MONOLOG SERIES: MUSIM PENGHUJAN

MONOLOG SERIES: MUSIM PENGHUJAN

[ewafebri.com] | MONOLOG SERIES: MUSIM PENGHUJAN.

Menjadi bagian dari kehidupan adalah hal yang saya syukuri saat ini. Dulu hidup itu hanya berasa bernafas, makan dan buang hajat saja. Namun kali ini, semakin tua, semakin bersyukur mengalami pasang surut kehidupan. 

MONOLOG SERIES: MUSIM PENGHUJAN

Seperti halnya musim penghujan yang datang, kemudian pergi, dan datang lagi, selanjutnya pergi lagi. Ada beberapa kisah yang memiliki alur yang sama. Tadinya saya melewatinya tanpa berusaha mensyukurinya, namun kini pemikiran itu mulai berubah. 

Kamu adalah musim penghujanku


Aku adalah orang yang sangat menikmati hujan. Di saat banyak orang mencela kedatangannya dan mengingankannya untuk cepat berlalu, aku adalah orang yang selalu menunggunya datang kembali.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." ~ (QS. Al-A'raf 7: Ayat 57)

Dalam gemuruh hujan aku menikmati merdu butirannya saat menyentuh bumi. Saat kegelapan mulai datang, aku selalu menyambut rasa tenang yang dia pendarkan bersama angin malam. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)." ~ (QS. Al-Anfal 8: Ayat 11)

Bersama hujan, aku melarutkan masalahku yang berkumpul di kepala. Aku sering menari di taman tengah rumah sambil berdzikir MemujiNya. 

"Alhamdulillah, Ya Rabb. Engkau kirimkan RahmatMu padaku." Ucapku dalam derai kebahagiaan. "

Kamu Adalah Musim Penghujanku

Musim penghujan


Dan kamu adalah musim penghujanku.

Musim yang selalu aku tunggu dan kurindu. 
Ah, entah kenapa aku baru menyadari itu 😭.

Dulu aku sering mengabaikan kehadiranmu. Aku terlalu larut dengan sunyiku dan menggali luka-luka baru. Aku lupa bahwa kamu dikirimkan sebagai anugerahku. 

Untuk menebus kesalahan itu, aku akan menyibukkan diriku dalam sujud dan memohonkan pada Tuhan, agar Dia selalu membimbingmu. Membawamu pada ketenangan dan kedamaian yang hakiki. 

Sudah saatnya aku tidak lagi sibuk dengan diriku sendiri, tapi membantumu mewujudkan ketenangan itu, dalam doa! Agar kelak kita kembali menjadi jiwa yang tenang. 

Atau jangan-jangan, kamulah sebenarnya yang dikirim untuk membantuku mewujudkan itu? 😭

Banyuwangi3 Januari 2025.

Post a Comment

0 Comments