بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Catatan 31 Agustus 2025.
Alhamdulilllah, akhirnya bulan Agustus ini bisa menyelesaikan 1 eBook catatan digital Tadabbur. Kalau saya pikir-pikir, catatan kali ini memang tidak sebanyak jumlah ayat sebelumnya, namun saya tetap bersyukur karena diberikan kesempatan Allah SWT untuk merefleksi diri dan memperbaiki diri dari hari ke hari.
TADABBUR QURAN EBOOK AGUSTUS 2025
Penulis: ewafebri Feat. AI [Cover]
Tahun Terbit: Juli, 2025
Jumlah Halaman: 169 Halaman
Genre: Filosofi, Non-Fiksi
Bahasa: Indonesia
Format: .pdf [Catatan Digital]
-----------------------------
-----------------------------
Bulan Agustus 2025 menjadi bulan yang penuh dengan pelajaran berharga dalam perjalanan tadabbur saya. Setiap ayat yang saya renungi seakan menjadi cermin yang memantulkan kembali kelemahan diri, sekaligus membuka jalan menuju perbaikan. Dari persoalan produktivitas hingga perenungan tentang rezeki, dari pelajaran tentang hasad dan dengki hingga nasihat-nasihat kehidupan, semua itu membentuk rangkaian refleksi yang begitu dalam.
Namun, di antara semua hal tersebut, ada satu tema yang paling membekas dalam hati saya: Malaikat Jibril AS. Semakin saya belajar tentangnya, semakin kuat pula iman saya terhadap keberadaan malaikat dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran ini menghadirkan ketenangan batin sekaligus kerinduan yang mendalam kepada para Rasul yang Allah SWT utus untuk umat manusia.
Refleksi Diri: Produktivitas, Rezeki, dan Karakter yang Perlu Dibenahi
Dalam perjalanan tadabbur kali ini, saya banyak merenungkan tentang produktivitas. Bukan sekadar produktivitas dalam arti bekerja dan berkarya, tetapi juga bagaimana mengelola waktu, energi, dan niat dengan benar. Saya belajar bahwa produktivitas sejati adalah ketika aktivitas yang dilakukan mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan hanya sekadar menghasilkan sesuatu di dunia.
Saya juga semakin memahami bahwa rezeki bukan semata tentang angka atau materi yang terlihat. Rezeki sejati adalah segala hal yang mendukung kehidupan, baik itu kesehatan, ketenangan hati, maupun kesempatan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Kadang kala, rezeki datang dengan cara yang tidak terduga, dan hal itu mengingatkan saya bahwa Allah SWT Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Di sisi lain, saya melihat bagaimana sifat hasad dan dengki bisa menjadi penghalang besar bagi jiwa. Tadabbur ayat-ayat tentang sifat ini membuat saya sadar betapa buruknya dampak iri hati, bukan hanya pada hubungan dengan orang lain, tetapi juga pada kesehatan hati sendiri. Dari sinilah saya belajar bahwa memperbaiki diri bukan hanya soal memperbanyak amal, tetapi juga membersihkan hati dari penyakit yang merusak.
Mengimani Malaikat Jibril dan Merindukan Para Rasul Allah
Belajar tentang Malaikat Jibril AS membuka cakrawala iman saya. Selama ini, keberadaan malaikat sering saya pahami sebatas keyakinan yang abstrak, tetapi melalui tadabbur, saya semakin yakin bahwa malaikat benar-benar hadir dalam kehidupan sehari-hari. Meski mata tidak dapat melihatnya, kehadiran mereka adalah bagian dari rahmat Allah SWT yang selalu melindungi dan membimbing hamba-Nya.
Semakin dalam saya mengenal peran Malaikat Jibril AS, semakin saya merasakan betapa agungnya tugas beliau sebagai penyampai wahyu. Tanpa Jibril, manusia tidak akan mengenal firman Allah SWT yang menjadi cahaya kehidupan. Kesadaran ini membuat saya semakin menghargai setiap ayat Al-Qur’an yang saya baca, karena di baliknya ada proses penyampaian yang begitu sakral.
Refleksi ini juga menumbuhkan rasa rindu pada para Rasul yang Allah utus ke dunia. Mereka adalah manusia pilihan yang membawa pesan ilahi untuk membimbing umat dari kegelapan menuju cahaya. Dengan mengingat perjuangan para Rasul, saya merasa semakin kuat untuk berusaha meneladani kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan mereka dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian.
Refleksi Diri
Tadabbur bulan Agustus 2025 telah membawa saya pada perjalanan batin yang kaya akan makna. Dari refleksi tentang produktivitas hingga rezeki, dari peringatan tentang hasad hingga nasihat kehidupan, semua itu menjadi bekal untuk memperbaiki diri. Saya menyadari bahwa menjadi hamba Allah SWT berarti terus berjuang mengendalikan hawa nafsu dan membersihkan hati dari sifat-sifat buruk.
Namun, yang paling dalam membekas adalah pelajaran tentang Malaikat Jibril AS. Ia menjadi pengingat bahwa dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia, tetapi juga oleh malaikat yang senantiasa hadir sesuai tugasnya. Keyakinan ini membuat saya semakin yakin bahwa janji Allah SWT pasti benar, dan bahwa hidup ini hanyalah perjalanan menuju pertemuan kembali dengan-Nya serta dengan para Rasul yang telah menunaikan amanah besar mereka.
0 Komentar
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏