Hayooo.. Siapa yang gak suka ice cream ? Kalo jaman saya di Genteng dulu, saya menyebut ice cream itu dengan nama " es grim " 😂. Kedengerannya emang gitu kayaknya ya. Menginjak SMP dan mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris, saya baru tahu kalo ternyata tulisannya Ice Cream. Hahahaha.. Ada kisah yang sangat membekas tentang ice cream. Hihi.. Kisah yang akan selalu saya ingat.
[ Table of content] :
[ Disclaimer : pengalaman setiap pasien sudah pasti berbeda-beda, juga efek yang ditimbulkannya. Jadi cerita ini murni pengalaman sendiri, bukan berdasarkan ilmu kesehatan]
I SCREAM FOR ICE CREAM
Jaman saya masih kecil, Ice Cream itu sesuatu yang sangat berharga. Makanan yang luar biasa. Maklum saat itu, belum banyak tempat yang saya temui menjual ice cream seperti sekarang. Kami harus pergi ke kota kecamatan hanya untuk mendapatkan ice cream. Belum lagi harganya yang kurang bersahabat saat itu.
Menginjak masuk ke Sekolah Dasar, ice cream menjadi reward jika nilai test saya bagus. Wah, seneng banget donk ya.. ! Berasa dapet hadiah tas milyaran (halaah..). Hingga suatu hari, saya tak lagi leluasa makan ice cream.
Menginjak masuk ke Sekolah Dasar, ice cream menjadi reward jika nilai test saya bagus. Wah, seneng banget donk ya.. ! Berasa dapet hadiah tas milyaran (halaah..). Hingga suatu hari, saya tak lagi leluasa makan ice cream.
GEJALA AMANDEL
Amandel adalah penyakit yang membuat saya tak lagi bisa leluasa menikmati ice cream. Setiap kali saya makan ice cream, radang amandel selalu mengikuti.
Sedih, sebel dan jengkel karena saya tak bisa lagi mendapatkan reward kesukaan saya. Maklum, saat itu ibu hanya mampu membelikan ice cream sebagai hadiah karena berprestasi.
Menurut doktersehat.com Amandel terjadi karena bakteri dan virus Epstein-Barr . Virus lainnya penyebab radang amandel adalah rubeola, influenza adenovirus, enterovirus, rhinovirus dan parainfluenza.
Sementara gejala-gejala yang saya alami seperti ini :
- Badan meriang atau panas dingin
- Sulit menelan atau terasa sakit
- Tenggorokan panas dan kering
- Kepala pusing
- Malas bicara karena sakit
- Terlihat semacam luka di sekitar area amandel l
Selepas tak bisa menikmati ice cream, saya tak mendapatkan reward yang lainnya. Kadang demi bisa makan ice cream saya harus siap menerima rasa sakit setelahnya.
Kondisi ini saya rasakan sampai saya mengenyam pendidikan di Universitas gaes. Makin dewasa, radang amandel ini makin gak sante. Dalam kurun waktu satu tahun hampir 2 - 3 kali kambuh. Hingga dokter akhirnya menganjurkan untuk operasi.
CIRI - CIRI AMANDEL AKUT
Selain seringnya radang yang saya alami, beberapa kondisi di bawah ini bisa kita gunakan untuk mempertimbangkan perlu tidaknya operasi :
- Setiap pagi hari saya mengeluarkan butiran warna putih yang saya curigai dari selaput di sekitar area amandel yang mengkristal. Semenjak amandel saya diangkat, butiran putih itu sudah tidak pernah ada lagi.
- Dalam pertengahan berbicara, mendadak saya seperti orang cadel. Entah kenapa, mungkin lidah saya kelu (((keluuuu))). Hihi.. saya ujug-ujug bahasanya mleyot.
- Saya sudah mulai gak bisa fokus. Sering lemot dan mudah banget sakit.
- Sering sesak nafas.
- Pada area amandel seringkali ada bercak merah dan semacam selaput putih. (Barangkali itu bakterinya).
- Setiap makan perpaduan pedas, panas dan keras (semacam krupuk), besoknya bisa dipastikan radang.
- Bahkan saat flu pun, amandel juga ikut meradang. Ini yang kemudian membuat saya lama-lama meradang. Grrrrr.... !
Masuk semester 3 , saya memutuskan untuk mengikuti anjuran dokter. Melakukan operasi pengangkatan amandel. Pertimbangannya saat itu karena intensitas radang mulai sering terjadi, dalam kurun waktu 6 bulan bisa 2 hingga 3 kali.
Kuatir di perantauan mengalami sakit dadakan, akhirnya saya setuju melakukan operasi pengangkatan amandel.
PROSES OPERASI AMANDEL
Prosesnya sangat cepat, karena waktu itu saya melakukannya di Klinik THT daerah Banyuwangi. Sayangnya saya lupa nama dokter yang mengoperasi saya.
Seingat saya, saya melakukan operasi jam 2 sore hari dan bisa langsung pulang ke rumah jam 6.30 malam. Tak perlu rawat inap, dan semuanya serba cepat.
Kalo digambarkan kira-kira prosesnya seperti ini :
- Saya datang jam 7 pagi untuk melakukan check up sebelum siap di operasi. Kalo tidak salah ingat, saat itu saya harus berpuasa beberapa jam sebelum di operasi (saya lupa berapa jam tepatnya).
- Seorang keluarga pasien lainnya memberikan informasi kepada kami untuk menyiapkan tisu yang banyak. Karena setelah operasi biasanya pasien akan meludah terus menerus.
- Beberapa menit sebelum operasi dokter memberikan 2 kali suntikan, sayangnya saya lupa fungsinya untuk apa. Ini untuk pertama kalianya saya disuntik gak prostes. Biasanya saya takut banget jarum suntik. Khusus hari itu saya pasrah. Hihihi..
- Jam 14.00 saya diminta masuk ruang operasi. Suasana ruang operasi sangat nyaman. Ada suara musik menenangkan, barangkali supaya pasien gak terlalu takut. Apalagi pas ngeliat peralatan perang dokternya. Hahha..
- Ada 3 orang dokter yang waktu itu melakukan operasi. Seingat saya, saat itu saya dililit semacam tali tambang, tapi gak terlalu kuat, mungkin jaga-jaga kalo saya memberontak. Hahhaa..
- Setelah itu saya diberi bius total melalui hidung. Mirip adegan penculikan di sinetron. Hihihi.. Dokter meminta saya menghirupnya pelan-pelan. Setelahnya ? Saya gak tahu apa yang terjadi hahaha..
- Sekitar jam 5 sore saya sudah mulai sadar dari pengaruh biusnya. Seingat saya, saya sudah berada di ruang perawatan. Begitu terbangun, leher saya mulai terasa sangat kaku dan tenggorokan mulai panas. Mungkin karena perangaruh obat biusnya sudah hilang.
- Untuk menghentikan pendarahan akibat operasi, dokter melilit leher saya dengan es batu berbentuk menyerupai kalung.
- Karena efek bau obat bius yang menyengat lewat hidung, membuat saya mual dan berakhir jackpot. Prosesnya memang harus terjadi, saya rasa. Karena cairan jackpot adalah darah segar hasil operasi yang mungkin masuk ke perut. Jadi harus di keluarkan ya gaes. Dan itulah gunanya persiapan tisu itu.
- Karena terasa sakit, saya sempet menangis dan meronta, kata dokternya " anak pinter jangan nangis ! Kalo gak nanti benang jahitan operasi putus loh, mau dijahit lagi ? ". Meski menahan sakit luar biasa, saya pun berhenti nangis. 😂😂😂 Ogah di jahit lagi lah.
- Nah.. ini.. moment ini yang saya suka ! Hihi... Dokter menyiapkan es sirup segar untuk diberikan kepada pasien setelah operasi. Tujuanya untuk menghentikan proses pendarahan akibat operasi tadi. Owh iya, biasanya pasien boleh minum jika sudah mengeluarkan gas (saya gak tahu hubungannya apa, tapi sempet ditanya " sudah k****t belum ? Kalo sudah, baru boleh minum ! ")
- Tepat jam 6.30 malam, saya sudah boleh pulang ke rumah, dan harus melakukan cek up 3 hari kemudian. Sebelum pulang, seperti proses berobat pada umumnya, saya diberikan obat-obatan untuk pemulihan hingga hari check up kembali.
- Owh iya.. sebelum pulang, dokter memberikan paket kecil dalam botol yang berbentuk seperti bakso. Ada 2 buah. Hahhaha.. dan itulah amandel saya. Udah gede banget gaes. Pantesan sakit mulu. Dua-duanya diambil. Jadinya saya gak punya amandel lagi.
Bahagia banget donk pas udah pulang, karena dalam perjalanan pulang, saya boleh makan ice cream sepuasnya. Hahhaha.. owh iya, bahkan dalam daftar menu makanan yang boleh dimakan, hampir setiap hari ada menu ice creamnya.. kyaaaa.. hahaha... Fix, motivasi saya operasi karena ini.
MAKANAN YANG DIKONSUMSI SETELAH OPERASI AMANDEL
Dalam kurun waktu satu minggu ke depan saya hanya boleh mengkonsumsi makanan yang sudah dituliskan dalam menunya.
Menu tersebut diantaranya :
- Day 1 : Ice Cream ! My favorite
- Day 2 : Telur Setengah matang yang makannya harus pake sedotan, karena mulut saya masih kaku belum bisa digerakin lebar-lebar. Sakit Gaes.
- Day 3 : Roti Tawar di rendam dengan susu
- Day 4 : Bubur hingga 3 bulan berikutnya (gara-gara ini saya gak suka bubur).
Saya lupa hari ke 3 atau ke 6 ya ? Tapi saya harus kembali untuk membukan benang jahitannya. Awalnya panik juga tapi ternyata prosesnya gak seseram seperti bayangan saya.
EFEK SETELAH OPERASI AMANDEL
Sehabis operasi amandel, tentu ada efeknya loh gaes. Dan efek ini mungkin bagi setiap individu yang mengalami berbeda-beda.
Dan seperti inilah efek yang saya rasakan pasca operasi :
- Mulut dan rahang terasa kaku, mungkin karena alat yang digunakan dalam proses operasi itu. ( mulutnya disangga supaya tetap terbuka selama operasi).
- Butuh minimal 3 bulan bagi saya untuk bisa mengkonsumsi makanan yang normal atau keras. Sebelumnya harus bubur gaes. Hadeeh.. kalo gak sakit buat nelen soalnya. Haha..
- Pada saat saya menarik nafas, rasanya seperti gelagapan. Entah hanya perasaan saya atau bukan, tapi saya merasa terlalu banyak udara yang terhirup. Saya butuh 6 bulan untuk beradaptasi dengan perubahan ini.
- Ketika saya makan, makanan yang menyerupai butiran (seperti nasi atau makan kacang-kacangan) selalu masuk ke area hidung. Efek ini hingga sekarang tetep terjadi. Karena itu untuk mencegah nasi nyasar ke hidung, saya selalu mengkonsumsi makanan berkuah.
Keuntungan terhaqiqi lainnya, setelah proses pengangkatan amandel ini adalah, saya bisa makan ice cream sepuasnya. Yeaaay... ! Asyiik ! Begitulah usaha saya yang luar biasa dalam memperjuangkan demi bisa menikmati ice cream dari kecil. Ya walaupun sekarang kalo makan nasi masing sering nyasar di rongga hidung, tapi saya bersyukur bisa menikmati es coffee dan ice cream. Wuhuu..