[ewafebri.com] | Apa Itu Future Self Journaling?
Future Self Journaling adalah praktik menulis yang bertujuan untuk memvisualisasikan diri kita di masa depan. Dengan menulis tentang impian, tujuan, dan langkah yang akan diambil untuk mencapainya, kita dapat lebih fokus dalam mencapai hal-hal yang diinginkan. Namun, dari sudut pandang agama, terutama Islam, apakah konsep ini sejalan dengan ajaran? Dalam artikel ini, kita akan membahas Future Self Journaling dari perspektif psikologi, filsafat, serta Islam.
Apa Itu Future Self Journaling?
Future Self Journaling pertama kali dipopulerkan oleh Dr. Nicole LePera, seorang psikolog klinis yang juga dikenal sebagai "The Holistic Psychologist." Konsep ini lahir dari pendekatannya dalam memberdayakan individu untuk menciptakan perubahan positif dalam hidup melalui introspeksi dan perencanaan.
Tujuannya adalah membantu orang-orang memahami pola pikir dan perilaku mereka, serta memetakan jalan menuju versi diri yang lebih baik di masa depan. Dengan menulis tentang diri ideal di masa mendatang, praktisi dapat memvisualisasikan langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.
Sudut Pandang Psikologi
Dalam psikologi, uture Self Journaling membantu individu memvisualisasikan masa depan dan menetapkan langkah yang realistis. Dengan menulis, kita bisa menjernihkan pikiran, merencanakan langkah-langkah konkrit, dan mengidentifikasi tujuan.
Hal ini meningkatkan kesejahteraan mental, serta membantu membentuk kebiasaan yang positif. Meski demikian, psikologi juga mengingatkan akan risiko kecemasan jika terlalu terfokus pada apa yang belum tercapai. Oleh karena itu, keseimbangan antara merencanakan masa depan dan tetap hidup di masa kini sangat penting
Sudut Pandang Filsafat
Secara filosofis, Future Self Journaling bisa diartikan sebagai usaha memahami keberadaan manusia di dalam waktu. Konsep eksistensialisme menekankan pentingnya manusia merancang masa depan berdasarkan keputusan yang dibuat sekarang.
Namun, filsafat Stoik memperingatkan bahwa terlalu fokus pada masa depan dapat merusak ketenangan jiwa. Stoik mengajarkan pentingnya menerima apa yang terjadi saat ini, sambil tetap siap menghadapi masa depan dengan tenang tanpa kecemasan.
Sudut Pandang Islam
Dalam Islam, perencanaan masa depan adalah hal yang dianjurkan, tetapi dengan tetap menyertakan tawakal—berserah diri kepada Allah setelah berikhtiar. Al-Qur'an dalam Surah Al-Hasyr (59:18) menekankan pentingnya perencanaan hidup dengan memperhatikan hari esok, termasuk mempersiapkan diri untuk akhirat. Ayat tersebut menyebutkan agar setiap manusia bertakwa dan memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk masa depan.
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." ~ QS. Al-Ḥasyr [59]:18"Janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." ~ QS. Al-Ḥasyr [59]:19
Namun, Islam juga mengingatkan agar tidak terjebak dalam angan-angan yang berlebihan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang terlalu sibuk dengan dunia, maka Allah akan jadikan kefakiran di depan matanya, dan akan sibuk dengan angan-angannya." Hadis ini memperingatkan agar kita tidak terlalu terobsesi dengan masa depan sehingga melupakan kehidupan saat ini.
Batasan Agar Tidak Terjebak dalam Kecemasan
Agar konsep ini tidak menimbulkan kecemasan, penting untuk fokus pada usaha dan bukan hasil, serta menghindari overthinking. Buat rencana yang realistis dan fleksibel, dan tetap tawakal dengan menyerahkan hasil kepada Allah. Doa dan usaha akan membantu menjaga ketenangan batin tanpa harus terlalu terobsesi dengan hasil yang belum tercapai.
Future Self Journaling adalah alat yang bermanfaat jika dilakukan dengan keseimbangan. Dalam Islam, perencanaan masa depan diperbolehkan selama disertai dengan usaha yang baik dan tawakal. Jangan sampai angan-angan masa depan menjadi sumber kecemasan, tetapi jadikanlah sebagai sarana untuk refleksi diri, memotivasi perubahan positif, dan meraih kebahagiaan yang lebih bermakna.
0 Comments
Hi Gaes.. Jika kalian tak menemukan kolom komentar, mohon untuk mencari artikel yang ingin dikomentari melalui Home , atau pilih label, kemudian klik " Link Komentar " , yang berwarna salmon (peach pastel). Akan muncul kolom komentar baru. Mohon maaf ketidaknyamanannya.. 🙏