3 Kota berikut ini memberikan pelajaran hidup buat saya. Tentang bagaimana membangun mimpi, tentang bagaimana cara berinteraksi dan tentang bagaimana cara menikmati senja. (Kyaaaa). Hahaa.. Saya bukan termasuk orang yang suka pindah-pindah. Tapi dari semasa saya kecil dulu, Bali atau Jakarta adalah kota pilihan yang ingin saya tinggali. Dan Alhamdulilah sekarang terpenuhi. Hehe.
Kalo teman-teman sudah membaca tentang Jangan Berhenti Kuliah ! , Kalian pasti tahu di kota mana saya dilahirkan. Dan bagaimana dulu saya menghabiskan waktu di kota itu. Nah mumpung banget bikin curhatan tentang kota yang pernah saya tinggali, sekalian saya ingin bernostalgia. Hihi..
GENTENG, BANYUWANGI
Genteng adalah salah satu kota kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Banyuwangi. Hampir separuh hidup saya, saya habiskan di kota ini. Hihi.. SD, SMP, hingga SMA. Banyak yang sudah berubah dari kota ini. Karena pembangunannya tergolong cepat dan masive. Toko yang dulunya berbentuk Departement store kecil, kini sudah menjelma menjadi Mall. Hahha.. SUN EAST MALL , eits.. jangan dibandingkan dengan Mall Jakarta, jelas beda banget.
Credit: Merdeka.com |
Ada kisah lucu, tentang Sun East Mall. Hari Raya tahun lalu, saya mudik ke Banyuwangi bersama keluarga. Kebiasaan saya di Jakarta itu, saya mengunjungi Mall setelah Magrib (atau seusai pulang kerja) hingga jam 10. Karena mall di Jakarta kan rata-rata tutup jam 10an. Saat itu kami berangkat dari rumah sekitar jam 7.30 malam, ke Sun East Mall. Jarak rumah ke Mall mungkin hanya 1 km. Gak jauh kok, apalagi saat itu kami menempuhnya dengan mobil (untung gak jalan kaki).
Sesampainya di sana, seperti layaknya di supermarket, kami mengambil keranjang dan mulai memilih barang yang akan di beli. Rasanya belum begitu lama, mungkin sekitar 10 menitan, terdengar pengumuman dari speaker bahwa bagi yang sedang berbelanja, untuk segera mengakhir dan melakukan transaksi, karena Mall akan segera ditutup. Laaah... ? Hahhaa... Saya terusir sodara-sodara.. haha.. pelajaran yang saya petik, jangan menganggap semua kota memiliki cara hidup yang sama meski fasilitas hampir sama. Hahaa..
Jalan Kalikempit, Perkebunan Banyuwangi |
Jadi buat kalian yang ingin mengunjungi Mall di Banyuwangi, jam tutupnya beda sama Mall di Jakarta ya.. ? Hihi.. kalo gak mendingan siang deh datangnya, daripada di halo-haloin lewat pengeras suara disurut cepetan. Hihihi..
Ada lagi kisah yang mengingatkan saya tentang Banyuwangi. Dulu jaman masih sekolah, hampir rata-rata remaja suka banget tantangan nyolong coklat (kakao) di perkebunan. Kalo sekarang itu sampe kita punya Jokes " jangan ngaku anak Banyuwangi kalo gak pernah nyolong coklat ! ", Hahaha... Pengalaman ini jangan dicontoh ya Gaes. Ini jelas bukan impian juga.. masa iya saya mimpi jadi maling coklat. Hahaha..
Apa sich yang membuat kita itu demen banget nyolong coklat, padahal loh buah coklat gak seenak coklat yang sudah jadi. Hihi.. Kalo dipikir-pikir, barangkali karena keseruan dikejar-kejar mandor kalo ketahuan. Hahaa... Biasanya kami akan lari sekencang-kencangnya dan melempar buah coklat ke area persawahan. Nyahahhaa.. uji nyali lari di pematang sawah yang seuprit itu.. hahhaa.. ! Hayooo yang anak Banyuwangi ngacuuuung !
Dari lahir hingga sebesar ini , hihi.. Baru pertama kali saya menikmati pantai Muncar yang terkenal itu. Jaman dulu pingin banget ngeliat Petik Laut, tradisi yang sering dilakukan di kota Banyuwangi. Sayangnya sampai saat ini belum terpenuhi menyaksikan petik laut. Tapi Alhamdulilah sudah menikmati indahnya senja di kota Muncar. Hihihi..
BANDUNG
Selepas SMA saya pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi. Kisahnya juga sudah pernah saya bahas. Memori yang melekat di benak saya tentang Bandung , selain sebagai mahasiswi gagal, adalah tentang kulinernya. Hahhaa..
Unikom Bandung |
Untuk pertama kalinya sepanjang hidup (dulu), saya mengenal makanan yang bernama Batagor. Sebenernya di Banyuwangi ada makanan serupa yang namanya Tahu Bakso atau Tahu Penthol (bacanya jangan diserempetin ke yang lain). Batagor kalo gak salah singkatannya Bakso Tahu Goreng (mohon dikoreksi kalo saya salah ). Nah jaman saya kuliah dulu, deket kampus Unikom, tepatnya di Simpang Dago, ada yang jualan Batagor dan Bakso yang uenaak.. letaknya depan Kantor Pos Simpang Dago kalo gak salah. Sampingnya Toko Cuci Cetak Foto.
Kredit : Merdeka.com |
Kalo dari jalan Dipati Ukur ke Simpang Dago beloknya ke Kanan. Hihihi.. Dulu kalo pas pulang ke Banyuwangi sering saya jadiin oleh-oleh Batagornya. Ueeenaak puol ! . Makanan murah meriah anak kuliahan. Hahha..
Kenangan saya yang lainnya saat berada di Bandung adalah aktivitas ngukur jalan pas malam minggu. Hahha.. Kita mah gak sanggup nongkrong cantik di cafe kayak yang lainnya, jadi pas malam minggu pergi ke BIP naik angkot, pulang ke kostan jalan kaki. Kostan saya waktu itu di Belakang kampus Unikom. Hahaha.. lumayan olah raga, sambil menikmati pertunjukan live musik gratis di sepanjang jalan. Jaman dulu kalo gak salah yang sering ngadain acara tuh, radio-radio ternama Bandung gitu. Nah sepanjang jalan kadang ada orang-orang pasang tenda jualan jagung bakar atau cewek-cewek cantik jualan bunga Mawar. Hihihi..
Kenangan lainnya di Bandung itu, pas Puasa saya pernah diajak jalan-jalan sama anak-anak kostan cowok lewat belakang rumah sakit Baromeus Bandung, nah dilewatinya tuh di deket area kamar mayat gitu. Biasanya menjelang sahur, sambil bawa petasan trus kita lari ngaciiir... (Dooooh jangan dicontoh ya Gaes... !). Herannya kok dulu saya mau ya.. ? Hahhaa.. dodol banget dah !.
Hmmm... Apalagi ya, owh iya.. kenangan yang tak terlupakan itu pas dikunjungi sama gebetan ke kostan hahhahaa... Ampe bolos kuliah loooh.. kyaaaa... ! Cinta terpendam saat SMA (tsaaah). Kok ya pas 1 kota pas kuliah gitu, azeeek... ! Semoga #kamu entah dimanapun baik-baik saja. 🤣🤣🤣🤣🤣
JAKARTA
Jakarta sejauh ini menjadi kota terakhir yang saya tinggali. Hihi.. Di Jakarta saya banyak belajar tentang hidup. Tentang menyebrang jalan, tentang berinteraksi, tentang berjuang mendapatkan uang untuk membeli nasi. Hihihi.. Sejauh ini masih terfavorit karena nyatanya saya masih betah.
Ampera Raya, credit : ewafebri |
Di Jakarta ini saya belajar tentang bagaimana meraih mimpi, bagaimana menciptakan peluang, bagaimana memanfaatkan kesempatan, dll. Meski Jakarta terkenal karena kemacetannya, jika saya disuruh memilih mau tinggal di mana ? , Jawabannya tetap Jakarta.
Credit : ewafebri |
Di Jakarta itu kota tak pernah mati, bagi saya yang jauh dari keluarga, membuat saya tak merasa sepi. Kemanapun saya pergi rasanya ada kehidupan. Memang sebagian wilayah rawan atau kurang bersahabat. Tapi tetap pilihannya jatuh ke Jakarta. Karena Jakarta kota yang penuh dengan dinamika. Hahaha..
Itulah kota-kota yang pernah saya tinggali, kota yang memberi saya kenangan, kota yang membentuk pribadi saya seperti sekarang dan kota yang selalu menawarkan banyak impian. Tsaaah...
Postingan ini saya buat sebagai tema pengganti challenge ke 26. Karena saya gak punya banyak pengalaman soal Make up. Hihihi.. tinggal 4 postingan lagi Gaes ! 30 Days Blog Challenge Kelaar.. ! Wuhuuuu... Should we count down ?
10 Comments
Semoga 30 Days Blog Chalengge kelar mbakk..
ReplyDeleteOiya mbak, di Jakarta kuliner yang populer apa ya??
Waduuh.. saya juga kurang paham. Saya jarang kulineran nie.. maapkan.. 🤭
Deleteow..ow..ow..
ReplyDeletejakarta... kota yang dulu nggak pengen kutinggali. nggak pengen kerja di sini. apa daya rezeki membawaku ke sini. antara betah & nggak betah sih, tapi ya harus dijalani. hihihi
Kadang kita terjebak pada hal yang gak kita pinginin.. hihi.. 🤭🤭🤭
DeleteNgakak mbak, nyalain petasan deket kamar mayat :DDD semangat juga mbak tinggal 4 hari lagi, aw aw aw
ReplyDeleteSemangaaat... Kelar ini lega kayaknya.. hahah..
DeleteJadi kangen kan sama Jakarta dan Bandung, apalagi kulinernya..ketoprak dan mie ayam pinggir jalan, trus kalo bandung kangen ma kupat tahu dan batagornya, rindu sangat :D
ReplyDeleteSaya juga kangen batagor mbak.. hahha.. kalo mie ayam sejauh ini masih tetap favorite sayaaa..
DeleteBuah cokelat itu bijinya sejempol dan daging buahnya tipiiiis banget :p tapi ketagihan makannya hahaha. Pengalaman dikejar mandor dan 'diusir' dari mall itu tak akan terlupakan.
ReplyDeleteYang seru waktu membaca yang di Bandung: ngukur jalan. Ini istilahnya samaan kayak di sini :D ngukur jalan ... jalan aja ke sana kemari baik jalan kaki, naik sepeda motor atau angkot. Btw itu main petasan di dekat kamar mayat supaya apaaaaa *LOL* awas mayatnya bangkit :p
Saya juga gak ngerti kenapa dulu mau aja diajakin bocah main petasan. Huhuhu !
DeleteHi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏