TADABBUR QURAN: AL ISRA 22

TADABBUR QURAN: AL ISRA 22

Hai pencari cahaya!
✨🌝

Assalamualaikum...

Jumpa Lumira lagi! Menyambung catatan kemarin, mari kita tadabbur Al Isra Ayat 22 tentang sebuah kehinaan yang terjadi akibat kita menyekutukan Allah SWT dengan selain-Nya. 

Jadi, gara-garanya Lumira sedang scroll di IG Reel, trus muncullah video kajian yang pendek dari Ustadz Adi Hidayat yang membahas tentang kehinaan. Beliau mengatakan bahwa siapa pun yang memilih untuk dilihat manusia dan mementingkan pandangan manusia, serta ia memilih hal-hal yang memuaskan hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia sedang merencanakan kehinaan untuk dirinya sendiri.

TADABBUR QURAN: AL ISRA 22

TADABBUR QURAN: AL ISRA 22 Part 1

Wahai, kalian yang sedang belajar menggali ilmu seperti saya, pernah gak kamu mendapatkan pengalaman dihina di hadapan banyak orang? Bagaimana cara kalian untuk menghadapinya? 
Lumira pernah seperti itu. Dihina dan dicela "bodoh" oleh seseorang yang tadinya Lumira anggap role model dan idola. Apalagi beliau orang yang lebih tua dan terlihat sangat berkelas. Kala itu, Lumira hanya diam saja. Tidak menjawab apa-apa karena khawatir akan terjadi fitnah lebih besar.

Dalam diam Lumira itu, tentu rasanya sedih sekali. Tetapi Lumira berusaha tidak dendam. tetapi juga tetap mengingat kejadian itu, agar Lumira tidak melakukannya kepada orang lain. Padahal, kalau dipikir-pikir kejadian hari itu bukanlah sesuatu yang memicu tindakan "bodoh", tetapi entah kenapa beliau memilih memaki dengan bahasa seperti itu. 

Pasca kejadian itu, tak berama lama orang yang mencela Lumira bercerita, bahwa ia habis dicela oleh orang lain tanpa alasan yang jelas. Tiba-tiba dia dihina dengan kata-kata "bodoh" di depan banyak orang dan ia merasa sakit hati mendengarnya. Andai dia tahu dan sadar bahwa apa yang dilakukannya dulu itu juga membuat orang lain bersedih, tentu dia tidak akan melakukannya. 

Masih menurut Ustadz Adi Hidayat bahwa, "Seseorang yang suka menghina orang lain, dan orang yang dihina tidak membalas ucapannya serta memilih diam dan pergi, maka Tuhan akan mengirimkan orang lain yang memiliki perangai lebih buruk untuk mencelanya." Dan itulah bentuk kehinaan yang tanpa sadar kita bangun. 

Muhasabah 

TADABBUR QURAN: AL ISRA 22 Part 2

Setelah mendengar dan menyaksikan kejadian seperti itu, Lumira jadi lebih berhati-hati lagi dalam berbicara. Terkadang Tuhan memberikan pengalaman yang sama kepada kita seperti yang pernah kita timpakan kepada orang lain. Oleh sebab itu, menjaga lisan dan perbuatan itu sangat penting agar kita tidak mengalami kehinaan dan keburukan yang sama seperti yang kita timpakan kepada orang lain. In Shaa Allah. 

Sekarang Lumira sering bermuhasabah, terutama saat tertimpa kejadian yang buruk, "apakah Lumira pernah melakukan hal yang sama ke orang lain di masa lalu atau tidak? Bila tidak, ini artinya Tuhan sedang mengajarkan Lumira tentang kebijaksanaan dalam menghadapi hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Bila iya, itu artinya Lumira memiliki PR untuk memperbaiki diri lebih baik lagi.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُوْمًا مَّخْذُوْلًا ࣖ 

"Janganlah engkau menjadikan tuhan yang lain bersama Allah (sebab) nanti engkau menjadi tercela lagi terhina."

Al-Isrā' [17]:22

Membaca ayat di atas, Lumira ingat sesuatu. Mungkin rasa kagum Lumira terhadap beliau yang dulu dijadikan role model itu bisa menjadi pelajaran berharga agar kita tidak mengidolakan manusia terlalu berlebihan. Karena tanpa sadar, rasa kagum kita terhadapnya melebihi rasa kagum yang kita berikan pada Allah. Bahkan ia bisa melalaikan kita dari Allah SWT.

Kalian pernah nggak begitu juga? Bahwa di suatu waktu, Tuhan tiba-tiba memperlihatkan perangai buruk orang yang kalian kagumi? Mungkin itu menjadi alarm untuk mengingatkan kita bahwa tanpa sadar telah mengidolakan manusia yang berpotensi menjadi "Tuhan yang lain" dalam kehidupan kita.

Jangan Ada Tuhan Yang Lain 

TADABBUR QURAN: AL ISRA 22 Part 3

Saat kita mengidolakan seseorang, terkadang kita menjadi impulsif kan? Apa pun tentang dia akan kita turuti, padahal bisa saja hal yang diminta adalah "sesuatu yang tidak diridhai Allah SWT". Itulah mengapa kadang kita akan diberikan pengalaman yang tidak baik dengan orang yang kita idolakan. Entah itu dikecewakan, dikhianati, difitnah dan lainnya, karena Allah tidak ingin kita menjadi "budak (orang yang dikuasai)" mereka. 

Terkadang saat kita mengagumi dan mengidolakan seseorang, kita jadi sulit membedakan mana yang baik dan benar. Kita cenderung mengikutinya tanpa banyak pertanyaan. Bahkan, saat Tuhan menghadirkan keburukannya di hadapan kita, kita tidak lagi bisa berlaku adil. Kita tetap membelanya mati-matian dan mengabaikan kebenaran itu. Saat itulah tanpa sadar kita menjadi "hamba" mereka.

Padahal sejatinya kita hanya diciptakan sebagai "hamba" Allah saja, sehingga kita hanya boleh menuruti apa yang Allah Perintahkan dan Menjauhi Larangannya. 

Dari kajian Gus Baha saya belajar bahwa bila kita menempatkan diri menjadi orang yang selalu butuh orang lain dan mencari manusia untuk meminta pertolo, maka sebenarnya kita berada dalam kendali mereka dan bisa saja dimanfaatkan seenaknya oleh mereka. Maka untuk bisa membebaskan diri dari orang-orang yang manipulatif, mintalah selalu pada Allah SWT saja, agar Dia yang bisa membantumu dari segala arah yang tak terduga. Dan cukuplah Allah yang akan menggerakkan hati hambaNya yang ikhlas membantu. 

Menghisab Diri & Memperbaiki Diri

Semenjak memahami konsep ini, Lumira sekarang lebih suka menghisab diri dan memperbaiki diri apabila ada keburukan yang menimpa. Selalu mengutamakan meminta kepada Allah SWT terlebih dahulu bila ada kesulitan, sehingga Allah akan mendatangkan orang-orang yang berbaik hati membantu kita tanpa kita harus memelas dan memohon di hadapan mereka.

Dalam menghadapi orang jahat, sesekali kita memang perlu memberikan reaksi agar tidak terjadi kejadian serupa. Namun, ada beberapa orang yang rasanya tuh bebal banget. Meski kita sudah berulangkali memberikan sinyal tidak suka, tetapi dia tetap melakukannya. 

Menghadapi yang seperti ini, biasanya Lumira akan menjaga jarak atau membuat batas yang jelas, serta belajar untuk mengurangi "attachment emosi" terhadapnya. Sehingga apa pun yang ia lakukan sudah tidak lagi memberikan pengaruh emosi pada hati Lumira. Biarkanlah mereka berkecamuk dengan emosi mereka sendiri, sementara Lumira tidak akan memberikan emosi apa pun terhadapnya. 

Tidak mudah memang menjadi hamba yang berserah itu. Terkadang kita sering tidak sabar dengan bantuan Allah SWT yang menurutku kita terasa lama datangnya, sehingga kita mencari jalan-jalan instan yang tidak diridhaiNya. Semoga kita bisa terus belajar menjadi hamba yang bertawakal dan berserah, sehingga solusi yang kita dapatkan tidak menimbulkan bencana baru di kemudian hari. Amin Allahuma amin. 

Kalau kamu, apa kisah yang bisa mengubah pandanganmu akan sesuatu? Dan bagaimana kamu menghadapinya? Coba catat di jurnalmu? Biar bisa menjadi catatan muhasabah kita. 🤭

~ Lumira undur diri dulu, ya? Wasalamualaikum... ~

Posting Komentar

0 Komentar