APA ITU MANIFESTATION JOURNALING ?

APA ITU MANIFESTATION JOURNALING ?

[ewafebri.com] | Apa Itu Manifestation Journaling?

Manifestation journaling adalah praktik menulis tujuan, impian, dan keinginan dengan harapan bahwa melalui tulisan dan keyakinan yang kuat, apa yang kita inginkan akan terwujud. Ini didasarkan pada konsep Law of Attraction, yang menyatakan bahwa energi positif yang kita kirimkan ke alam semesta akan kembali kepada kita dalam bentuk pencapaian tujuan tersebut. Praktik ini semakin populer, terutama di kalangan generasi muda yang tertarik dengan pengembangan diri dan spiritualitas modern.

Apa Itu Manifestation Journaling?

Manifestation journaling berakar dari konsep Law of Attraction, yang pertama kali dipopulerkan oleh penulis New Thought Movement seperti Prentice Mulford di akhir abad ke-19. Namun, konsep ini benar-benar melejit setelah buku The Secret karya Rhonda Byrne terbit pada 2006. 

Ia memperkenalkan ide bahwa dengan memvisualisasikan dan menulis impian kita secara rutin, kita bisa "menarik" hal-hal tersebut ke dalam hidup. Prosesnya dianggap sebagai cara untuk menyelaraskan pikiran positif dengan realitas yang diinginkan.

Cara Kerja Manifestation Journaling

Proses manifestation journaling dimulai dengan menuliskan apa yang kita inginkan secara detail. Beberapa orang bahkan menambahkan afirmasi positif untuk memperkuat keinginan mereka. Keyakinannya adalah, dengan menulis dan memvisualisasikan keinginan tersebut secara berulang, kita memperkuat energi positif yang akan menarik hasil yang diinginkan. 

Misalnya, seseorang bisa menulis: “Saya akan mendapatkan pekerjaan impian yang sesuai dengan passion saya, dan itu akan membawa kebahagiaan serta keseimbangan hidup.

Pro dan Kontra Manifestation Journaling

Tren manifestation journaling tidak lepas dari pro dan kontra. Beberapa orang merasa bahwa ini adalah cara efektif untuk fokus pada tujuan dan tetap positif, sementara yang lain melihatnya sebagai pendekatan yang terlalu sederhana dan mengabaikan faktor-faktor nyata dalam hidup.

Pro

Meningkatkan Fokus dan Afirmasi Positif: Menulis impian secara berulang dapat membantu seseorang memfokuskan energinya pada tujuan yang jelas. Ini dapat memperkuat afirmasi positif, meningkatkan motivasi, dan memupuk kebiasaan berpikir optimis.

Membangun Keyakinan Diri: Dengan menulis dan membayangkan kesuksesan, seseorang mungkin merasa lebih yakin dalam mengambil langkah-langkah nyata untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Ada efek psikologis di mana menulis memperkuat kepercayaan diri bahwa tujuan bisa tercapai.

Kontra

Overestimasi Kekuatan Pikiran: Manifestation sering kali dianggap terlalu mengandalkan kekuatan visualisasi, dan kurang memperhatikan kerja keras yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Ini bisa membuat seseorang merasa frustasi ketika hasil yang diinginkan tidak segera terwujud, terutama jika mereka tidak melakukan tindakan nyata untuk mencapainya.

Mengabaikan Realitas Kehidupan: Sering kali, manifestation mengabaikan faktor eksternal yang berada di luar kendali individu. Tidak semua keinginan bisa diwujudkan hanya dengan afirmasi dan visualisasi; ada banyak variabel kehidupan yang mempengaruhi hasil.

Perspektif Psikologi

Manifestation Journal Adalah

Dari sudut pandang psikologi, manifestation journaling memiliki aspek positif karena mendorong seseorang untuk fokus pada tujuan yang jelas dan meningkatkan mindset positif. Menulis tentang keinginan dan tujuan membantu seseorang mengorganisasi pikiran, memahami keinginan terdalam, dan menciptakan rencana tindakan. 

Namun, psikologi juga memperingatkan risiko toxic positivity, yaitu ketika seseorang terlalu memaksakan pikiran positif tanpa memperhatikan realitas atau mengatasi tantangan yang ada. Dalam konteks ini, manifestation journaling bisa membuat seseorang terjebak dalam ilusi, tanpa mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan.

Perspektif Filsafat

Dari perspektif filsafat, manifestation journaling bisa dilihat melalui lensa eksistensialisme. Eksistensialis percaya bahwa manusia memiliki kebebasan untuk merancang hidup mereka sendiri, dan tulisan bisa menjadi alat untuk menciptakan makna. Dalam hal ini, manifestation journaling membantu seseorang menyusun visi hidup yang lebih bermakna dan bertujuan.

Namun, filsuf stoik berpendapat bahwa fokus yang berlebihan pada keinginan atau tujuan yang belum terwujud bisa merusak ketenangan jiwa. Stoikisme mengajarkan bahwa kita harus menerima kenyataan saat ini dan tidak terlalu terobsesi dengan hasil yang belum terjadi. Bagi para stoik, manifestasi yang berlebihan dapat menyebabkan kekecewaan jika hasilnya tidak sesuai harapan.

Perspektif Agama Islam

Dalam Islam, segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendak Allah. Oleh karena itu, konsep manifestation journaling yang terlalu mengandalkan kekuatan pikiran bisa bertentangan dengan konsep tawakal (berserah diri kepada Allah setelah berusaha). 

Islam mengajarkan bahwa usaha dan doa adalah kunci untuk mencapai tujuan, namun hasil akhirnya selalu berada di tangan Allah. Firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Hasyr (59:18) menegaskan pentingnya introspeksi dan perencanaan masa depan, tetapi juga mengingatkan bahwa kita harus selalu mengingat Allah dalam setiap langkah.

Selain itu, hadist Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar kita tidak terlalu sibuk dengan angan-angan duniawi, karena hal itu dapat menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. “Barangsiapa yang terlalu sibuk dengan dunia, maka Allah akan jadikan kefakiran di depan matanya, dan akan sibuk dengan angan-angannya.” Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha di dunia dan keyakinan akan takdir Allah.

Manifestation journaling bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk menyalurkan keinginan dan fokus pada tujuan, tetapi perlu keseimbangan agar tidak terjebak dalam angan-angan atau mengabaikan realitas. Dalam Islam, penting untuk diingat bahwa semua hasil ada di tangan Allah, dan usaha manusia harus selalu disertai dengan kesadaran bahwa hanya Allah yang berkuasa atas segalanya.

Post a Comment

0 Comments