teman yang merasa keberatan dengan isu ini, sebaiknya jangan dibaca. Daripada kalian kesal setelahnya, dan merasa sia-sia. Tapi jika kalian tidak ada mempermasalahkan isu ini, ya monggo dilanjut saja. 🤭 Terlepas dari isu LGBT, kita bisa mengangkat kisah ini dari sudut pandang yang lainnya.
Bagi teman-teman yang merasa keberatan dengan isu ini, sebaiknya jangan dibaca. Daripada kalian kesal setelahnya, dan merasa sia-sia. Tapi jika kalian tidak ada mempermasalahkan isu ini, ya monggo dilanjut saja. 🤭 Terlepas dari isu LGBT, kita bisa mengangkat kisah ini dari sudut pandang yang lainnya.
Ingin membaca review buku lainnya ? Boleh banget ! Silahkan menjelajah halaman Book Review.